Sahabat

196 17 0
                                    

Beberapa waktu kulalui semua nya sendiri sayang...
Mengapa kamu datang menyemaikan rasa dihatiku...
Bila kamu akhirnya kembali pada yang memberikan mu luka

Namun mengapa hati ini masih menyimpan harap...
Bahwa kamu lah yang sungguh kuinginkan...
Menjadi belahan jiwa atau tulang rusuk yang diciptakan untukku.

"Masih galau bro..."
Kalimat tanya Billar membawa ku kembali kealam nyata...

"Nggak... Lo besok live lagi..."
Billar mengangguk mantap, lalu membaringkan tubuhnya di sofa yang berada dibelakangku...

Aku mencoba mengalihkan pembicaraan, Aku asyik memainkan gitar tanpa tahu lagu apa yang tengah ku mainkan.

"Lo masih cari lowongan...?"
Kukerutkan dahi mendengar kalimat nya itu... Kutatap wajah yang terlihat letih disampingku... Bingung...

"Lowongan apa...?"
Tanyaku... Yang dijawab Billar dengan senyum masam...ia memiringkan kepalanya menatap ku...

"Lowongan untuk mendapatkan pasangan... lo Masih bingung yang mana... atau malah sudah ditolak sebelum nembak..."

"Ngaco..."

"Nggak lah... Lo plin-plan sich... Akhirnya malah Lo kehilangan semuanya..."

"Semuanya... Maksud Lo apa...?"

"Jangan pura-pura bego... Walau memang Lo agak bego si benernya..."

Kutaruh gitar disamping sofa Kutatap tajam mata Billar... Mengapa harus ada kata semua nya... Emang segitu banyak kah... Apakah salah kalau aku bimbang memilih yang terbaik untuk mencari seseorang yang akan menjaga hatiku... ???

Sungguh bukan kuingin mengeluh aku hanyalah ingin mengeluarkan sesak yang menghimpit dada, hingga tanpa kusadari aku menghela nafas panjang...

Aku hanya tak ingin kembali kecewa setelah menaruh harapan.... Aku tak ingin terluka setelah percaya. Kamu benar tak selamanya kita harus optimis... Adakalanya dibutuhkan pemikiran yang pesimis untuk menjaga diri sendiri untuk tidak terlalu berharap banyak pada orang lain yang akhirnya membuat kita kecewa.

"Kesambet dimana sich Lo Riz, akhir akhir ini cengo banget."
Aku tersenyum masam mendengar kalimat Billar...

"Senyum Lo tuh kayak jamu... Pahit... Eh ya benernya Lo tuch udah milih belum sich... Kok nggak ada tindakan nya... Ingat Riz cinta itu kata kerja, dan sebagai kata kerja jelas ia membutuhkan tindakan tindakan, bukan sekedar perasaan."

"Tumben kalimat Lo bagus..."

"Iyalah... Gue gitu lho... Walau sebenarnya itu kalimat ada dibuku yang lagi gue baca judulnya harga sebuah percaya karangan Tere Liye."

"Pantesan... Soalnya otak Lo nggak bisa dech nyusun kalimat puitis gitu..."

Pukulan manja Billar arahkan kebahuku, lumayan sich rasanya...

"Gembel Lo Riz... Gue itu care Ama Lo makanya gue tanya..."

"Iya... Gue tahu... Lo tuch emang sahabat gue yang paling-paling..."
Aku memeluk kepala Billar yang dibalasnya dengan menjambak rambutku menjauh kan wajah kami...

"Sudah dech, Lo milih yang mana...?"

"Penasaran...???"
Aku menaikkan alis mata menggodanya...

"Bangke Lo, tinggal jawab pake sok sok an..."

Aku terdiam... Wajah manis mu menggantung jelas di pelupuk mata... Namun nama yang pernah kamu sebutkan membuat ku tak sadar memejamkan mata kuat-kuat... Sambil menggeleng-geleng kan kepala.

"Ditanya malah joget disko... Mabok Lo..."
Aku tak menjawab sindiran Billar... Dia tahu bagaimana aku, jadi aku tahu kalimat nya hanya joke. Melihat ku tak menjawab dia kembali berkata kali ini terdengar serius.

"Lo harus hati-hati dengan apapun yang Lo pilih... Tiap-tiap pilihan punya konsekuensi yang nggak mudah..."

"Iya..."
Aku tahu seberapa berat konsekuensi ku menyayangimu... Tapi entah mengapa aku tak dapat mundur... Rasa ini ingin diperjuangkan...

"Jangan biarkan Lo hanya jadi rumah singgah, yang hanya pengisi kekosongan nya atau rumah sakit, saat dia sembuh dia pergi."

Billar bener... Namun mengapa aku masih berpikir tak mengapa kamu sekarang menjadi kan aku rumah singgah ataupun rumah sakit asal kamu bahagia...

Aku membuka mata dan melihat Billar masih melihat kearah ku.
"Jarang banget Lo serius... Lucu liat wajah mu gitu."

"Serius dah bubar... Ganteng banget ya acu..."
Dengan gaya centil ia menyentil hidungku.

Aku hanyalah seseorang diantara banyak orang yang dalam hidup nya ingin menolong orang-orang disekitarnya...

Bersambung...

Isi Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang