Nananananananananananananana
Haloooo
Jadi pas aku liat komen kalian di part atas, ada yang mengira kalo Yura itu pelakornya. Wihhh mantebbb.
HAPPY READING。◕‿◕。
Musik yang mengalun menemaninya belajar, meskipun ia sedang mempelajari materi yang di berikan oleh guru kemarin, fokusnya masih terbayang Devan dan Yura.Ia mengelus perutnya yang masih rata. Ada rasa sesak saat mengingatnya. Namun ia mencoba tampil seperti halnya dia yang semula.
Pandangannya beralih menatap Devan yang sudah pulas di tempat tidur. "Lo juga pernah lakuin itu ke gue, sampe akhirnya, gue harus bersatu sama lo"
Air matanya menetes, ia masih mengingat jelas bagaimana Devan memperlakukannya malam itu. Ia dan Devan melakukan hal itu karena Devan sedang mabuk, kesimpulannya adalah terpaksa. Sedangkan Devan dengan Yura, mereka melakukannya dengan keinginan mereka.
"Gue nggak tau, apa yang gue rasain pas liat lo ciuman sama Yura. Tapi yang jelas, itu sakit banget," monolog Alleira.
*****
Suasana koridor kini tampak ramai. Adanya rapat mendadak lah alasannya. Siswa-siswi banyak yang berada di luar kelas.
"Devan, rooftop yuk. Biasa ngerokok," ucap Arkan sambil memukul bahu Devan cukup kencang, membuat Devan melotot tajam ke Arkan.
"Maaf lah, udah yuk, nyamperin curut," kata Arkan kemudian pergi dari kelasnya diikuti oleh Devan.
Saat melewati kelas Alleira, Devan melihat Alleira sedang membaca sebuah novel dengan headset yang menyumpal telinganya.
Devan hendak menemui Alleira, namun pundaknya di senggol oleh seseorang dari belakang. Azel, dia mengambil posisi di sebelah Alleira. Setelahnya mereka berbincang asik.
"Devan, ayo," seru Yoga melihat Devan diam saja.
Asap rokok memenuhi udara di rooftop sekolah, tak hanya gerombolan Devan saja yang merokok, bahkan ada siswi yang merupakan perokok aktif.
Devan memisahkan diri dengan teman-teman nya, ia memilih duduk di sofa yang di klaim miliknya. Tak ada yang berani menduduki sofa tersebut.
Ia teringat bagaimana ia bercumbu dengan Yura, jujur ia sangat menyesal. Saat itu yang ada di pikiran Devan ada Alleira saja, ia pikir yang mencumbunya semalam adalah Alleira bukan Yura.
Setelah ia mengetahui itu, Devan marah sekali kepada Yura. Yura yang notabene tidak bisa mendapatkan bentakan pun akhirnya menangis. Susah payah Devan meminta maaf dan menenangkannya.
"Van, Yura semalem nge chat gue. Katanya dia habis dari rumah lo ya?" Ucap Arkan.
Arkan juga merupakan teman kecil Devan, bahkan dulu mereka selalu kemana mana bersama Yura juga. Oleh sebab itulah Arkan dekat dengan Yura.
"Iya, dia ngomong apa lagi sama Lo?"
"Ngga ada, cuma ngabarin doang"
Devan hanya manggut-manggut saja, ia menyesap rokoknya, kemudian di hembuskan asap rokok tersebut. Tak sengaja ia melihat kedatangan tiga cewe SMA Jaya Bhakti. Alleira, Vallen, dan Nora di pintu rooftop. Tapi ia diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal school is a good Papa
Novela JuvenilJadilah pembaca yang bijak! Kalo suka sama cerita ini, ngga usah di plagiat ya! Pernah berpikiran untuk di hamili oleh berandalan sekolah? Tanpa harus di pikirkan, kejadian itu dialami oleh Alleira Arshavinna Farras. Andai ia bisa mengulang waktu...