Bab 14

1.2K 85 5
                                    

❤❤

Chandika dan Dyona mulai menjalani dan menikmati kebersamaan mereka seperti dulu. Sehabis Chandika pulang dari sholat magrib dimesjid, pasangan itu segera mengaji bersama. Untuk malam ini mereka berdua membaca surah Yasiin, Al-Waqiah dan Al-mulk bersama.

"Eh-" pekik Dyona pelan setelah menghentikan bacaannya.

"Kenapa?" tanya Chandika.

"Dia nendang mas" jawab Dyona lalu menjauhkan bagian mungkena yang menutupi perutnya. "Disini" ucap Dyona sambil memegang bagian kiri perutnya

Chandika tersenyum lalu ikut meletakkan tangannya diperut istrinya itu. "Ah iya, dia menendang" ucap Chandika sambil tersenyum sumringah karna senang. "Kenapa nak? Senang yah bisa ngaji sama papa mama?"

"Iya papa, aku senang" jawab Dyona dengan suara yang diubah layaknya anak kecil.

"Tenang yah sayang, kita bakal tiap hari kok ngaji sama-sama lagi" ucap Chandika lagi sambil terus mengelus perut Dyona, sebuah tendangan kembali dia rasakan. Anaknya didalam sana seperti mendengar dan menyahut apa yang dia bicarakan.

"Papa mama lanjut ngaji yah sayang" ucap Dyona menatap pada Chandika yang menatapnya.

Chandika mengangguk namun sebelum melanjutkan acara mengaji pria itu terlebih dahulu mengecup kening istrinya. "Bidadari surganya mas"

❤❤

"Padahal bisa pulangnya pagi besok aja bi" ucap Chandika pada mertuanya.

Setelah sholat isya dan mengobrol beberapa menit kini Chandika dan Dyona sedang mengantar Umi dan Abi mereka yang berniat akan pulang.

"Takutnya kalau besok malah tergesa-gesa" jawab Abi Dyona. Mereka kini sudah berada didepan rumah.

"Umi sama Abi pulang dulu yah" ucap Dyona pada anak dan menantunya.

"Iya Umi" Dyona mengulurkan tangannya pada kedua orang tuanya diikuti Chandika setelahnya. "Hati-hati dijalan" ingat Dyona saat kedua orang tuanya memasuki mobil.

"Assalamamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" sahut Chandika dan Dyona bersamaan sebelum akhirnya mobil hitam kedua orang tua Dyona berjalan meninggalkan halaman rumah.

"Sepi deh" ucap Dyona yang memutar tubuhnya untuk kembali masuk.

"Kan udah ada mas" sahut Chandika merangkul punggung istrinya tersebut setelah menutup pintu."Kita mau apa setelah ini?"

Baru saja Dyona ingin menjawab tapi dia malah terlebih dahulu membuka mulutnya untuk menguap.

"Ah, ngerti mas. Tiduran" sahut Chandika lesu. "Padahal mas mau-"

"Mau apa hayoo?" potong Dyona menoleh kesamping sambil tersenyum.

"Mau apa tebak?" sahut Chandika bertanya balik.

"Mau hemmmm apa yah?" Dyona mengetuk-ngetukkan jarinya pada dagu seolah sedang berpikir. "Mau makan yah?" tebak Dyona sambil menatap Chandika.

"Iya mau makan, makan istri tapi" Goda Chandika mengecup tiba-tiba pipi istrinya.

"Apaan sih mas makan istri?" Dyona segera melepaskan dirinya dari rangkulan Chandika. "Jangan-jangan mas selama hilang ini sudah berubah jadi manusia yang makan manusia? Apaan yah itu namanya?" Dyona tampak kembali berpikir sebelum menatap kembali suaminya dari bawah hingga ke atas.

"Jangan ngaco yah sayang"

"Mas bukan zombie kan?" tanya Dyona dengan raut takut yang dibuat-buat.

Datanglah Kepadaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang