BSGP 27

22K 1.6K 821
                                    

Hlo;)

Siap baca part ini? Berarti siap beri vote juga dong.
Kalian kalo gak di ingetin gak bakalan vote soalnya:(
Tapi gapapa, aku tetep sayang kalian hehe.

Happy birthday juga buat yang ultah:)

Happy Reading。◕‿◕。

Kemarin adalah sebuah pengalaman, hari ini adalah kenyataan, dan esok adalah angan-angan. Jadikanlah kemarin sebuah pelajaran, maka hari ini dan esok akan menjadi lebih baik.

Itu pikiran Devan. Menyesal? Tentu saja. Ia ber ikrar akan menjaga Alleira sebaik mungkin. Alah masa masss.

"Van!" Seru Arkan saat berhasil menemukan Devan setelah mengelilingi satu sekolah. "Gue muterin satu sekolah, ternyata lo malah nyedot vape disini. Anak ngen..."

Sebelum kata itu di lanjutkan oleh Arkan, Devan lebih dulu menyumpal mulut Arkan dengan Vape nya. "Kalo gak penting ga usah nyari gue."

Arkan melepas Vape itu dari mulutnya, "penting lah, si Azel berulah lagi tuh!" Ujarnya.

Devan mengerutkan keningnya, berulah? Ngapain lagi tuh si ajel. Dari jaman SMP sampe sekarang, masih doyan bikin Devan emosi.

Arkan mendekat kepada Devan, "lagi berduaan sama bini lo di UKS."

Devan mengepalkan tangannya kuat. Dadanya bergemuruh, wajahnya memerah menahan amarah. Bila ada Azel di depannya, sudah di pastikan Azel berakhir di rumah sakit.

"Gue curiga, jangan-jangan anak yang di kandung Alleira itu anaknya Azel. Iya kan bisa jadi dia pernah ngelakuin hal itu sama Azel, terus ke ulang lagi sama lo," ujar Arkan. Jujur saja ia sedikit ragu dengan Alleira, karena dekat dengan Devan saja Alleira tak pernah. Lah ini, sampe hamil.

"Gak mungkin!" Bantah Devan tegas. Ia beranjak dari tempatnya dan menuju UKS dengan tergesa-gesa.

Setibanya di UKS ia membuka pintu dengan kasar. Matanya memanas melihat kebenaran yang di katakan oleh sahabatnya, Arkan.

Alleira duduk di brankar UKS dengan Azel di hadapannya. Namun bukan itu, mereka berdua akan melakukan sesuatu. Tidak tidak, Devan salah paham, mereka tidak akan berciuman.

Saat di makan di kantin tadi, Alleira bertengkar dengan Yura. Ia terjatuh lantaran di dorong kuat oleh Yura, pelipisnya mengenai paku yang menancap di meja. Azel yang berada di sana panik, dan membawa Alleira ke UKS.

"Devan," Alleira terkejut dan segera mendorong bahu Azel menjauh.

Devan memang sedang di kuasai oleh amarah, tetapi ia menahan untuk tidak melampiaskannya sekarang, apalagi ada Alleira.

Ia mendekati Alleira, namun bukan itu. Ia akan mengambil minyak kayu putih yang terletak di meja samping brankar yang di tempati Alleira, sengaja memang mendekati Alleira.

"Lanjutin! Gue tunggu di luar," ujar Devan berbisik di telinga Alleira. Ia pun pergi membawa minyak kayu putih itu.

Alleira diam mematung, mendengar nada bicara Devan yang menakutkan. Di sisi nya ada Azel, jika ia mengejar Devan, maka Azel akan curiga dan mengetahui semuanya.

Ia memperhatikan Devan yang menghilang di balik pintu UKS. Biarlah ia akan membicarakannya setelah pulang sekolah.

"Ra, ada apa?" Tanya Azel bingung.

"Enggak kok, gaada apa-apa," jawabnya.

Tak lama kemudian Nora dan Vallen datang membawa semangkok bakso dengan sambal yang cukup banyak. Entah mengapa Alleira yang kurang suka pedas langsung bersemangat menerima bakso itu.

Berandal school is a good PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang