BSGP---16

30.4K 1.8K 113
                                    

Nananananananananananananana

Oh iya, cuma mau ngomong.

HBD CORONA ANJIMM, UDAH SATU TAHUN LO TERNYATA. PENDEK UMUR YA, SEMOGA CEPET ILANG. UDAH CUKUP SELAMA SATU TAUN INI LO MERESAHKAN. GARA-GARA LO, GUE NGGAK BISA NGERASAIN GIMANA RASANYA UPACARA DI SEKOLAH BARU GUE, GABISA FULL KETEMU SAMA TEMEN SEKELAS. TIAP HARI DI RUMAH MULU. CEPET PERGI DEH LO.

Udah itu aja.

HAPPY READING (◕ᴗ◕✿)

"Van, gue mau tanya sama lo?" Ucap Alleira terus terang.

"Apa?"

"Jawab jujur!"

"Iya, apa?"

Alleira bimbang, ia takut jika jawaban yang keluar dari mulut Devan lebih menyakitkan daripada kenyataan. Devan mengerutkan alisnya, apa yang ingin Alleira katakan.

"Al, mau nanya apa?" Kata Devan saat Alleira tak menyautinya.

Alleira memilih mengalihkan pertanyaan lain, "masalah kita," ucapnya lirih.

"Apa?"

"Pasti lo pernah ngebayangin gimana indahnya pernikahan impian lo, kan?" Ucap Alleira serius menatap Devan. Sebenarnya ia tak sanggup, mengapa harus pertanyaan ini yang keluar dari mulutnya.

"Kalo suatu saat nanti gue udah ngelahirin anak ini, lo boleh kok, ninggalin gue buat ngejar cinta Lo." Dalam tunduknya, Alleira tiba-tiba menangis. Entah mengapa semenjak kehamilannya ia sering menangis.

Alleira mengangkat kepalanya, tatapannya bertemu dengan mata Devan yang menatapnya tajam. Devan mengulurkan tangannya, ia mengusap air mata Alleira dengan ibu jarinya.

"Gue nggak suka lo ngomong kayak gitu, sama aja lo mempersempit kesempatan gue buat ketemu sama anak gue," ujarnya diakhiri senyum yang jarang sekali ia tunjukan kepada siapapun.

"Mas, neng. Ini nasi gorengnya. Ini yang gak pedes," ujar bapak penjual nasi goreng menunjuk salah satu piring yang tidak pedas.

"Terimakasih, Pak."

"Siap mas." Kemudian bapak itu pergi ke gerobaknya. Devan menggeser satu piring nasi goreng yang tidak pedas.

"Kok punya gue gak pedes? Kan gue suka banget sama pedes," ucap Alleira tak terima.

"Makan atau pulang?" Ancam Devan membuat Alleira segera memakan nasi gorengnya.

***

Pukul 17.45, Alleira terbangun dari tidurnya karena deringan ponselnya. Matanya mengerjap melihat nama yang tertera di ponselnya.

KaAllard is calling....

Matanya terbuka sempurna, ia ragu untuk menjawab telfon kakaknya. "Oh ya Allah, gue harus ngapain?"

Akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat telfon itu. Ia menyibakkan selimut lalu pergi ke balkon kamar.

"Halo, kenapa?" Ucapnya sedikit gemetar. Ia menoleh ke arah ranjang, dimana ada Devan yang masih memejamkan mata.

Berandal school is a good PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang