Bab 10

1.4K 76 0
                                    

❤❤

Airin menatap Dyona sambil tersenyum sumringah sedangkan yang ditatap kini malah menatapnya dengan tajam seolah ingin mengamuk.

"Maaf yah Dy" ucap Airin memegang punggung tangan sahabatnya.

"Aku gak mau datang"

"Ih kok gitu, yang nikah ini sahabat kamu loh"

"Sahabat apaan? Acaranya dua minggu lagi dan kamu baru ngasih tau aku sekarang" kesal Dyona karna sahabatnya itu baru saja memberikan undangan pernikahan.

"Ya maaf, ini itu juga dadakan tau gak" jelas Airin sambil menatap undangan pernikahan berwarna kuning keemasan diatas meja lalu beralih pada Dyona. "Udah yah bumil jangan marah-marah kasian loh anaknya" goda Airin.

"Apaan sih?"

"Maaf, Lagian ini kasusnya beda Dy. Coba aja kalau ini cowo pilihan aku pasti aku cepat-cepat ngasih tau kamu. Lah ini apa? Aku dijodohin" Jelas Airin menampakkan wajah lesunya.

"Terus kenapa mau?"

"Ya gimana? kemauan orang tua, aku mesti nurutlah tapi dia lumayan ganteng sih perhatian juga" jawab Airin sambil diiringi kekahan kecil. "Mau liat fotonya gak?"

"Punya fotonya?"

"Enggak sih tapi kita bisa liat diakun instagramnya" ucap Airin yang mulai mengotak-atik ponselnya hingga menampilkan akun pria bernama Juna Mahessa. "Nih" ucap Airin memperlihatkan foto calon suaminya.

"Pantesan kamu mau, Ganteng kok..Aw" pekik Dyona yang tiba-tiba memegang perutnya.

"Kenapa Dy?"

"Dia nendang perut aku. Kemarin-kemarin juga sempat gini kalau aku bilang mas Chandika ganteng dia bakal nendang" ucap Dyona lalu tiba-tiba kembali merasakan kaki bayinya didalam kandungan tersebut. "Tu kan nendang lagi"

"Ih Cemburuan ni anaknya, Boleh nyentuh gak?" tanya Airin.

"Boleh"

Airin lantas langsung meletakkan telapak tangannya pada permukaan perut Dyona. "Hai anak Dyona, ini tante Airin" Sapa Airin semangat. "kenceng banget yah Dy perut kamu"

"Nanti kamu juga bakal gini kok" jawab Dyona membuat Airin tersenyum malu. "Dimakan tuh kue sama cemilannya" ucap Dyona mengingatkan.

"Iya Dy”

❤❤

"Umi beneran gak mau ikut keacara?"

Dyona yang sudah mengenakan gamis cantik berwarna navy itu masih saja bertanya pada uminya padahal sudah berkali-kali uminya menjawab tidak.

"Umi lagi gak enak badan Dy"

Dyona menghela nafasnya dalam, rasanya dia juga jadi tidak ingin pergi keacara itu tapi apa boleh buat dia sudah siap dan Kris juga sudah dijalan untuk menjemput.

Bunyi sebuah mobil yang tiba-tiba terparkir didepan rumah itu membuat atensi kedua wanita yang duduk disofa itu jadi beralih pada pintu.

"Mungkin nak Kris sudah datang" ucap Umi Dyona yang kemudian berdiri dan berjalan menuju pintu diikuti Dyona dibelakangnya.

"Assalamu'alaikum" sapa Kris yang berjalan mendekat pada pintu rumah.

"Wa'alaikumsalam" balas Dyona dan Uminya.

Fokus Kris teralihkan, pria itu terdiam kaku saat matanya mendapati sosok Dyona yang malam ini terlihat berkali-kali lipat lebih cantik dari biasanya.

Wajah putih Dyona diwarnai kemerahan pada bagian pipinya, bibirnya yang sedikit berisi itu tak lupa juga dipolesi dengan warna lipstik yang tak begitu mencolok namun terlihat pas dengan pakaian dan wajah putih Dyona.

Datanglah Kepadaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang