15. SITUASI MENCENGKAM

45 19 0
                                    

"Kuat" dimana kita mampu menerima segala ketetapan, walaupun memang tak pernah kita harapkan.

Hildawati

***

Pernah mendengar kisah cinta Khalifah Utsman bin Affan dan Ruqayyah binti Rasulullah?

Baiklah, jadi peristiwa ini terjadi sebelum turunnya wahyu Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Ruqayyah merupakan putri kedua Baginda Rasulullah dan Siti Khadiijah. Yang juga adik dari Zainab.

Kisahnya dimulai saat Rasulullah menikahkan Ruqayyah dengan Utbah bin Abu Lahab. Utsman yang mendengar hal tersebut seketika patah hati. Terlebih ia juga menyesali atas ketidak beraniannya untuk melamar Ruqayyah.

Saida adalah bibinya yang dengan sabar menasehatinya untuk tidak terus-terusan larut dalam kesedihan. Kepada Utsman, Saida bercerita bahwa dibumi arab sudah muncul agama baru, Islam. Dia meminta Utsman untuk mencari tau seputar Islam.

Setelah medengar itu dari bibinya, Utsman bergegas menemui Abu Bakar dan akhirnya masuk Islam.

Kabar yang sangat mengejutkan datang setelah tak lama ia masuk Islam, Utbah menceraikan Ruqayyah atas permintaan Abu Lahab yang dikala itu sangat menentang Islam. Tersebab Abu Lahab yang beranggapan jikalau putranya menceraikan Ruqayyah maka wibawa Rasulullah akan rusak.

Namun harapan Abu Lahab tak terkabul. Utsman yang mendengar hal tersebut segera meminta tolong Abu Bakar melamar Ruqayyah untuknya. Utsman pun akhirnya menikah dengan Ruqayyah.

Lihatlah, bagaimana Allah mengubah ketidakmungkinan menjadi mungkin. Lihatlah cara Allah menyelipkan kesempatan diantara kemustahilan.

Tidak selalu memaksakan kehendak. Namun sebaliknya, berusaha berserah pada takdirnya.

Hingga Allah membolak-balikkannya dalam sekejap. Harapan yang sempat menjadi mustahil kini telah resmi menjadi miliknya.

Memang pantas didapatkan, untuk seorang hamba yang mencoba tetap tegar serta menerima kenyataan yang seharusnya tak ia inginkan. Bahkan untuk suatu musibah yang tak terbayangkan sebelumnya.

Dan,iya

Kenapa kau menggolongkan dirimu sendiri sebagai orang yang sangat menyedihkan, Husna?

Hanya karena ujian yang Allah berikan?

Lihatlah, masih banyak kebahagiaan yang Allah hadirkan hari ini. Lihatlah kenikmatan yang Allah berikan hari ini. Jangan biarkan fokusmu hanya tertuju pada ujiannya saja, tapi juga bagaimana dia mampu membersamaimu saat kau berada pada titik terendah sekalipun.

"Husna?!" suara Nafisa yang seketika membuyarkan gumamku terhadap diriku sendiri.

Ku seka butiran bening yang hampir saja meluncur dari kelopak mata. Sebelum akhirnya memalingkan wajah menghadapnya sembari tersenyum seolah tak terjadi apa-apa.

"Berarti dari tadi aku ngomong sendiri?'' tukasnya dengan raut wajah kesal.

Aku membenarkan posisi duduk menghadapnya sebelum akhirnya menjawab "Hehe, ya maap"

Kembali ku lihat dia mengerutkan kening dengan memanyunkan bibir setelah tak lama dari itu kembali menghadap kedepan dan membantingkan tangannya pada pengemudi mobil.

Sangat gemas melihat dia seperti itu. Iya, 11 12 sama kecebong yang lagi berendem.

Astaghfirullah, jahat banget aku nyamain Nafisa sama kecebong. Maaf ya Allah. Husna khilaf. Huh, semoga Allah tak marah.

Tapi tunggu, tempat ini....

Kenapa gelap sekali? Sepi pula.

"Kok kita lewat sini?" tanyaku setelah sesaat memutar bola mata menerka jalanan yang sedari tadi kami lalui.

Merhaba Ya HabibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang