Rumah

2.1K 86 12
                                    

⚠️ : toxic relationship. And please read the author's note at the end, thank you 🙏

[ Yunho X Seonghwa ] ft. Mingi

Seonghwa menghapus jejak air mata di pipinya, seluruh badannya terasa sakit dan pegal. Jangan lupakan lebam di paha dan lengan, serta leher yang memerah berbekas bentuk telapak tangan.

Ia mencoba bangkit, rasa sakitnya tidak seberapa, masih bisa ia maklumi dibanding setahun lalu saat mereka pertama kali bertemu. Pedih bila diingat, pedih juga bila dirasa, tapi pengalaman luar biasa karena Seonghwa belum pernah mencoba sebelumnya.

Selesai membersihkan diri, Seonghwa mengambil satu kemeja yang jelas bukan miliknya, kemeja biru langit berbahan satin yang lembut dan jelas mahal, serta celana pendek di atas lutut. Ketika berjalan ke dapur, sebuah suara mengusiknya.

"Sudah bangun?"

Seonghwa menoleh, mendapati kekasihnya tengah duduk di salah satu kursi mini bar dengan laptop dihadapannya.

"Ya." Seonghwa membuka kulkas, mencari makanan yang cukup lezat untuk disantapnya.

"Maaf tadi aku kasar."

Kamu selalu begitu, batin Seonghwa. Alih-alih menyuarakan pikirannya, Seonghwa tersenyum, "Gak apa."

Sang kekasih ikut tersenyum, lalu kembali menatap laptopnya.

"Mingi."

"Ya?"

Hening, tidak ada balasan dari Seonghwa. Mingi menoleh, menemukan pacarnya sedang berjongkok di depan kulkas, terisak. Seonghwa menangis.

"Capek." Hanya satu kata, tapi Mingi tahu itu ditujukan untuk dirinya. "Aku mau kita berhenti."

Mingi sudah dengar kalimat itu ratusan kali dari Seonghwa, alih-alih mengakhiri hubungan mereka, Mingi memilih untuk menyakiti kekasihnya. Borgol, ikat pinggang, cambuk, lilin, serta cengkraman di leher. Semua untuk Seonghwa.

Sang kekasih masih berjongkok sementara Mingi bergeming, suara tangisan Seonghwa menggema di dapur Mingi yang besar dan mewah itu.

"Aku mohon, lepasin dan jangan cari aku lagi." Seonghwa merangkak, bersimpuh di hadapan Mingi. Kedua tangannya terkatup, memohon belas kasihan. "Aku mohon."

Mingi mengerjap, tangannya hendak meraih sang kekasih tapi rasanya begitu jauh. Ia tahu selama ini dirinya brengsek, jelas menyakiti Seonghwa yang rapuh dan lembut itu.

"Hwa, kamu tahu aku cinta sama kamu." Mingi menutup kedua matanya, "Kita berakhir, kamu boleh pergi. Aku gak akan cari kamu lagi." Mingi mengatakannya untuk Seonghwa, demi Seonghwa. Mingi sakit, ia ingin sembuh, maka ia harus melepaskan sang kekasih terlebih dahulu.

Seonghwa berdiri, kemudian membungkuk di hadapan Mingi, "Terima kasih." Ia berlari masuk ke kamar, mengambil dompet serta ponselnya. Hanya itu yang penting, sisanya semua milik Mingi.

Seonghwa memakai sepatu, tanpa berbalik ia melenggang pergi dari apartemen milik mantan kekasihnya. Seonghwa bebas. Lega, namun sakit karena ia begitu mencintai Mingi. Tapi tubuhnya yang hampir remuk itu setidaknya tetap bertahan sampai saat ini.

"Halo?"

"Ada apa Seonghwa?"

"Bisa jemput aku di apartemen Mingi?"

"Apakah semua baik-baik saja?"

Seonghwa tidak mampu menjawab.

"Tunggu aku."

Seonghwa berdiri di bawah naungan langit mendung, dengan kaki gemetar menopang tubuh, kemeja kebesaran dan celana pendek, serta udara dingin yang menusuk. Ia hampir menyerah, hampir. Tetapi ketika tubuhnya direngkuh oleh seseorang, didekap dengan hangat dan usapan kecil di kepalanya, Seonghwa tahu ia aman.

"Kamu kenapa kabur dengan pakaian pendek kayak gini?"

Terserah, Seonghwa tidak peduli sekalipun ia telanjang. Ia terisak namun bibirnya tersenyum. Nyaman, hangat. Seonghwa tidak punya apartemen ataupun flat namun ia tau ia sudah pulang, pulang pada Jeong Yunho, rumahnya.

*****

Yunho menaruh segelas cokelat panas di nakas, "Di minum, Hwa."

Seonghwa mengangguk kemudian menyesap cokelat panas pemberian Yunho. Lelaki itu membawa Seonghwa masuk ke mobil, menyelimuti Seonghwa yang terisak dan menggendongnya sampai ke dalam apartemen milik Yunho.

"Aku ngerepotin ya?"

"Enggak, Hwa." Yunho sungguh prihatin dengan keadaan Seonghwa saat ini, luka dan lebam dimana-mana, bahkan cengkraman telapak tangan Mingi masih berbekas di lehernya. "Aku ambil obat dulu." 

Seonghwa menatap Yunho yang berlalu dari hadapannya. Sejujurnya ia merasa tidak enak, Yunho bukan seseorang yang spesial, hanya teman yang selalu menolong Seonghwa ketika ia habis dipukuli Mingi. Namun Yunho selalu saja mau mengobati Seonghwa, entahlah mungkin Yunho merasa kasihan.

Detik berikutnya, Yunho kembali dengan membawa kotak obat dengan handuk serta air hangat. Ia berjongkok di hadapan Seonghwa. "Aku buka ya bajunya." Yunho selalu meminta izin, jaga-jaga kalau Seonghwa merasa tidak nyaman.

Kemudian, Seonghwa merasakan tubuhnya hangat akibat usapan lembut dari handuk kecil digenggaman Yunho. 

"Sshhh.." ringis Seonghwa pelan.

"Maaf, kalau sakit bilang aja, Hwa."

Kepala Seonghwa jatuh ke pundak Yunho, lalu terdengar isakkan memilukan. Seonghwa menangis lagi. "Maafin aku, Yunho."

Selalu, selalu begini. Seonghwa selalu meminta maaf pada Yunho karena selalu merepotkan, merusuhi atau apapun itu. Dan Yunho juga selalu memaafkannya, tapi kali ini ia harus membuat Seonghwa sadar.

"Hwa, lihat aku." Yunho menangkup pipi laki-laki itu. Mata basahnya tetap terlihat cantik dan berkilau. "Kamu enggak salah, berhenti meminta maaf. Kamu gak ngerepotin aku, oke?"

"Tapi Yunho selalu ada untuk aku, kapan pun, setiap saat, bahkan subuh-subuh aku datang Yunho tetap mau--"

Ucapan Seonghwa terputus ketika Yunho membungkam bibirnya, bergerak lembut dengan tempo lambat. Satu tangan Yunho mendorong tubuh Seonghwa ke belakang, memperdalam aktivitas mereka sambil berbaring.

"Yunho?" Seonghwa mengerjap, menatap Yunho yang menjulang di atasnya.

"Hwa, aku cinta kamu. Gak usah di jawab, jangan bikin diri kamu merasa terbebani sama pengakuan aku. Tapi perlu kamu tahu, aku tulus menolong kamu bukan karena kasihan, tapi karena aku cinta sama kamu."

Yunho mengelus kepala Seonghwa pelan, "Kalau kamu merasa bersalah, jangan minta maaf, tapi tebuslah dengan cara yang lain."

"Contohnya?"

"Hidup berdua denganku."

Pada akhirnya Seonghwa benar-benar menemukan tempatnya untuk berpulang.

----

A/N :

Selama kurang lebih sebulan akhirnya aku kembali 😊

And.... 4K READS? Aku kaget banget pas buka wattpad notifku jebol huhu thank you so much untuk pembaca baru yang udah mampir 🥺

Tapi aku kepo deh, buat pembaca-pembaca baru kalian tahu buku ini darimana ya kira-kira?

Dan sebenernya aku gak sepenuhnya rehat sih soalnya aku malah dapet ide buat book JongSang dan sudah aku publish, ayo dibaca 😁 #S3Marketing

Aku mau bilang makasih juga buat kalian yang udah nyemangatin aku kemarin, nih aku sudah kembali dengan chapter baru dan buku baru, kalo gak dibaca aku marah 🤧

-yeosha

ATEEZ ONESHOT (BXB) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang