Halloo.
________________
Kini Alleira dan Devan tengah berada di kamar, mereka berdua akan membereskan kamar terutama isi lemari Alleira agar baju Devan bisa muat di dalamnya.
"Ini taro mana?" Tanya Devan sambil menunjuk dua koper besar milik Alleira.
Alleira menaruh telunjuknya di dagu layaknya berpikir, "emm dimana ya?"
"Buang aja Al, kalo nggak ada tempatnya." Jawab Devan jengah.
"Enak aja Lo. Itu mau gue buat liburan yaaa." Sewot Alleira.
"Lo mau liburan kemana? Badan Lo tuh ada dua, kalo anak gue kenapa-kenapa Lo yang gue salahin"
"CK, mau ngakuin sebagai anak Lo? Pas Lo tau kalo gue hamil, Lo malahan yang nyuruh gue buat gugurin. Sekarang Lo akuin anak." Alleira menaikkan suaranya. "Lo tuh manusia brengsek yang pernah gue temuin tau nggak, gue mati matian jaga kehormatan gue. Dan dengan semalam lo udah ngambilnya dengan paksa." Lanjutnya terisak.
Devan hanya diam saja, ini memang adalah kesalahannya. Seandainya ia bertanya dulu apa yang ada di dalam wine tersebut, mungkin tidak akan seperti ini.
"Asal Lo tau, bunda nampar gue untuk yang pertama kalinya. Karena siapa? KARENA LO DEVAN!" marah Alleira memukul dada Devan brutal.
Devan memejamkan matanya, tak ada rasa sama sekali dari pukulan Alleira. Kemudian Devan menarik Alleira kedalam pelukannya, saat berada di pelukan Devan Alleira tetap saja memukuli dada Devan. Mungkin selama ini Alleira diam, dan sekarang adalah waktu dimana ia mengatakan segalanya kepada pembuat masalah.
"LEPASIN GUE!" berontak Alleira.
"Gue ga bakalan lepasin lo, sebelum Lo tenang" ucap Devan
Alleira menjadi tenang agar dilepaskan Devan. Devan mengurai pelukannya, kini ia sedang menatap Alleira.
Devan menghela nafasnya, " iya, gue brengsek. Tapi gue udah tanggung jawab. Selesai kan?" Ucap Devan kemudian pergi dari sana.
Sebelum ia sampai di pintu, ia terlebih dahulu berucap membelakangi Alleira.
"Gue bukan laki-laki yang ada di harapan lo. Setelah anak itu lahir, gue bakalan urus semuanya. Lo boleh nikah sama laki-laki pilihan lo." Ucapnya dingin, membuat Alleira yang juga membelakanginya meneteskan air mata kembali.
___________
Devan berada di apartemen Arkan, niatnya ingin mengatakan yang sebenarnya agar dia merasa lega. Tapi keberadaan Vallen membuatnya mengurungkan niat.
"Lo kenapa Van?" Tanya Arkan duduk di sebelah Devan.
"Gak" jawabnya dingin.
"Cerita aja kali kalo ada masalah"
"Ngga ada"
"Ya siapa ta-"
"GUE BILANG GAK ADA" sentak Devan membuat Arkan kicep.
"Ada apa?" Tanya Vallen dari arah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal school is a good Papa
Teen FictionJadilah pembaca yang bijak! Kalo suka sama cerita ini, ngga usah di plagiat ya! Pernah berpikiran untuk di hamili oleh berandalan sekolah? Tanpa harus di pikirkan, kejadian itu dialami oleh Alleira Arshavinna Farras. Andai ia bisa mengulang waktu...