Chenle mendengus pelan kala ponselnya menunjukan notifikasi baterai lemah. Jika seperti ini dia tidak bisa pulang lebih cepat.
Sekedar informasi, ia sedang berada di dorm DREAM karena baru saja selesai syuting suatu hal sebagai pelengkap konten Café 7 Dream.
"Chenle, tidak pulang?"
Jeno melongokkan kepalanya dari kamar yang dia tempati. Pemuda Lee itu sudah mengganti bajunya dengan pakaian santai dan kini berjalan menuju dapur.
"Baterai handphoneku habis. Manajer-nuna juga masih di agensi" Jawab Chenle seraya menengadahkan kepala.
Suara lemari pendingin yang terbuka dan gesekan mulut botol kaca dengan gelas membuat Chenle menoleh, ia tiba-tiba merasa haus.
Handphone dia lempar sembarang di atas sofa lalu berjalan menghampiri Jeno. "Hyung, pinjam charger ponselmu? Aku harus menghubungi Manajer-nuna"
Setelah habis tiga tenggak air mineral yang baru saja dituang, Jeno mengedikan bahu.
"Menginap saja? Besok kan masih ada kegiatan lagi dan itu cukup pagi. Manajer-nuna akan kesulitan kalau harus bolak-balik"
Chenle nampak berpikir. Hari ini Daegal ia titipkan di tempat penitipan hewan langganannya karena ia tidak tega jika harus meninggalkan anjing betina itu sendirian di rumah.
"Tapi, hyung... Daegal—"
Jeno mendecak. "Tenang saja, nanti biar kuhubungi jika besok siang kau akan mengambil kembali Daegal"
"Yasudah... Tapi hyung, pinjamkan aku charger mu?"
Jeno menepuk bahu Chenle pelan seraya memasang gestur agak menyesal. "Pinjam saja ke Jaemin hm? Chargerku sedang dipakai"
Mendengar itu si Zhong mendengus. "Kenapa tidak bilang dari tadi? Aish—kau ini"
Jeno terkekeh lalu membiarkan Chenle melangkah menjauh darinya menuju ke kamar Jaemin.
Begitu sampai di depan pintu berwarna kecokelatan, Chenle mengetuknya dua kali.
"Jaemin-hyung"
Tidak ada respon. Apa dia sudah tidur?
Chenle melirik ke jam dinding yang terpasang di ruang tamu dan masih menunjukan pukul dua belas malam kurang sepuluh menit.
"Tidak mungkin Jaemin-hyung tertidur di jam seperti ini..."