Bab 18: One Week

1.4K 232 12
                                    

"SATU MINGGU. Gue bakal buktiin ke elo, kalau Rachel udah nggak ada perasaan sama lo," kata Ran dengan senyum miringnya.

Nathan balas tersenyum miring. Merasa tertantang dengan ucapan Ran barusan. "Bukti? Yang ada lo maksa Rachel buat ngelupain gue. Menurut lo, Rachel bakal jujur nggak, sama perasaannya sendiri?"

Ran mengernyit. "Lo ngomong apa sih? Kok ruwet gitu gue dengernya."

Hening.

Bahkan Nathan sendiri juga tidak tahu apa yang barusan ia katakan.

Suasana canggung tiba-tiba menyelimuti mereka.

"Udahlah," kata Ran. "Gue mau, lo jadi pacar gue. Cuma seminggu. Dan nanti, lo bakal lihat. Rachel cemburu apa nggak."

Nathan seketika membulatkan matanya. "Lo gila?! Gue jadi pacar lo? Mimpi!"

Ran mengembuskan napas lelah. Ia sudah tak kuat lagi menghadapi lelaki batu di depannya.

"Ya, gue emang gila. Asal lo tahu, cuma itu cara gue biar bisa nyelesaiin urusan gue di sini." Ran menyandarkan punggung pada dinding di belakangnya. Tangannya dilipat di dada.

Pemuda jangkung itu mengernyit. Baru kali ini ia mendapati Ran terlihat seperti orang yang hampir putus asa. "Apapun alasan lo, gue nggak peduli. Gue bakal tetep setia sama Rachel. Dan gue yakin, Rachel akan bales perasaan gue," ucap Nathan dengan yakinnya. Ia tidak mau terpengaruh dengan ucapan Ran soal taruhan.

"Lo nggak bakal tahu gimana perasaan Rachel yang sebenarnya, kalo lo nggak mau dengerin omongan gue," sahut Ran. Ia berjalan mendekat. Menghampiri Nathan hingga jarak mereka terkikis.

"Jadi pacar gue seminggu ini. Kalo terbukti Rachel nggak cemburu dan lupain lo, gue bakal keluar dari sekolah ini. Kalo ternyata Rachel masih punya perasaan sama lo, relain dia sama Arga. Jangan berusaha ngancurin hubungan mereka, setuju?" ucap Ran tepat di depan muka Nathan.

Alis tebal Nathan terlihat menyatu. Menurutnya, tawaran Ran akan menguntungkan. Salah satu keinginannya saat ini selain disukai oleh Rachel adalah, membuat Ran menjauh dari hidupnya.

"Oke," kata Nathan. "Gue setuju dan bakal buktiin ke elo, kalo Rachel suka sama gue."

Gadis berambut hitam itu tersenyum miring. "Oke, berarti, mulai hari ini kita pacaran."

_●°●°●_

Festival sekolah sudah berakhir sejak kemarin. Para anggota klub Kebersihan disibukkan dengan acara bersih-bersih usai festival. Lagi-lagi, kepala sekolah memberikan apresiasi pada klub yang hanya beranggotakan empat orang tersebut.

Mereka berhasil membuat sekolah bebas sampah selama festival berlangsung. Wajar seluruh warga sekolah sangat terkagum dengan kerja mereka.

Disaat semua sedang beristirahat, Ran dan ketiga tokoh novel sedang membicarakan sesuatu yang cukup serius di ruangannya.

"Menurut gue, kalian cuma bercanda," ujar Arga sambil menatap Nathan dan Ran bergantian.

"Nggak, kita nggak bercanda. Serius, kita udah jadian." Ran memasang wajah datar.

Rachel dan Arga saling lirik. Pengakuan Ran sepuluh menit lalu membuat mereka tak habis pikir.

Pasalnya, Ran mengaku sudah menjadi pacar Nathan sejak kemarin siang. Dan itu adalah hal yang cukup aneh. Ran selalu memberi tatapan benci pada Nathan. Begitu juga sebaliknya. Dan hari ini, mereka mengaku sudah berpacaran.

Rachel tertegun. Kepalanya tertunduk. Sementara Ran, Arga, dan Nathan menyadari hal itu.

"Chel, lo kenapa? Lo suka sama Nathan ya?" tanya Ran tak tahu malu. Berhasil mengundang perhatian semua orang.

Rachel mengangkat kepalanya. Menampakkan senyum tulus. "Nggak, gue nahan geli aja. Selamat ya, lo berdua," ucap gadis berambut panjang itu.

Keheningan menyelimuti ruangan terbersih di sekolah itu.

Ran melirik Nathan di sampingnya. Terlihat sekali dia menahan rasa kecewa.

"Rachel, kalo lo suka sama Nathan ngomong aja sekarang. Gue bakal putusin dia sekarang kok." Ran menatap Rachel penuh rasa ingin tahu.

Baiklah, Ran mungkin sudah gila. Seharusnya dia tidak mengatakan hal itu. Karena kalau Rachel masih memiliki perasaan pada Nathan, otomatis Ran kalah. Dan ia harus melupakan keinginannya untuk menyatukan Arga dan Rachel.

Di sinilah posisi Ran dipertaruhkan. Akankah dia menang? Atau justru kalah?

Rachel mengernyit. "Maksudnya? Lo mau mutusin Nathan seenaknya? Nggak, lo nggak boleh gitu, Ran. Lo nggak boleh egois." Ia menggeleng.

"Guys, kok kalian serius banget sih, ngomongnya?" Arga yang sedari tadi hanya diam memutuskan bicara.

Ran seketika tersadar. "Oh! Iya juga, ya? Kenapa gue jadi sok serius gini?" Gadis itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Rachel mengembuskan napas panjang. Kemudian terkekeh pelan. "Tau, nih. Gue juga bingung."

"Udah, sekarang kita bahas soal sampah daur ulang. Masalah Ran sama Nathan pacaran bisa di urus nanti," ujar Rachel sambil meraih lembar catatan di depannya.

Ran diam-diam melirik Rachel yang duduk di depannya.

Masih belum cukup.

_●°●°●_

...To Be Continue...
.
(705 kata)
#Ran

I Am In Love Story | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang