adiksi | all x chenle [ ✅️ ]

day exchange

modified canon; haechan x chenle

©shinaoi

cw // kinda explicit kissing scenes

.

.

.

Chenle tersenyum kecil seraya menatap kertas partitur yang menampilkan berbagai not balok. Jemarinya menekan bilah hitam putih keyboard elektrik sementara kepalanya ikut mengangguk seirama dengan nada yang didengar.

Senandung lembut menggema di ruang latihan bawah tanah yang biasa anak DREAM gunakan untuk latihan koreografi.

Terlalu fokus dengan apa yang tengah dilakukan dan bibir yang senantiasa menggumamkan bait lirik Chenle tidak menyadari jika derik pintu yang bergesek dengan lantai menggema dan menghadirkan sosok lain yang perlahan melangkah mendekat.

Seringai jahil lelaki tersebut terkembang kala lelaki manis pujaan tidak menyadari kehadiran.

Memilih untuk menutup ruangan jugaーeumーmenguncinya untuk jaga-jaga lelaki misterius itu berjingkat sembari menenteng sekantung ayam bumbu dan dua botol cola dingin ukuran sedang.

Kecupan lembut mendarat di sisi wajah Chenle tanpa tedeng aling-aling yang sukses membuat empunya mendelik kesal hampir melompat dari kursi tempat ia mendudukan diri.

Belum sempat mengomel, lelaki yang lebih tinggi di hadapannya itu tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putih.

"Ayo makan, Chenle-ya!" ajaknya seraya mendudukan diri dengan nyaman di kursi terdekat.

Pemuda bermarga Zhong itu tersenyum kecil melihat apa yang dibawa masuk ke dalam ruangan merupakan makanan kesukaannya.

"Terima kasih, Haechan-hyung~" ujarnya sedikit beraegyo yang mana membuat lelaki yang memiliki tone kulit bak madu mengigit pipi dalamnya gemas selagi mengangguk antusias bak anjing laut sirkus.

Ia juga memberanikan diri untuk menarik lembut pergelangan tangan Chenle dan mendudukkan si genius main vocal di pangkuan.

"Makanlah, Chenle-ya~"

Chenle menautkan alisnya bingung. "Kau menyuruhku makan dengan posisi seperti ini hyung?"

Haechan berdeham dan mengangguk. Menampilkan sorot mata paling polos juga kedipan lucu yang membuat Chenle ingin menarik sisi wajah yang berhiaskan konstelasi bintang itu.

"Aku belum lapar... hyung saja yang makan duluan kalau begitu" Chenle mengelak. Ia tidak bisa makan diposisi seperti ini, merepotkan dan akan menyusahkan ketika saus dari ayamnya tercecer.

"Eiy, Chenle-ya... Aku tahu kau lapar eum? Atau mau hyung suapi?"

Chenle mengerenyit. Kenapa tingkah hyung menyebalkannya mendadak aneh begini? Ah, tidak rasa-rasanya ia selalu bertingkah aneh setiap hari.