Bab 15: Kapan Berhenti?

1.5K 262 27
                                    

"LOH, RAN? Kok lo disini?" Rachel muncul secara tiba-tiba dari arah gerbang rumah Arga. Di sampingnya, tampak Nathan yang juga terlihat heran melihat keberadaan Ran di rumah Arga.

"Dia mau ikut rapat," jawab Arga.

Ran mendongak. Tidak mengerti maksud perkataan Arga barusan. Dia bilang apa? Rapat?

Rachel ganti menatap Ran yang masih berdiri mematung di samping Arga.

Lelaki itu buru-buru menyikut lengan Ran. Memberinya isyarat agar mengangguk.

Ran mengangguk. "Y-Ya gitu deh, gue bosen aja di rumah. Terus Arga bilang klub Kebersihan mau ngadain rapat. Jadi, gue kesini deh," karang Ran. Mulai mengerti arah pembicaraan.

Rachel hanya ber-oh pelan. "Kalo masih nggak enak badan nggak usah dipaksain. Gue nggak mau lo sakit lagi. Kan bisa berabe kalo antologinya nggak ada yang ngarang." Rachel tersenyum jahil.

"Ya udah, yuk masuk." Arga melangkah lebih dulu, diikuti Rachel di belakangnya. Terakhir, Nathan yang sama sekali tidak menganggap keberadaan Ran.

_●°●°●_

Tidak terasa, rapat berakhir lebih cepat karena adanya Ran yang tanggap dalam menanggapi setiap persoalan.

Arga merenggangkan otot jemarinya. Melirik Rachel yang sepertinya sudah mengantuk.

"Mau pulang sekarang? Gue anter," tawar Arga pada Rachel di sampingnya.

Rachel urung menjawab ucapan Arga barusan saat Ran tiba-tiba membuka suara. Ia baru saja kembali dari kamar kecil.

"Chel, besok gue mau masuk sekolah. Boleh, kan?"

"Naik apa?" tanya Rachel penuh selidik.

"Sepeda?"

Rachel menggeleng tegas. "Nggak, lo nggak boleh naik sepeda buat sementara waktu ini. Jauh, Ran! Lo nanti kecapek-an," tolak Rachel.

Kedua alis Ran terangkat. "Yaa, gue naik taksi dong," ujar Ran santai.

"Taksi mahal." Rachel memutar tubuhnya menghadap Arga. "Ga, rumah lo paling deket sama tempatnya Ran, kan? Lo bisa anter dia kalo ke sekolah?"

Arga mengangguk."Gue sih, nggak masalah."

Jawaban itu membuat mata Ran melebar. Ia kesal karena Arga mau-mau saja di suruh melakukan hal itu. Apa lelaki itu tidak takut kalau-kalau Rachel cemburu?! Yeah, walau Rachel sendiri yang menyuruhnya. Tetap saja itu tidak mungkin di -iya-kan Ran.

"Nggak!" seru Ran. Semua tatapan kini sempurna terarah padanya.

Rachel mengernyit. "Loh? Kenapa?"

"G-Gue maunya di anter Nathan," jawab Ran sembarang. Ia melirik Nathan yang duduk tepat di samping Rachel. Lelaki itu terkejut bukan main. Rona kemarahan muncul di wajahnya.

Mungkin ia marah karena Ran tiba-tiba mengusulkan dirinya.

"Nathan? Rumah dia kan jauh banget dari tempat lo, Ran," tukas Rachel.

"Ya gue maunya sama Nathan aja, karena gue suka sama dia. Simpel kan?" Ran mengangkat bahu santai.

Rachel terdiam sejenak. Berusaha mencerna maksud kalimat Ran barusan.

I Am In Love Story | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang