Hai, cape ya. Istirahat dong, tidur, rebahan, dijamin langsung seger;).
Kalo ada typo, komen, oke.
Happy Reading (ㆁωㆁ)
Atensinya mengarah kepada pintu kamar yang baru saja di tutup, Devan merasa ada sedikit yang berbeda dengan dirinya saat melihat Alleira bersama Alleira. Aajab bapakkk.
Devan segera mengambil jaketnya di gantungan balik pintu. Keadaan rumah sedang sepi, mungkin kak Allard dan bunda sudah tidur. Ia melangkah menuju garasi dan berlalu dengan keluar rumah dengan motornya.
Saat sampai di tempat tongkrongan, ia melihat teman-temannya sudah berada di sana, kecuali Yoga.
"Tumben muka kusut?" Tanya Arkan saat Devan duduk di sampingnya.
"Biasa aja," kata Devan.
"Iya, biasa emang kalo muka lo garang. Tapi kali ini kayak kusut gitu."
"Gada apa-apa"
"Ini si Yoga kemana anjir," seru Nethan.
"Telfon cepet, gaada anak itu gaada yang di bully anjir," jawab Arkan menyerahkan ponselnya.
Nethan segera mengambil ponsel itu dan mendial nomor Yoga. Saat telfon sudah di matikan, Nethan sedikit melempar ponsel itu.
"Anak itik, Lo kira lo yang beli tuh hp. Bapak gue wow," kesal Arkan menatap melas ponselnya.
"Gila kali tuh anak, jam segini ada di taman kompleks. Sama Alleira lagi."
Mendengar nama Alleira di sebut, Devan yang tadinya memainkan ponselnya seketika mendongak.
Jadi dia pergi ke taman, bukannya ke kamar bunda. Batin Devan.
"Wah, jangan-jangan..."
"Mereka pacaran, gitu" sarkah Ebizar.
Arkan hendak menjawab, namun deruman motor Yoga membatalkannya. Alleira yang berada di jok belakang Yoga membuat mereka tercengang, pun Devan.
"Hai, nungguin ya," ucap Yoga sambil berjalan menyugar rambutnya.
"Tok mii gisiki gelayyy," serempak Nethan dan Arkan menyinyirkan bibirnya.
Alleira yang berjalan di belakang Yoga nyerobot duduk di hadapan Devan. Ia menyomot kentang goreng dan mencolekannya dengan saus. "You know gelay, gelay is gendeng alay."
Mereka menyemburkan tawanya, GENDENG ALAY. Iya sih, bener juga. Ini Alleira lagi ngelawak apa emang artinya beneran itu sih.
"Anak siapa sih lo, Al. Lo itu ada di ambang antara pinter sama ngawur tau gak," celetuk Nethan yang menyeka air matanya di sudut mata.
"Ya gue pinter lah, gak kayak orang lain. Bukannya ngakuin, malah nuduh sama orang lain," cerocosnya.
"Apa hubungannya sih."
"Pokoknya. Eh Ar, jemput Vallen dong, biar gue ada temennya."
Dengan segera Arkan berjalan menuju motornya. Ia akan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Alleira. Karena menjadi rezeki tersendiri untuk Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal school is a good Papa
Teen FictionJadilah pembaca yang bijak! Kalo suka sama cerita ini, ngga usah di plagiat ya! Pernah berpikiran untuk di hamili oleh berandalan sekolah? Tanpa harus di pikirkan, kejadian itu dialami oleh Alleira Arshavinna Farras. Andai ia bisa mengulang waktu...