Bab 14: Berarti

1.5K 267 8
                                    

ESOKNYA, Ran merasa dirinya sudah baikan. Segera ia menyelesaikan sarapannya. Hari ini, ia tidak berniat ke sekolah. Rachel sudah menyuruhnya agar beristirahat di rumah.

Tapi, Ran memutuskan untuk keluar hari ini. Menemui Arga. Bagaimanapun, gadis itu masih penasaran dengan kelakuan Arga kemarin. Jujur Ran merasa kesal. Waktu nya di dunia novel tidak banyak. Hanya tersisa 17 hari lagi.

Artinya, Ran harus segera melakukan ketiga rencananya sekaligus. Pertama, Rachel harus dekat dengan Arga, dan itu mulai mengalami kemajuan. Kedua, Rachel harus melepaskan Nathan. Ketiga, Arga harus menjadi seorang sosok sempurna untuk Rachel.

Ran khawatir, karena kemarin Arga sudah berbohong. Itu tandanya, Arga bukan sosok sempurna untuk Rachel. Dan perjuangannya akan sia-sia.

Gadis itu menunggu sampai jam pulang sekolah usai di sebuah kafe. Ia memilih mencari beberapa referensi untuk menjalankan rencananya. Hingga tak terasa, jam sekolah sudah selesai. Gadis itu segera menghentikan taksi. Bertolak menuju kediaman Arga.

_●°●°●_

"Ha-Hai, Ga," sapa Ran saat Arga baru saja turun dari motornya. Ia sudah menunggu Arga di salah satu kursi yang ada di teras depan rumah pemuda itu.

"Ran? Ngapain lo kesini?" Arga berjalan mendekat. Meletakkan helm-nya di meja bundar.

"Lo nggak marah sama gue 'kan?" tanya Ran ragu. Ia merasa Arga sudah melupakan kejadian kemarin.

Pemuda itu terdiam sejenak, lalu teringat kejadian kemarin. Air mukanya berubah datar.

Ran memegang tengkuknya. "Itu ... lo marah banget ya? Gara- gara gue-"

"Cukup, Ran. Cukup!" bentak Arga tepat di depan muka Ran. Gadis itu menciut seketika.

"Gue sama sekali nggak marah soal lo gagal bikin gue sama Rachel nge-date. Gue cuma marah saat lo bilang, kalo seolah-olah gue itu cowok yang bakal marah kalo lo gagal gara-gara gue yang udah terlalu mengandalkan lo. Gue nggak serendah itu, Ran!" Arga mendengus kasar. Matanya menatap tajam Ran. "Lo tahu? Gue emang sengaja minta bantuin lo buat deketin Rachel. Dan gue, nglakuin itu cuma biar, lo nggak merasa canggung sama kita bertiga!" serunya dengan marah.

Mata Ran melebar.

Bodoh, sungguh bodoh. Arga benar, dia tak perlu bantuan Ran hanya untuk sekedar mendekati Rachel. Gadis itu menunduk.

Ran tidak marah. Ia malah senang. Itu tandanya, Arga bukanlah makhluk anti sosial seperti Nathan. Buktinya, pemuda itu lebih mencemaskan Ran yang mungkin akan canggung berteman dengan mereka bertiga. Walau Ran mungkin tidak akan merasa sungkan sedikit pun.

Ran mengangkat kepalanya, tersenyum lebar. "Lo bener-bener cowok perfect," ujar Ran seraya menepuk pundak Arga. Membuat lelaki itu membulatkan matanya tak percaya. Ia pikir, Ran akan minta maaf lagi padanya; atau merasa terpuruk mungkin? Begitu menurut bayangannya.

"L-lo nggak marah sama gue?" tanya Arga masih tak percaya.

"Buat apa? Paling enggak, lo nggak marah sama gue. Dan serius, lo perfect!"

Arga tertawa seketika.

_●°●°●_

..To be Continue..
.
(447 kata)
#Ran

I Am In Love Story | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang