BEBERAPA SAAT sebelumnya...
Ran baru saja keluar dari apartemennya. Ia berencana berangkat ke sekolah menggunakan sepeda biru yang semenjak berada di dunia novel menjadi kendaraan favoritnya.
Seharusnya, Nathan mengantarnya ke sekolah setiap hari seperti kesepakatan 3 hari yang lalu. Tapi nyatanya, di hari pertama, lelaki itu mengingkarinya. Membuat Ran berangkat dengan sepeda biru miliknya semenjak dua hari yang lalu.
Rachel belum mengetahui fakta tersebut. Karena, entah siapa yang memulai, Nathan dan Ran memilih berpura-pura seolah-olah mereka berangkat dan pulang sekolah bersama.
Tapi, hari ini. Saat Ran bersiap mengayuh sepedanya, mobil putih milik Nathan sudah tampak berhenti di depan gedung apartemen.
Ran yang melihat itu segera menghampirinya. Meninggalkan sepeda biru itu di dekat pagar.
Ran menunduk. Mengetuk jendela depan mobil. Nathan yang menyadari kehadiran Ran memberi kode pada gadis itu agar masuk.
Ran mengernyit. "Kesambet apa nih cowok?" desisnya.
Setelah Ran masuk kedalam mobil, ia tanpa basa basi langsung bertanya, "Ngapain lo disini?"
Nathan mengangkat salah satu alisnya. "Nganter lo, lah!" jawabnya dengan nada kesal.
"Perasaan lo nggak mau nganter gue," sahut Ran. "Dua hari ini kan, lo juga nggak nganter gue. Kenapa lo tiba-tiba nganter? Lo kesambet?" tanya gadis itu seolah khawatir.
Nathan mendengus. "Gue tahu," katanya. "Anggep aja itu hukuman lo karena lo udah bikin gue emosi. Gue tetep bakal nganterin lo karena Rachel yang nyuruh. Gue nggak mau buat dia kecewa."
Ran melongo tak percaya. Jadi hanya karena pertanyaan sepele itu yang membuat Nathan marah? Gadis itu menggeleng-nggelengkan kepalanya heran.
Tidak mau terlambat, Nathan segera menjalankan benda putih miliknya.
Di sepanjang perjalanan, Ran hanya diam. Malas berurusan dengan Nathan. Atau jika gadis itu mencari gara-gara, otomatis Ran akan jalan kaki seperti dulu. Walau pada akhirnya Ken mengantarnya, tapi tidak mungkin, 'kan? Pemuda berambut jigrak itu akan berpapasan dengannya lagi?
Tiba-tiba, Ran teringat sesuatu. Bukankah dulu Rachel menyetujui ajakan Arga soal mengantar gadis itu berangkat sekolah? Tapi, kenapa yang akhir-akhir ini ia lihat adalah orang lain yang mengantar Rachel? Bahkan Arga nampak menerima hal itu.
Tanpa sadar, Ran mengacak rambutnya yang sudah diikat rapi. "Sial! Ini semua gara-gara gue terlalu fokus sama Nathan!" umpat Ran dengan suara yang bisa di dengar Nathan.
Lelaki di samping Ran berdehem. Gadis itu menoleh. Mulutnya seketika terbuka.
Gue ngomong apa sih!?Ran memerbaiki posisi duduk. Bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. "Anggep aja gue tadi cuman ngelantur," ujar Ran tanpa menoleh.
Nathan juga tidak terlalu memedulikan Ran di sampingnya. Karena ia sudah maklum dengan sifat gadis itu: gila.
"Kapan sih, gue bisa jadi pacar lo?" Ran bergumam. Bersamaan dengan berhentinya benda putih yang ditumpanginya.
Ran sontak terkejut dengan omongannya barusan. Ia lupa kalau ia berbicara macam-macam pada Nathan saat di mobil, kemungkinan besar Ran harus membuat kakinya pegal-pegal karena harus berjalan kaki hingga ke sekolah.
Dan sebelum Nathan mengatakan "turun!", Ran sudah lebih dulu bergerak. "Ah, sorry. Gue paham."-Ran melepas sabuk pengamannya-"gue bakal turun kok," kata Ran.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am In Love Story | ✔
Novela JuvenilMasuk ke dalam novel? Bisakah? *** Ran. Seorang gadis kutu buku yang kesal dengan akhir cerita novel yang baru dibacanya, berkesempatan mengubah akhir cerita itu dengan caranya sendiri. Ia tersedot masuk kedalam novel! Tapi, waktu Ran hanya 30 hari...