Kecewa atau takut...???

123 13 1
                                    

Bila kamu menangis dihadapan manusia, kamu akan nampak lemah, tapi jika kamu menangis dihadapan Allah, kamu akan semakin tabah...

Aku pulang begitu menyelesaikan pekerjaan... Aku memang sengaja tidak memberimu kabar kepulangan ku... Aku sedang menenangkan diriku sendiri dengan jawaban apapun darimu nanti.

Aku membuka jendela kamar... Angin dingin berhembus menerpa wajah dan menerbangkan rambutku... kubiarkan saja angin mengacaukan rambutku, entah kenapa menyadari berada dibawah langit yang sama membuat ku merasa nyaman... Langit kota Jakarta memang tak seindah langit dipantai Nusa tenggara yang penuh bintang... namun kemarin malam langit indah itu tak dapat menenangkan hatiku.

Hpku berdering... Kutengok layar yang berkedip-kedip... Ady... Nama itu terpampang di sana. Setelah mengucap salam... Ady langsung nganjak jalan... ia tak mengetahui bertapa saat ini aku sedang ingin sendiri...

Aku jawab malas... Sikepo yang kekepoannya akar pangkat kuadrat itu maksa banget aku menjawab jujur kenapa suaraku tidak seceria biasanya... Padahal aku sudah berusaha untuk terdengar biasa saja.

"Ngumpul aja yuk..."
"Aku capek banget, juga ngantuk..."
"Beneran nih, kayak nya emang ada yang nggak beres nich Ama Lo..."
"Lo tuh yang nggak beres... Huahh..."
Aku pura-pura menguap...malah Ady ketawa nggak jelas kenapa...

"Pingin balikan ya..."
Bagaimana bisa balikkan kita memang belum pernah jadian kan...? Dasar makhluk sableng ni Ady...
"Ngaco..."
"Terus..."
"Iya apanya yang harus terus Dy..."

"Lo itu biasanya jam kalong, tiba-tiba jam segini sudah ngantuk... Kan Aneh..."
"Gue lelah banget Dy, dan besok pagi pagi buta gue ada meeting lagi."

Aku menjatuhkan diri diatas kasur sambil kembali menjawab pertanyaan pertanyaan Ady yang bikin kepalaku makin pening. Mataku menatap atap kamar membayangkan sedang apa dirimu...

"Lo Ama dia gimana...?"
"Nggak tahu... Orang yang masih diharapkan nya kembali..."
"Hah... Masa... siapa..."
"Orang yang pernah disukai nya... Dan mungkin masih..."

"Lo cemburu Riz..."
Kurasa bukan cemburu, aku tahu rasanya cemburu... Ini lebih ketakut kalau kamu terluka lagi... Sedihnya hatiku melihat mu menangis lebih sakit daripada panasnya rasa cemburuku dulu...

"Tapi emang siapa orang yang masih disukai Hani Riz... Bukan Lo..."
Kayak ada menyentil hidungku mendengar kalimat tanya Ady yang barusan.... Tunggu sebentar... Siapa yang Ady dan aku maksud...

Dua wanita yang berbeda... Mengapa aku pikir wanita yang sedang Ady bahas adalah dirimu... Mengapa akhir akhir ini kamulah yang lebih sering kupikirkan... Bahkan aku seakan kehilangan minat ketika bersama wanita yang pernah sepenuh hati dulu Kusukai.

Aku disini kembali untukmu, walau mungkin aku akan kecewa. Salahku karena menaruh harapan yang terlalu besar bahwa kamu punya perasaan yang sama untukku...

Harusnya aku sadar diri..
Harta dunia tidak kumiliki...
Ilmu agama tidak pula kukuasai..
Aku hanya manusia biasa yang ingin memperbaiki diri...
Untuk mempersunting sang bidadari hati.

Ya Allah...
Ajari hatiku kuat dengan ujian-Mu
Ajari hatiku rendah diri apabila mendapat banyak pujian karena semua hanya titipan-Mu
Dan ajari hati ini Istiqhfar apabila aku salah... Berharap selain pada-Mu.

Tak kusadari air mataku turun... Aku yakin tak akan kuat bicara secara normal pada Ady. Dia akan tahu dari getar suaraku.

"Dy...Aku ke toilet dulu ya..."
Aku mengucapkan salam dengan buru-buru dan setelah Ady menjawab aku menutup TLP itu, lalu lari ke kamar mandi...

Manusia butuh tempat mengadu...
Pada Yang selalu mau mendengar...
Yang selalu ingin kita meminta...
Yang tidak pernah mengecewakan.
Aku ingin meminta pada yang Maha memberi...

Bersambung.

Isi Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang