BSGP---07

38.1K 2.6K 60
                                    

Happy birthday buat yang ultah🥳
Dannnn, semangat ya buat yang sekolah. Udah masuk semester genap nih.
Kalo di daerah aku masih daring:(
Kalo kalian?


Happy Reading。◕‿◕。

Semua yang ditunggu sudah berada di meja makan, termasuk juga bunda Rumi. Makan malam dihiasi dengan suasana hening, hanya dentuman peralatan makan yang beradu.

"Ekhemm" Pram berdeham saat makan telah usai. "Langsung pada intinya saja. Masalah ini cukup serius, menyangkut tentang masa depan anak kita"

"Iya, saya sudah mengetahui semuanya tentang malam itu. Dan saya juga tau kemana arah pembicaraan anda." Kata bunda Rumi.

"Siap nggak siap kalian harus melaksanakan pernikahan secepatnya."

Mendengar penuturan Pram, membuat kedua remaja yang berhadapan saling menatap satu sama lain. Iya, mereka salah. Ini adalah hukuman untuk mereka.

"Tapi Devan belum siap, pah" ujar Devan.

"Papa udah bilang, siap nggak siap pernikahan harus tetap di laksanakan. Tidak ada penolakan." Tegas Pram menekankan kalimat terakhirnya.

Alleira hanya diam, percuma melawan. Entah sejak kapan air matanya keluar. Membuat ia terisak dan memeluk Rumi dari samping.

"Pernikahan akan dilaksanakan lusa, tentang biaya biar kami yang mengurusnya."

_____________

Pelajaran pertama sedang berlangsung dengan khidmat. Suasana kelas menjadi tenang saat guru pengajar memasuki ruang kelas.

"Mengenai bab sejarah Indonesia, ada yang ditanyakan?" Tanya Bu Sondang. Semua murid hanya menggelengkan kepalanya.

Menyadari bahwa Alleira hanya menundukkan kepalanya membuat Bu Sondang jengah,

"Al, kamu serius nggak dalam pelajaran saya kali ini?" Tanya Bu Sondang tegas.

Alleira mendongakkan kepalanya, "maaf, Bu. Kepala saya pusing"

"Kenapa nggak pergi ke UKS saja kalo pusing?. Kamu mengganggu konsentrasi teman kamu yang lain."

Tanpa berucap, Alleira berdiri dan pergi meninggalkan kelasnya. Ia tak bohong, kepalanya memang sangat pusing. Apalagi harus memikirkan pernikahannya besok malam.

Kakinya melangkah menuju kantin sekolah, hanya ada beberapa siswa. Mungkin mereka jamkos atau bolos. Alleira mengambil posisi di meja tengah, ia memejamkan mata untuk mengurangi rasa peningnya.

Merasakan ada yang duduk di hadapannya, Alleira membuka matanya. Devan.

"Ngapain Lo nemuin gue?" Tanya Alleira ketus.

"Gr. Gue mau makan"

"Kenapa nggak duduk di tempat Lo aja, ganggu banget sih"

"Terserah gue dong, gue sekolah bayar"

"Lo pikir Lo doang yang bayar, gue juga"

"Yau-"

Perkataan Devan terpotong saat Alleira berdiri dari duduknya dan memegangi perutnya, menurut pandangan Devan Alleira akan pergi ke kamar mandi.

Berandal school is a good PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang