Perbedaan

181 14 0
                                    

Aku menghela nafas panjang... Iya Hani bukan kekasih pertama ku, tapi ia mantan kekasih yang kupikir masih kusayangi... Walau mungkin tak lagi sama seperti dulu, kami memiliki begitu banyak perbedaan pendapat, yang tak jarang menyulut pertengkaran.

Soal Fita benarkah aku masih mengharapkan dia... Aku nggak tahu persis... Yang kutahu banyak banget kenangan indah yang terjadi antara kami... Darinya aku banyak belajar... tiap Kisah punya pembelajaran yang berbeda.

Kedua nya wanita wanita baik yang punya kelebihan masing-masing. Namun apakah aku masih mengharapkan keduanya...???

Apakah kita bisa mencintai dua orang atau lebih dalam satu waktu... ?
Aku rasa tidak, lalu apakah yang kurasakan untuk Hani, Fita, Nona atau dirimu...?

Nona... Gadis cantik yang beberapa bulan ini dekat denganku, dia membuat ku merasa berharap dengan perhatian dan kelembutan nya. banyak persamaan antara kami, mungkin itu membuat ku merasa sefrekuensi.

Kupikir aku mulai baper dengan nya... Namun saat bersama dengan mu aku melupakan nya. Rasa yang ada ketika bersama dengan mu begitu berbeda...

Aku bukan orang yang mudah memakai rasa untuk dibiarkan apalagi dipupuk... aku terbiasa mengontrol semua nya. Namun mengapa kamu berbeda ada atau pun tidak kamu disampingku... Aku memikirkan dan mendoakan mu.

Aku tak tahu sejak kapan telah memberikan mu rasaku. Bersama dengan mu aku temukan diriku yang bahkan selama ini kututupi rapat-rapat.

"Tahu nggak, Lo belum mau move on, makanya Lo masih berharap mengulang lagi, lagi dan lagi... Belum cukup ya putus nyambung putus nyambung..."

"Kayak lagu ya Ki, putus nyambung melulu Lo Riz... Emang nggak bosen apa. Ingat bro yang terjadi sebelum sebelumnya, belum kapok Lo sakit hati...?"

Satu lagi nich sohibku yang hobinya nge-gym ini tiba-tiba nyeletuk, dengan kalimatnya yang mengingatkan aku dengan semua kecewa dan sakit hatiku... yang masih mampu kurasakan sakitnya. Walaupun kuakui semua sakit yang kualami bukan salah mereka saja. Aku juga salah karena berharap terlalu banyak dari mereka.

Kami bertiga, aku, Rizky, dan Ady memang sering menghabiskan waktu bersama.... Kami bagai kepompong, yang merubah ulat menjadi kupu-kupu...

Maksudnya sahabat sejati... Yang sukanya nongkrong sambil saling julit satu sama lain, bahkan kami selalu saling mencari waktu untuk bertemu dan bercanda, Apalagi bila tak ada kesibukan...

"Bukankah seseorang bisa berubah..."
Aku menjawab kalimat panjang keduanya dengan Alasan yang kuharap benar...

"Siapa yang mau berubah... Lo... Atau dia..."
Rizky menatap ku tajam, aku mengangkat bahu, selama ini akibat kebucinanku aku kerap rela menjadi yang diinginkan orang yang kucintai, walau akhirnya aku kembali harus jadi yang terluka.

Aku lupa ...
Cinta menerima segala yang ada pada orang yang kita cintai...
Menyesuaikan atau menambal yang kurang hingga nyaman bagi keduanya...
Menuntun untuk terus menjadi lebih baik bersama-sama...
Karena memang tak ada manusia yang sempurna.

"Kita menyanyangi Lo bro... Jadi kita berharap Lo bahagia..."
Tiba-tiba Ady meluk gue, gue mundur pura-pura takut...
"Idih gue masih normal Dy... "

"Gesrek Lo Riz, yang suka pura-pura jadi yang setengah itu kan Lo dan sibren..."
Ady belum menyelesaikan omongannya saat Rizky berdiri dari duduknya sambil merenggangkan pinggangnya...

"Mo kemana Ki... Baru juga aku nyampe... Masa sudah mau pisah lagi si..."
Dasar Ady sableng... cara ngomongnya lenjeh banget... Dia bilang yang suka pura-pura setengah itu gue Ama Rizky eh kayaknya dia juga sudah ketularan.

"Cape gue... Ntar malam syuting lagi... Dan Lo... Jangan mau mengulangi yang salah padahal kita masih bisa memilih menjadi benar. Atau jangan mau jadi bodoh walau pun sebetulnya memang bodoh..."

Rizky tertawa tergelak sebelum menendang kakiku dan pergi.

Sahabat sejati tidak takut bicara keburukan mu dihadapanmu, dan tidak ragu mengatakan hal-hal baik tentangmu dibelakangmu.

Bersambung...

Isi Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang