❤❤
Tidak adil! Itulah yang Dyona rasakan. Sejak malam tadi dia tidak bisa tidur karna memikirkan Chandika, rasa tidak sabar akan kedatangan suaminya membuatnya terus terjaga tapi saat pagi dan semua orang akan pergi kebandara untuk menjemput, dia malah tidak diizinkan ikut.
Dyona masih setia menunggu diluar rumah tepatnya dikursi yang ada. dengan penuh harap wanita yang tengah hamil tua itu menatap pada pagar rumah menanti mobil keluarganya.
Sebuah mobil putih tiba-tiba masuk kehalaman tapi bukan mobil yang menjemput suaminya melainkan mobil Kris.
Dyona bangkit berdiri dengan pelan menyambut kedatangan Kris dan juga Rachel sambil tersenyum.
"Dyona..." pekik Rachel langsung memeluk Dyona. "Selamat yah karna Chandika kembali" ucap Rachel disertai tangis haru oleh wanita itu.
"Alhamdulillah. Selamat juga untuk mba, dulu mba yakin sekali kan kalau mas Chandika masih hidup" balas Dyona setelah Rachel melepaskan pelukannya.
"Aku benar-benar gak nyangka ini bisa terjadi, Allah benar-benar menjaga Chandika" ucap Rachel. Bisa Dyona lihat raut kebahagian diwajah wanita itu.
"Selamat yah" ucap Kris sambil tersenyum pada Dyona. Dyona mengangguk sambil tersenyum membalas ucapan sepupu suaminya tersebut.
Teet... Teet
Dyona, Rachel dan Kris spontan menoleh kearah pagar yang kini menampilkan mobil hitam milik mama Chandika. Beberapa keluarga yang berada didalam rumah pun ikit keluar setelah mendengar bunyi klakson mobil tersebut.
Dengan senyuman yang merekah, Dyona berjalan mendekat pada mobil yang sudah berhenti itu. Dia menatap dengan rasa penasaran dan bahagia pada pintu mobil yang berlahan terbuka.
"Sayang/ Mas" ucap Chandika dan Dyona bersamaan membuat keduanya jadi tersenyum.
"Tetap disitu, biar mas yang datang kepada kamu"
Air mata tidak selalu mengartikan kesedihan, hal itulah yang terjadi sekarang. Dyona merasa bahagia luar biasa, bibirnya mengembangkan senyuman namun air matanya serasa tak bisa berhenti menetes setelah melihat Chandika yang kini berjalan mendekatinya.
"Kamu gendutan" ucap Chandika membuat Dyona memanyunkan bibir bawahnya namun segera mendekap memeluk tubuh suaminya itu.
"Mas kemana saja? Dy kangen banget sama Mas Chandika"
"Mas juga kengen. Maafin mas yah sudah membuat kamu menungu lama" sahut Chandika mengelus punggung dan kepala Dyona.
"Maafin Dy karna waktu itu marah sama mas Chandika"
"Maafin mas juga karna waktu itu bicara kasar"
Dyona melepaskan pelukannya lalu mengusap wajah Chandika, dia meraba mata, hidung dan pipi pria itu agara hati semakin yakin bahwa yang didepannya ini bukanlah mimpi tapi nyata.
"Jangan nangis yah, mas gak suka lihat kamu nangis" ucap Chandika mengusap pipi Dyona.
Dyona meraih tangan Chandika lalu membawa tangan itu keperutnya. "Dia juga kangen papanya" ucap Dyona sambil tersenyum.
Kedua mata Chandika yang tadi menatap Dyona berlahan turun menatap pada perut istrinya yang sudah besar itu, Chandika tersenyum lebar lalu menurunkan tubuhnya.
"Assalamu'alaikum sayang... ini papa, Papa juga kengen kamu" ucap Chandika lalu mengecup perut Dyona lama
❤❤
Chandika menceritakan semua ceritanya dari saat terjadi kecelakaan hingga kini dia bisa duduk berdampingan dengan istri tercintanya.
"Ketika aku bangun, aku tidak mengenali siapa-siapa bahkan pada diriku sendiri. Keluarga dikampung pedalaman yang menolongku disungai itu itu sangat baik, Mereka mengizinkanku tinggal disana sampai empat hari yang lalu anak salah satu keluarga itu namanya Yono mengajakku pergi kekota untuk mencari uang. Kami mencari pekerjaan tapi sama sekali tidak ada lowongan hingga kami mengamen diwarung-warung pinggir jalan dan secara tidak sengaja aku bertemu pak Daniel"
KAMU SEDANG MEMBACA
Datanglah Kepadaku (END)
Narrativa generaleChandika dan Dyona adalah sepasang suami istri, mereka saling mencintai satu sama lain. Kebahagiaan rumah tangga mereka bertambah semenjak Dyona dinyatakan hamil. Namun hidup terus berputar, kebahagiaan itu tak berlangsung lama, semuanya berubah se...