❤❤
"Kenapa mas?" tanya Dyona yang duduk disamping Chandika, pria itu tadi sedang duduk bersandar dikepala sofa depan televisi.
Chandika membuka matanya lalu menoleh pada Dyona ."Kenapa apanya?" tanya Chandika pada Dyona sambil memperbaiki posisinya.
"Mas gak banyak bicara akhir-akhir ini, ada masalah dikantor yah?"
Chandika tersenyum tipis lalu menggeleng. "Banyak kerjaan di kantor jadi mas lelah" jawab Chandika.
"Dy pijitin yah mas" Dyona langsung memijit lengan suaminya hingga pria itu tersenyum tipis ."Mas sandaran aja disofa lagi" titah Dyona sambil mendorong pelan dada suaminya itu hingga kembali bersandar dikepala sofa.
"Boleh mas tanya sesuatu pada Dy?" tanya Chandika sambil menatap istrinya yang sedang memijit lengannya.
"Boleh, tanya apa mas?"
"Mas mau tanya pendapat Dy tentang poligami"
Dyona menghentikan pergerakan tangannya, wanita itu menatap dengan alis berkerut pada Chandika.
"Mas cuma tanya, jangan salah paham" ucap Chandika langsung kembali memperbaiki posisinya berhadapan dengan Dyona .
"Kenapa jadi tanya tentang itu? Mas mau pologami?"
"E-enggak, Mas cuma nanya pendapat Dy"
Dyona mengalihkan wajahnya dari Chandika untuk menghela nafas lalu kembali menatap pria itu.
"Poligami tidak dilarang selama seorang pria mampu berlaku adil tapi jika tidak mampu maka satu orang wanita sudah cukup"
"Apa itu artinya kamu sebagai wanita tidak keberatan dengan istilah poligami?"
"Kalau Dy keberatan itu artinya Dy juga menentang pada ayat Allah dan sunnah rasul" jawab Dyona membuat Chandika terdiam menatap wanita didepannya. "Tapi kalau mas tanya apa mas boleh poligami, jawabannya tidak" lanjut Dyona langsung
"Dy…"
"Dy cinta sama mas dan belum atau tidak akan siap kalau harus merasakan poligami. Dy hanya wanita biasa, tidak sehebat dan setegar siti sarah yang merelakan nabi ibrahim menikah lagi atau seikhlas dan sesabar Saudah yang meizinkan rasulullah poligami" jelas Dyona dengan air mata yang tiba-tiba saja jatuh, wanita itu menangis karna takut jikalau dia harus merasakan berbagi suami yang dia cintai.
Chandika meraih Dyona kedalam pelukannya dan mengusap lembut kepala wanita itu. "Maaf yah, mas gak maksud apa-apa. Mas cuma nanya, jangan nangis yah sayang" bujuk Chandika lembut.
Dyona melonggarkan dirinya menatap pada Chandika. "Dy akan usahain jadi istri yang baik dan nurut sama mas"
"Kamu memang istri yang baik" sahut Chandika sambil mengusap air mata Dyona. "Maafin mas buat kamu jadi nangis"
Dyona mengangguk lalu kembali memeluk Chandika.
Chandika benar-benar tidak tau apa yang nanti harus dia lakukan jika sampai Dyona tau dia telah berbohong dan berkhianat. Kini Dia dilanda rasa takut dan resah.
❤❤
Sokma duduk diatas kursi meja makan yang ada didapur, setelah sholat isya wanita itu berniat untuk makan malam tapi setelah melihat masakan yang tersaji diatas meja entah kenapa nafsu makannya hilang.
"Sepi sekali disini" ucap Sokma menatap kesekeliling dapur. Dia terbiasa dikampung makan bersama keluarganya tapi kini dia seorang diri dirumah yang Chandika berikan, rasanya jadi hampa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Datanglah Kepadaku (END)
General FictionChandika dan Dyona adalah sepasang suami istri, mereka saling mencintai satu sama lain. Kebahagiaan rumah tangga mereka bertambah semenjak Dyona dinyatakan hamil. Namun hidup terus berputar, kebahagiaan itu tak berlangsung lama, semuanya berubah se...