cw // lil explicit sexual content // tw // semi incest // implied 2P
.
.
.
"Jeno-ya.... Pernahkah kamu berpikir tentang.... Uh—"
Lelaki bermarga Lee dengan senyum khas bulan sabit itu menatap sang belahan jiwa penuh atensi.
Telapak tangannya yang lebar ia gunakan untuk menenangkan Jaemin, sang belahan jiwa dengan cara mengisi ruang kosongnya.
"Katakan saja Jaemin-ah... Aku akan mendengarmu"
Lelaki manis yang dulu menyandang marga Na itu mengigit bibir bawahnya resah.
Umur mereka memang masih menginjak dua puluh enam, tetapi usia pernikahannya dengan Jeno sudah memasuki tahun kelima dan berbagai perasaan takut menyergap di relung hati.
Menarik nafas panjang, Jaemin pun bersuara "Jeno-ya.. Apakah kamu pernah berpikiran untuk memiliki anak?"
"Ada apa hm? Apakah sesuatu mengganggumu?"
Jemari kokoh milik Jeno berpindah mengelus lembut helaian berwarna merah muda si pasangan selagi lengannya bergerak untuk merengkuh ke dekapan.
Jaemin terlalu banyak beban pikiran belakangan ini.
Meskipun Jeno kerap kali mengatakan tidak keberatan jika rumah tangga mereka tidak dihiasi tawa seorang anak tetapi tetap saja untuk dirinya pribadi, Jaemin sungguh keberatan dengan hal itu.
Seringkali ketika ia berjalan di pagi hari menuju café untuk memulai pekerjaan, sepasang netra indah dihadapkan dengan interaksi penuh kehangatan keluarga yang mengantarkan anaknya ke sekolah.
Bagaimana mereka tertawa, menatap penuh kasih sayang dan cinta.
Jaemin sadar jika ia tidak memiliki itu semua dan dia ... iri.
Sampai pada akhirnya, sepenggal kalimat yang Jeno ucapkan padanya seolah memberikan harapan kecil.
Sebuah harapan yang akan membawa perubahan besar dalam hidupnya maupun sang pasangan.
"Kalau begitu Jaemin-ah, apakah kamu mau jika kita mengadopsi seorang anak?"
.
[ a d i k s i ]
.
9 years later.
Namanya Chenle, hanya itu. Jeno dan Jaemin mengadopsi lelaki mungil yang manis itu kala dia masih menginjak usia 10 tahun di panti asuhan.
Lelaki mungil berkulit putih pucat itu nemiliki senyum yang indah dan itulah yang membuat Jaemin seolah jatuh cinta pada pandangan pertama.