CT 1

125 68 42
                                    

Sebuah perkenalan... 

Andrea Nafhagatha Derilio Naseha seorang wanita yang belum diketahui pasti bagaimana sikaf nya.

Mempunyai wajah cantik namun selalu berpenampilan culun didepan semua orang, membuat wajah cantik itu tertutupi.

"rain sini lo!!" Ucap sang kakak kelas padanya dengan suara lantang membuat banyak mata memandang rea.

Rain? Wait.. Yaps itu adalah nama samaran rea ketika disekolah.

Rina, sang kakak kelas yang selalu berpenampilan peminim, membuat lekuk tubuh nya menonjol, dengan bermodal tubuh yang ia umbar bisa membuat para lelaki tunduk padanya.

Tentunya hanya laki laki yang tidak sadar yang tunduk pada rina.

Namun, tidak dengan Andre Sebastian Derilio Naseha. Kembaran rea,tidak banyak dari mereka yang mengetahui bahwa andre dan rea adalah saudara kembar.

Selain rea yang selalu berpenampilan culun, andre juga jarang dekat dengan rea jika berada disekolah. Perintah dari Rea, sang kakak.

Hanya berbeda beberapa menit, membuat mereka tampak sangat mirip. Banyak juga orang yang keliru saat melihat rea dan andre ketika sedang bersama, mereka akan beranggapan bahwa rea dan andre terlihat seperti sepasang kekasih.

Namun sekarang berbeda, rea menjadi sangat berbeda dengan andre.

Rea yang berpenampilan culun dengan kaca mata dan tompel hitam dibawah hidung tertera di wajah cantik nya.

Andre hanya siswa biasa yang bahkan tidak ternotice keberadaannya, mempunyai sikaf dingin, tidak peduli dengan sekitar.

"iya kak?" jawab rea sembari membenarkan kaca matanya.

"ribet banget lo bawa buku banyak, benerin kacamata mulu lagi, lepas aja deh sini!" rebut rina dan melempar kaca mata rea kelantai membuat salah satu kaca nya retak.

"upss, sorry jatoh deh haha" ucap nya dan tertawa bersama kedua orang temannya.

Shit! Gawat kalo gak dipake. Ucap rea dalam hati.

Rea kembali memungut kaca mata milik nya dan memakainya, walaupun salah satu kaca nya retak, dia tetap memakai kaca mata tersebut.

"ada apa kak?" tanya rea kembali setalah memakai kaca mata nya.

"beliin gue rokok diwarung belakang, nanti kalo ketahuan jangan bilang punya gue, bilang aja punya lo, oke?!"

"i-iya kak" jawab rea gugup sembari menunduk. Baru beberapa langkah rea kembali membalikkan badannya, dia melupakan sesuatu.

"apa lagi?"

"uang nya kak"

"kan ada punya lo"

"ini uang nya buat nanti pulang naik bus kak, gak ada lagi"

"kan lo punya kaki, gunain dong, buru cepetan mulut gue udah asem nih!" bentak rina, wanita itu memang sudah ketergantungan dengan rokok.

Nyebat mulu lo jingan mampus sekalian lo. Ucap rea dalam hati.

Sebenarnya dia sudah tidak tahan lagi, namun dengan modal tekad nya dia tetap bertahan.

"iya kak" final rea dan pergi membeli rokok. Dan untung nya rea selalu tidak ketahuan oleh siapa pun setiap dia membeli rokok disana dan kembali dengan tenang.

Namun dugaan rea salah besar, ada salah satu dari murid SMA Dirgantara yang selalu memperhatikannya selama ini.

Bukan mengikuti rea, namun rea selalu dirundung ketika dia berada tidak jauh dari rea, membuat dia melihat semuanya.

The Man Of ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang