Bab 4

1.4K 109 1
                                    

❤❤

Setelah acara makan malam bersama, Chandika dan Sabina langsung bergegas untuk kembali kehotel tempat mereka menginap.

"Sabina"

"Iya pak" Sabina menoleh kesamping pada Chandika.

"Catatan meeting minggu lalu kamu bawa tidak?"

"Bawa pak”

"Tolong nanti serahkan sama saya yah, saya mau baca saran dari para manager"

"Oh, baik pak. Nanti saya bawakan catatannya kekamar bapak"

Chandika tak menjawab lagi, dia hanya memberikan anggukan dan kembali menatap keluar kaca mobil pada pemandangan jalan kota malang.

❤❤

Tok... Tok... Tok

Chandika yang baru saja selesai mandi itu langsung menuju pintu kamar hotel setelah mendengar suara ketukan.

"Oh, Sabina"

"Iya pak, ini saya bawa catatan meeting waktu itu" ucap Sabina menunduk malu.

"Makasih yah" ucap Chandika meraih buku catatan Sabina. "Sabina" tegur Chandika karna wanita itu tak kunjung melepaskan genggamannya pada buku catatan.

"Pak..." ucap Sabumina yang kemudian mengangkat wajahnya menetap Chandika.

"Iya, kenapa?"

"Boleh saya minta sesuatu?"

"Sesuatu apa?" tanya Chandika balik.

"Kran air dikamar mandi saya tidak berfungsi. Emmm... apa boleh saya izin menggunakan kamar mandi bapak sebentar?"

"Kamu sudah minta resepsionis untuk membenarkan kran air-nya?"

"Sudah pak, tapi katanya besok baru bisa diperbaiki karna yang bertugas mengurus hal itu sudah pulang"

Chandika berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Baiklah, kamu bisa menggunakan kamar mandi saya"

"Kalau begitu saya kekamar dulu pak, mau ambil keperluan saya" ucap Sabina terdengar lega. "Oh iya, ini pak catatannya"

"Iya" Sahut Chandika.

Sabina langsung berjalan menuju kamarnya, wanita itu mengambil beberapa perlengkapan mandi dan pakaiannya lalu kembali mendatangi kamar Chandika.

"Kalau kamu sudah selesai tolong langsung kembali kekamar kamu yah, saya mau keluar dulu"

"Bapak mau pergi?"

"Iya, cari angin"

"Oh begitu" Sabina menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Oh iya pak, terima kasih sebelumnya" ucap Sabina dibalas anggukan oleh Chandika, Pria yang mengenakan celana training dan kaos hitam itu kemudian keluar dari dalam kamarnya.

❤❤

Kalau dihitung sudah empat kali Dyona menghubungi Chandika namun pria itu tak kunjung mengangkat panggilan teleponnya membuat hatinya jadi resah dan kesal secara bersamaan.

"Katanya mau video call" gerutu Dyona yang kemudian kembali menghubungi kontak nomor suaminya.

"Mas kemana aja, kok baru angkat?" cerca Dyona langsung saat panggilannya diangkat.

"Maaf Dy, ini aku Sabina bukan pak Chandika"

"Eh, Mba Sabina? Kok mba yang angkat? Inikan ponsel mas eh…pak Chandika maksud Dy"

Datanglah Kepadaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang