Bab 9

1K 73 2
                                    

❤❤

Semenjak Dyona tinggal dikomplek perumahan suaminya itu bisa dihitung berapa kali Dyona keluar rumah untuk membeli sayur atau buah dari pedagang keliling.

Hari ini, mbok Ijum lupa membelikan ubi jalar pesanan Dyona jadi wanita hamil itu memutuskan untuk membelinya dari pedagang keliling yang biasanya lewat didepan rumah.

"Eh Dyona" Sapa seorang ibu yang juga tinggal dikomplekan perumahan yang sama dengannya.

Dyona mengangguk sambil tersenyum saat disapa.

"Kandungannya udah besar yah? Berapa bulan?"

"Udah mau masuk tujuh" jawab Dyona.

"Waktu berlalu cepat yah" ucap ibu yang lainnya.

Dyona mengangguk lalu beralih pada abang penjual sayuran. "Ubi jalar ada bang?" tanya Dyona.

"Ada neng, Ini"

"Berapaan bang?" tanya Dyona sambil memegang plastik berisi 3 buah ubi jalar

"Sebungkus ini 10 ribu"

"Beli 2 bungkus deh bang" ucap Dyona mengeluarkan uangnya.

"Kamu masih muda Dyona, harus bisa bangkit dari masa lalu supaya bahagia kedepannya" saran seorang ibu pada Dyona.

Dyona menatap ibu tersebut dengan lamat, entah kenapa hatinya tiba-tiba terasa sakit.

"Iya Dyona, lagi pula kamu cantik masih punya banyak harapan baik. Pasti banyak pria yang akan menyukai dan menerima kamu" sambung ibu lainnya.

"Oh iya, terima kasih sarannya ibu-ibu" ucap Dyona serak. "Kalau begitu saya permisi"

Sambil memegangi perutnya yang buncit dan satu tangannya yang kain memegang bungkus ubi jalar Dyona berjalan tergesa-gesa menuju rumahnya.

Dia tau mungkin niat ibu-ibu itu untuk menyemangati dengan saran itu tapi rasanya dia ingin menangis.

"Bangkit dari masa lalu? Mas Chandika bukan masa lalu?" gumam Dyona yang berjalan masuk menuju rumah, wanita itu sedikit membanting pintu rumah.

"Bisa-bisanya mereka bicara seperti itu padahal mereka tidak tau apa-apa. aku bahagia kok dengan anakku" ucap Dyona lagi meletakkan dengan kasar bungkus ubi jalar didepan meja tamu lalu duduk diatas sofa.

"Astaghfirullah, Astaghfirullah" Dyona mengusap dadanya beberapa kali. "Ya Allah ampuni hambamu ini"

❤❤

"Menurut kakak, Dyona itu orangnya bagaimana?" tanya Rachel yang sedang duduk bersantai menonton televisi bersama kakaknya.

"Baik" jawab Kris seadanya.

"Cantik gak?"

"Cantik itu relatif"

"Menurut kakak aja gimana? Cantik enggak?" tanya Rachel setengah menuntut. Kris yang tadi menonton televisi lantas menoleh pada adiknya tersebut.

Sebuah anggukan Rachel dapatkan dari kakaknya itu yang berarti Dyona dinilai kakaknya sebagai wanita cantik.

"Tipe kakak gak?" tanya Rachel lagi.

"Kamu ini apaan sih?" tanya Kris memberikan adiknya pukulan dengan bantal sofa.

"Ih... Orang nanya juga malah dikasih bantal, Iya yah? Tipe kakak?"

Kris berdecak lalu bangkit dari sofa, pria itu mengacak rambut adiknya sebelum melangkah menjauh.

"Gak jawab berarti iya, aku bantuin yah"

Datanglah Kepadaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang