Apakah Rasa ini

387 26 0
                                    

Malam itu sama seperti beberapa waktu belakangan ini aku mendengar kan curhatan nya... Entah kenapa aku ingin melihatnya dan menenangkan nya langsung... Bukan hanya lewat pesan teks atau suara.

Tanpa kusadari aku telah dijalan menuju rumahnya... Lagi-lagi aku bergerak mendekati nya tanpa kusadari... Udara malam terasa dingin menggigit... Gerimis memang telah turun sejak sore tadi...

Sebenarnya aku lelah karena banyak hal yang kukerjakan hari ini... Namun entah mengapa aku sangat bersemangat untuk bertemu dia... Gadis berjilbab yang kini duduk bengong melihat tingkah konyol timnya...

Aku tak tahu kenapa aku suka melihat dia tersenyum... Aku cemas kalau melihatnya sedih seperti itu...

Aku menggodanya... Dia manyun... Lalu aku tertawa mengejek... Dia menurut saja ketika aku mengajaknya duduk dan bicara... Aku suka menatap matanya kalau bicara... Walau dia nggak suka kalau aku menatapnya.

"Jangan lihat lihat..."
"Iya deh iya... "

"Sekarang kita mau ngapain..."
Kamu bertanya dengan bibir manyun... Itu membuat ku gemas.
"Terbang..."
Jawabku, karena aku selalu ngerasa terbang kalau bersama denganmu...
"Mimpi... "
"Tidur dulu lah..."

Kita ketawa, lalu aku memintanya untuk bercerita apapun... Ketika ia mulai melow aku mencari celah membuatnya tersenyum lagi dengan cerita receh atau tindakan-tindakan yang tak ia pikirkan... Seperti mengajaknya hujan-hujanan... melakukan hal yang ia sukai ( walau kadang aku merasa malu melakukan itu, karena belum terbiasa, tapi its oke untuknya) Atau mengenalkannya dengan orang-orang baru... hal-hal baru, Aku ingin dia lupa dengan hatinya yang terluka...

Tanpa kusadari semakin mengenal pribadinya aku semakin menyukai dirinya. Dia yang lucu, tulus, senang membantu orang lain, dan sebenarnya sangat sensitif, juga perhatian dengan orang lain.

Kupikir rasa Suka ku hanya sebatas teman... Karena aku bukan orang yang mudah jatuh cinta.

Rasa itu hadir...
Tanpa kusadari kedatangannya.
Ia menyusup perlahan-lahan.
Ia bagai air, Mengalir ...
Mengairi semua yang disentuhnya.
Kini hanya dia yang mampu kupikirkan...

"Ga mikirin apa si...?"
Aku memikirkanmu...
"Kamu..."
"Ngaco..."

Dia memukul ku dengan bantal kursi yang berada di pangkuannya... Aku tahu dia menganggap ku bercanda, tapi Allah tahu itu yang benar-benar kupikirkan.

Dia menghembuskan nafas panjang... Sambil manyun, Kutatap mata itu... Tuhan beri aku cara agar dapat memahami apa yang ia butuhkan... Aku rela menjadi apapun yang ia butuhkan agar ia bahagia...

"Udah nggak usah sedih-sedih lagi, ngapain digalauin, nggak ada juga orangnya..."

"Emang galau cuman boleh kalau ada orangnya... Aneh."
Dia merenggut lagi sambil merebahkan kepalanya disandaran kursi... Pandangan nya lurus, namun kosong... Tanpa kusadari yang kulakukan aku bangkit dari tempat ku duduk berdiri tepat didepan nya.

"Yang aneh itu kamu... Emang apa untungnya buat kamu kayak gini sekarang... Bisa bikin dia ngertiin perasaan kamu atau dia bisa tahu kamu lagi sedih dan galau gara-gara dia...? nggak kan..."

Dia menatapku lalu berucap pelan, aku tahu dia menahan tangis... Dan itu membuat dadaku terasa sesak...

"Kamu nggak tahu rasanya dibuat nyaman dengan kasih sayang lalu diberi harapan serta janji-janji manis, Kemudian ditinggalkan tanpa satupun kata-kata yang menguatkan."

Dia membuang wajahnya ketika air mata mulai turun membasahi pipinya yang halus menetes kejilbab yang dipakainya... Aku tahu itu bukan pertanyaan, tapi pernyataan...

Lututku terasa lemas... Aku perlahan bersimpuh dihadapannya sambil mengulurkan tisu... Dia gadis yang sangat ajaib, dia terlihat kuat dengan segala pesona dan apa yang ia miliki, namun saat yang lain ia rapuh dan lemah hingga membuatku ingin melindungi dan menjaganya....
Salahkah aku...???

Bersambung...

Isi Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang