NATHAN baru saja ingin memarkirkan mobilnya saat di depan tampak Rachel dan Arga berdiri menunggu di samping mobil Arga. Terlihat sekali mereka memakai baju yang sama. Kaus abu-abu dan celana panjang. Nathan menghentikan mobilnya. Mendelik marah ke arah Ran yang duduk di sampingnya.
Gadis berkacamata itu tampak tidak peduli ataupun merasa bersalah.
"Ini semua ide lo?" tanya lelaki itu. Masih belum berniat turun.
Ran mengangkat bahu. "Bukan salah gue. Gue mau ngasih tahu lo di mana Rachel, dia ada di sini. Dan soal baju, itu cuma saran. Lo sendiri yang mau ngikutin saran gue." Ran nyengir tanpa dosa.
Nathan mendengkus kesal. Catatan untuknya, jangan pernah mau menuruti saran cewek gila.
Mereka berdua segera turun. Dari kejauhan, Rachel dan Arga melambai. Tapi, dua orang itu seketika saling tatap saat mendapati Ran baru turun. Sontak mereka berlari menghampiri Ran dengan wajah cemas.
Ran mengernyit, begitu juga Nathan di sampingnya. Heran kenapa dua orang berkaus kelabu itu berlari ke arah mereka.
"Ran! Lo kenapa?!" seru mereka berdua hampir bersamaan.
"Kenapa?" Ran balik bertanya.
"Lo sakit?" Rachel menyentuh dahi Ran dengan punggung tangannya.
"Hah? Enggak kok," tukas gadis itu cepat.
"Beneran, muka lo pucet gitu...." Arga ikut mengecek dahi Ran.
"Masa sih?" Ia menoleh ke arah Nathan di sampingnya. "Gue se- pucet itu ya?"
Wajar Ran menanyakan hal itu pada Nathan. Karena Nathanlah yang pertama kali melihatnya pagi ini.
Yang ditanya tidak menjawab.
"Lo gimana sih, Nat. Udah tahu Ran sakit kok diajak sih, " gerutu Rachel. Ia menggandeng Ran agar duduk.
"Mana gue tahu, gue kira dia pake bedak," jawabnya acuh tak acuh.
Rachel memutar mata malas. "Lo tahu sendiri kalo Ran itu nggak pernah pake make up," balasnya sengit.
"Udah, kenapa malah berantem sih. Gue nggak papa kok. Cuma masuk angin. Buruan gih, acaranya mau mulai," ucap Ran menengahi. Ia beranjak berdiri. Heran kenapa teman-temannya begitu memermasalahkan kondisi tubuhnya yang mungkin hanya masuk angin itu.
"Acara?" Nathan mengernyit.
Ran menepuk dahi. Lupa kalau Nathan belum diberi tahu soal event hari ini. Ia segera menarik Nathan sedikit menjauh. Menjelaskannya dengan cepat lalu kembali dengan wajah lega.
"Udah siap?" Rachel menatap Ran dan Nathan penuh selidik.
"Udah, yuk!"
_•°•°•_
Acara berlangsung menyenangkan. Mereka ber- empat menjadi lebih paham soal pentingnya menjaga kebersihan dan pentingnya gerakan zero waste.
Usai acara, mereka membeli beberapa peralatan kebersihan. Menyimpannya kedalam bagasi mobil. Beristirahat sebentar di salah satu bangku panjang yang ada di sekitar tempat parkir.
Duduk berjejer sambil menikmati minuman masing-masing.
"Wah, ada yang lagi nge-date nih." Suara itu membuat ke empat anggota klub kebersihan itu menoleh.
Ran langsung mengenali siapa perempuan itu. Dari ciri-cirinya, rambut pendek sedikit ikal dengan paras cantik. Grace, mantan Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am In Love Story | ✔
JugendliteraturMasuk ke dalam novel? Bisakah? *** Ran. Seorang gadis kutu buku yang kesal dengan akhir cerita novel yang baru dibacanya, berkesempatan mengubah akhir cerita itu dengan caranya sendiri. Ia tersedot masuk kedalam novel! Tapi, waktu Ran hanya 30 hari...