Puisi Dari Angkasa, Untuk Yeosang

1.9K 106 6
                                    

tiba-tiba aku ingin buat kelanjutan cerita mereka, disarankan baca part 1 dulu ya 🙏

[ Mingi X Yeosang ]

Yeosang tidak perlu memutar saluran radio 98,5 FM lagi hanya untuk mendengar suara Angkasa. Dirinya dengan leluasa dapat mendengar suara merajuk ataupun kekehan yang mengalun lembut di sudut kamarnya, dimana Angkasa terduduk di atas kursi meja belajar milik Yeosang.

Setelah kejadian memungut buah persik yang berjatuhan di depan minimarket, keduanya sepakat untuk bertukar nomor ponsel dan bertemu lagi. Terjadi begitu saja. Pertemuan kedua, ketiga, keempat, hingga pertemuan yang entah ke berapa dan membuat Yeosang cukup nyaman untuk membawa Angkasa ke dalam kamarnya.

Cukup sulit bagi Yeosang untuk memanggil Angkasa dengan nama aslinya, ia berkali-kali minta maaf dan berjanji akan membiasakan diri memanggil pria itu 'Mingi'. Itu bukan masalah untuk Angkasa, toh, hanya perkara nama panggilan.

Mereka menghabiskan sore dengan secangkir teh dan kue lemon, lalu Yeosang akan mengantar Angkasa sampai ke pintu depan karena pria tersebut harus pergi bekerja. Siaran. Membacakan puisi untuk para pendengar.

"Nanti sehabis siaran aku akan ke sini lagi." Angkasa masih menggenggam tangan Yeosang sampai ke pintu depan

"Bukankah sudah terlalu larut?"

"Kamu keberatan?"

Yeosang menggeleng, "Tidak."

Jawaban Yeosang membuat Angkasa tersenyum, dengan berat hati ia melepas tautan tangannya dengan Yeosang.

"Selamat bekerja, Angkasa."

*****

Suara ketukan di pintu depan membuat Yeosang beranjak dari ranjangnya. Ia berlari dan segera membuka pintu, menampakkan lelaki jangkung yang terlihat lelah namun tetap indah. Yeosang tersenyum lebar, semangatnya selalu menggebu jika menyangkut tentang Angkasa.

"Sudah tidur ya?"

"Belum."

Satu tangan Angkasa merambat naik untuk mengusap pipi Yeosang, menyalurkan sengatan elektrik yang memabukkan. Ketika Yeosang mengadah, ia bisa mendapati wajah Angkasa dihadapannya. Begitu dekat. Sempurna. Ia meraih wajah itu semakin dekat, lantas memagut bibirnya perlahan. Yeosang tidak peduli jika mereka masih di pintu depan, pikirannya dipenuhi dengan keinginan untuk memiliki Mingi sepenuhnya.

Yeosang mencium Mingi, bukan Angkasa.

Kontak bibir keduanya terlepas dengan Yeosang yang terengah-engah. "Menginaplah." Bisiknya yang dibalas anggukan kecil oleh Mingi.

Dan ketika matahari muncul di ufuk timur dengan sinar yang menyilaukan, membuat Yeosang terbangun dan menyadari dirinya berada di pelukan seseorang. Ia berbalik, menatap pria di hadapannya yang masih mengerjapkan mata namun sedetik kemudian tersenyum.

"Yeosang?"

"Selamat pagi, Mingi."

*****
A/N :

Makin ke sini aku makin suka oneshot crack pair 🤧

-yeosha

ATEEZ ONESHOT (BXB) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang