adiksi | all x chenle [ ✅️ ]

coldy hoodie

modified canon; johnny x chenle

©shinaoi

.

.

.

Chenle meremat jarinya gugup. Hari ini ia akan syuting konten NCT Daily bersama Johnny dan Mark yang bertajuk Help! Johnny and Marky.

Ia sudah rapih. Hari ini wardrobenya adalah jersey basket klub Golden State Warriors. Sebenarnya jersey ini adalah hadiah ulang tahun yang diberikan oleh Jisung kepadanya.

Dengan bertuliskan nama dan nomor punggung satu, Chenle tersenyum antusias.

"Kenapa? Kamu gugup hm?"

Intonasi rendah menusuk telinga tiba-tiba hingga membuat Chenle berjengit dan nyaris mengeluarkan umpatan bahasa ibunya. "A-astaga.... J-Johnny-hyung!"

Johnny tertawa mendengar rengekan Chenle yang masih memasang ekspresi terkejut dan sesekali dia mengusap dadanya.

Jantungnya berdegup lebih cepat dari yang seharusnya dan semua itu terjadi karena ulah Johnny.

"Eiy... Kamu terkejut? Sedang memikirkan sesuatu ya?"

Johnny tertawa ketika Chenle mengerucutkan bibirnya kesal.

Menggemaskan.

"Ayo duduk dulu di sana. Memangnya kamu ga lelah berdiri sedari tadi?" Johnny menujuk sofa panjang yang ada di ujung ruangan dan berakhir dengan keduanya yang duduk dengan nyaman di sana.

"Hyung, Mark-hyung belum datang? Katanya kita akan syuting jam sebelas? Tapi ini sudah jam setengah dua belas"

Mereka berdua duduk berhimpitan karena selain sofa panjang itu ukurannya tidak terlalu luas keadaan set syuting yang terlalu dingin juga menjadi faktor pendukung.

"Jalanan macet, mungkin dua puluh menit lagi dia akan sampai. Ngomong-ngomong kenapa kulitmu pucat sekali, Lele-ya?"

Chenle menoleh ketika merasakan sentuhan jari telunjuk Johnny di sisi lengan yang tidak tertutupi kaus putih.

"Eh, iyakah hyung? Kurasa warna kulitku memang sudah seperti ini?"

Chenle ikut mengusap sisi lengannya. Ia memang tidak terlalu menyukai hawa dingin, tapi hanya karena pendingin ruangan AC warna kulitnya seketika memucat?

"Kamu kedinginan?"

Johnny menatap figur samping Chenle yang masih sibuk dengan mengusap lengannya sendiri. Ia tidak bohong, memang suasana di set ruangan agak lebih dingin dari biasanya.

Apalagi ia hanya memakai jersey basket tanpa lengan yang di double dengan kaus putih juga celana berukuran tiga per empat yang hanya menutupi sampai sebatas lutut.