first snow

3.1K 274 80
                                    

modified canon; jisung x chenle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

modified canon; jisung x chenle

©shinaoi

cw // kinda explicit kissing scenes

.

.

.

Melalui siaran Radionya Chenle menceritakan kegiatan keseharian selama di rumah.

Beberapa hari yang lalu turun salju pertama di Korea Selatan. Lagu yang ditembangkan oleh sunbaenya pun kembali meroket sejenak.

Sebenarnya hari itu Chenle tidak melakukan aktivitas apapun. Di tengah pandemi seperti sekarang ini ia hanya bisa berdiam di rumah dan melakukan apapun yang terkesan membosankan.

Salah satunya menonton film. Entah kapan persisnya ia lupa tapi Chenle sempat meluangkan waktunya bersama Kun dan Haechan untuk menonton film.

Film tersebut berbahasa inggris dengan subtitel bahasa Korea.

Untuk Kun dan Chenle yang orang asli China memang agak sedikit membingungkan.

Keduanya bukanlah orang Korea tetapi menonton serial asli barat yang menggunakan bahasa inggris dengan bantuan subtitel bahasa Korea.

Chenle sih menikmati saja karena ia memang memiliki basic bahasa inggris yang bagus tetapi untuk Kun yang sudah lelah dengan pekerjaannya di agensi maupun studio ditambah paksaan Chenle untuk menonton film itu akhirnya ia hanya pasrah.

Menonton tetapi tidak menyimak dan berakhir tertidur. Kalau diingat lagi sepertinya agak lucu.

"Uh... Dingin..." gumamnya lirih seraya menggelung badan di dalam selimut di atas sofa kamarnya. Ini masih jam delapan malam dan Chenle belum mengantuk.

Terkadang ia memang berkamuflase menjadi makhluk nokturnal hanya untuk kemenangan di sebuah game.

Nada dering dari ponsel kesayangan berbunyi dan menampilkan nama si pemanggil yang tidak asing.

Tanpa ia sadari seutas senyum manis terkembang di wajah ketika menggulirkan panel berwarna hijau di touchscreen. "Kenapa menelepon? Merindukanku heh?"

Seperti biasanya, Chenle senang sekali menggoda. Ia mengucapkan hal tersebut dengan begitu ringannya dan membuat yang diseberang sana terkekeh.

Bukankah aku yang harusnya bertanya begitu? Kau merindukanku hm, Zhong Chenle?

Suara rendah yang menenangkan membuat Chenle sukses merona. "Katakan apa maumu atau kututup teleponnya, Park Jisung!" ketusnya seraya mengusap sisi wajah yang entah mengapa memanas.

Uh, apa ia menaikan suhu penghangat ruangan terlalu tinggi?

Kenapa belum tidur?

Mendengar pertanyaan itu membuat pikiran Chenle melayang. Iya juga... kenapa ia belum tidur?

adiksi | all x chenle [ ✅️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang