2. SAHABAT UNTIL JANNAH

104 50 5
                                    

"Nafisa? Kenapa dia nelfon pagi-pagi gini?" tanyaku cemas ketika disana terpampang jelas panggilan tak terjawab beratas namakan Si gemoy Nafisa lebih dari 12kali.

Oh iya, namanya Nafisa Ar-Rumi. Dia sahabat ku dari kecil, bahkan sudah seperti adik sendiri bagiku. Dia selalu menemani ku dalam suka maupun duka. Bahkan dia juga yang rela jauh-jauh sekolah ke Bandung hanya untuk bisa selalu bersama ku. Kami sudah seperti saudara beda pabrik.
Hihihi...
MasyaAllah❤

Anak ini...
Ada masalah apa lagi. Ya Robb, semoga tak ada hal buruk yang terjadi padanya.

Aku segera menghubungi Nafisa. Pikiranku berkecambuk saat Nafisa tak kunjung mengangkat telfon dariku. Layaknya seorang kakak yang mengkhawatirkan adiknya.

Setelah aku coba beberapa kali akhirnya terdengar suara deheman perempuan yang aku tunggu sedari tadi.

"Assalamu alaikum, Sa? Kenapa tadi nelfon? Afwan ya tadi bantuin Ummi di dapur. Kenapa? Ada masalah apa?" tanyaku penasaran.

"Waalaikum salam. Husna! Gawatt! Gawat Husna! Bahaya!" jawabnya terdengar gusar. Sontak itu membuat cemasku seketika menjadi besar dari sebelumnya.

"Apanya yang gawat?"

"Coba kamu jelasin pelan-pelan ya. Kenapa? Ada apa sebenernya?"

Gawat? Bahaya? Tapi apa? Kok bisa?.

"Aku gak bisa jelasin disini. Kita harus ketemu sekarang juga. Pokoknya sekarang!." pintanya yang masih saja terdengar gugup.

"Ya udah, Aku siap-siap dulu ya. Kita bertemu di tempat biasa." jelasku padanya.

"Iya Na, Aku tunggu. Jangan lama-lama ya."

"Iyaa, assalamu alaikum."

Aku mematikan telfon setelah Nafisa menjawab salam dariku.

***

Kekhawatiran masih saja menyelimuti hatiku. Ada apa sebenarnya?
Gawat? Bahaya? Apa dia bercanda? Tapi kenapa seserius itu. Sampai minta ketemu.

Oh Allah, semoga dia selalu dalam lindunganmu.

Dan seakan semakin membesar ketika kedua mataku menangkap sosok perempuan bergamis biru muda dengan khimar syar'i berwarna selaras yang berjalan kearahku.

Nafisa..

Tapi tunggu.....

Kenapa dia sesantai itu? Seperti tak terjadi apa-apa. Apa benar dia cuma mengerjaiku?

"Kenapa menatap ku seperti itu?." dia menjeda ucapannya dan duduk di bangku kosong di depan ku. "Ayolah Husna, Aku tau Aku cantik. Tapi jangan menatapku seperti itu." ucapnya dengan wajah sok cantiknya.

"Kamu gapapa?." tanyaku memastikan. masih dengan raut wajah datar tapi hatiku penuh dengan tanda tanya.

"Alhamdulillah aku sehat."

"Terus tadi pagi?" Aku menjeda pertanyaanku, kembali mengingat dan memahami kejadian tadi pagi "Ya Allah Saaa, kamu tu ya. Hampir aja buat aku jantungan."

Dan benar, seperti biasa. Dia cuma mengerjaiku. Dan nahas nya, aku percaya begitu saja. Ini aku yang kurang pintar, atau emang dia yang kepintarannya overload sampai luber-luber?.

Entahlah, yang pasti, kamu sudah keterlaluan Nafisa. Lucu dari mana coba. Buat orang panik gitu.

Nafisa terkekeh, merasa puas karena berhasil mengerjaiku.

Oke, lanjutin aja ketawanya. Emang seneng kan kalo liat aku menderita kayak tadi. Huh, dasar ngeselin.

"Ya maap. Kan cuma bercanda." jelasnya.

"Ga lucu tau ga."

"Iya deh iya, aku ngaku salah. Kan udah minta maaf. Lagian kamu kan tau. Aku tu ga bisa kalo sehari aja ga ngejailin kamu." ucapnya, diiringi tawa diakhir kalimat.

Begitulah kami. Bentar-bentar baikan, bentar-bentar berantem. Pasti ada aja cerita di setiap harinya.
Hehehe.. Semoga Until Jannah❤

"Ikut aku yuk." ajaknya.

"Kemana?."

"Ke Panti Asuhan yang kita datengin dulu. Masih inget kan?" jelasnya.

Raut wajah kekesalanku perlahan memudar setelah mencoba mengingat-ingat soal Panti itu dan kenangannya "Ayok. Aku juga pengen banget kesana lagi."

"Bukan karena Abang-abang yang kemarin itu kan?" godanya.

Eh, Abang-abang itu ya...
Entah dimana dia sekarang. Semoga kita segera bertemu lagi bang.

Hihihihi...
Btw, ngarep banget ya aku.

"Apasi, sa. Ya bukanlah" alibiku. Pokonya Nafisa gak boleh sampai tau.

Kami tertawa bersama.

***

Suasana panti yang asri. Ditambah aroma khas pantai dan desiran ombaknya. Membuat siapapun yang datang mampu merasakan kedamaian sejauh mata memandang.

Apalagi....

Lantunannya......

Kira-kira lantunan dari siapa ya?
Hehe...
Oke,terimakasih udah ngebaca
Mohon kritik sarannya😁
Jangan lupa tinggalkan jejak ya😘

ILY❤

Merhaba Ya HabibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang