Hallo. Apa kabar?
Aku tunggu vomment nya ya:)
HAPPY READING。◕‿◕。
Malam hadir menambah kesan indah untuk galaksi Bima sakti. Mungkin keindahan itu hanya di rasakan semesta, bukan Devan dan Alleira.
Malam ini, mereka berdua berada di meja makan, tentunya dengan bunda. Sejak dari sekolah tadi, Alleira dan Devan tidak bertegur sapa.
"Al, ini susunya, di minum ya." Ujar bunda meletakkan segelas susu ibu hamil untuk Alleira di meja, "Bunda udah selesai, nanti tolong cuci piringnya. Bunda mau istirahat, duluan" lanjut bunda lalu melangkah pergi.
Tak berselang lama, Devan berdiri dari duduknya membawa piringnya ke wastafel. Alleira masih menegak susunya.
Alleira menghampiri Devan di wastafel, "udah taro aja, biar gue yang cuci"
"Gue bantuin" jawab Devan mengambil spon untuk mencuci piring.
"Yaudah, Lo yang nyabun, gue yang bilas,"
"HM"
Kegiatan mencuci piring telah usai, kini Devan dan Alleira berada di kamar mereka. Alleira duduk di meja belajarnya untuk mengerjakan PR nya.
Sedangkan Devan, ia duduk bersandar di ranjang bermain ponsel. "Lo ngerjain apa?" Tanya Devan tiba-tiba menatap Alleira.
Alleira letakkan pulpennya, pandangannya tertuju pada Devan yang menatapnya, "kenapa?"
"Tanya aja sih" jawab Devan kemudian balik memainkan hpnya.
Setelah PR nya selesai, Alleira duduk di tepi ranjang menghadap Devan. "Muka Lo kenapa?"
"Lebam" jawab Devan, tapi tetap memandang hpnya.
"Iya, tau. Lebamnya kenapa?"
"Berantem semalem, trs tadi pas di sekolah juga" kini Devan menatap Alleira. Ia memajukan tubuhnya untuk dekat dengan Alleira. Mereka saling pandang.
Devan memegang perut Alleira yang masih rata. "Gue nggak suka kehadiran dia, tapi gue nggak membencinya"
"Gue benci dia, karena dia, gue harus kehilangan masa depan gue." Kini Alleira yang berucap.
"Bukan lo doang, gue juga kehilangan masa depan gue. Karena dia, setelah lulus SMA gue harus bantu papa di kantor"
Alleira menunduk, air matanya keluar. "Dan karena dia, gue dapet tamparan dari bunda untuk yang pertama kalinya. Karena dia, gue harus lo tampar juga dua kali. Dan, apa mungkin suatu saat nanti kalo kakak tau, gue bakalan dapet tamparan juga. Iya Van, iya?"
Devan kini memegang wajah Alleira dengan kedua tangannya, "ssssttt, gue bakalan lindungi lo. Gue yang bakal ngomong sama kak Allard. Oke?"
Alleira mengangguk, air matanya terus keluar. Devan menarik Alleira ke dalam pelukannya. Dua kali Alleira mendapatkan pelukan dari Devan. Tapi mengapa sekarang rasanya berbeda.
*****
Mentari mengusik tidurnya, ia merasakan ada yang memeluk perutnya. Saat dilihatnya, ternyata Alleira masih tidur pulas di pelukannya. Ya, dia adalah Devan. Mengingat bagaimana semalam ia dan Alleira mengeluarkan semua uneknya, dan berakhir mereka tidur dengan posisi berpelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal school is a good Papa
Novela JuvenilJadilah pembaca yang bijak! Kalo suka sama cerita ini, ngga usah di plagiat ya! Pernah berpikiran untuk di hamili oleh berandalan sekolah? Tanpa harus di pikirkan, kejadian itu dialami oleh Alleira Arshavinna Farras. Andai ia bisa mengulang waktu...