Kecewaku.

38 0 0
                                    

Setiap bersama mu waktu seakan berlari Begitu cepat... Hingga rasanya Aku ingin menghentikan nya sejenak... Namun aku segera berucap Istiqhfar... Aku tidak boleh egois...

Setia mu miliknya, dan Aku tak ingin mengganggu... Melihatmu bahagia itu cukup untukku berbahagia pula. aku dan dia disisi mu untuk membahagiakanmu, Walau kuakui bila bicara egoku... Aku ingin akulah yang ada disisimu untuk membahagiakanmu, hanya aku... Bukan dia... Tapi apa dayaku hatimu masih condong kepadanya...

Jujur mengontrol Rasaku bukan hal yang mudah apalagi menyenangkan... Sesak dan nyeri... Aku bukan orang yang pandai menutupi rasa, apalagi membohongi mu... Namun demi dirimu... Sesak ini kurasakan sebagai perjuangan Membahagiakan dirimu. Dan diamku adalah jalan yang kutemui untuk menyembunyikan Rasaku.

Tak mengapa kini kau memilih nya... Aku hanya ingin masih dapat merasakan Rasa ini... Apakah yang harus kulakukan... Salahkah rasaku....??? Ia belum benar-benar menghalalkan dirimu... Bahkan belum mengkhitbahmu, Aku belum ingin mundur dalam doaku...

Allahu Rabbi...
Mudahkan jalan kami untuk mempelajari ilmu cinta-Mu
Bersama-sama.
Lurus kan niat kami untuk menyempurnakan separuh agama kami.
Lindungilah kami untuk menghalalkan Rasa yang kini kami miliki.

Darimu Aku banyak belajar... Rasa ini membuat ku hanya ingin membahagiakan mu walau bukan diriku yang ada di sampingmu sekarang...

Bila kita bertemu kamu selalu menjaga jarak dariku, bila ku menghubungimu yang kita bicarakan hanya urusan pekerjaan... Ketika aku bertanya atau ingin kamu bercerita seperti dulu, kamu tidak lagi terbuka padaku...

Kehilangan... Mungkin tak harus menghilang...
Namun ada tapi terasa tak nyata...
Didengar tapi tak dipahami...
Hadir namun tak lagi cukup berarti...

Aku kecewa... Bukan padamu, namun pada diriku sendiri... Mengapa aku masih berpikir bahwa kamu adalah kekasih hatiku... Itulah tololnya aku... Hingga kisah kita harus menikam hatiku... Sendiri.

Kisah hujan yang ketiga...
Kali ini, dikota hujan...
Kerinduan ku... kita kembali bertemu...

Namun, Aku kehilangan diriku...
Tubuhku kaku hingga lidahku terasa kelu...
Aku yang ada dihadapan mu, namun kusadari matamu tidak lagi menatap ku...

Ingin ku menangis... Tapi harus kutahan... Bukankah aku lelaki...
Tapi... Apakah lelaki tak boleh menangis dihadapan wanita yang ingin diperjuangkan nya...???

Tidak, aku tak boleh menangis dihadapan mu, aku tidak ingin kamu berduka melihat dukaku... Kamu hanya perlu bahagia... Biar kutanggung sesak dan airmata.

Entah mengapa aku lagi-lagi tak dapat mengontrol diri karena rasa rindu... Akhirnya aku terluka karena kesalahanku sendiri...

Lawan dari cinta bukanlah benci, melainkan tak perduli...

Cinta nggak butuh waktu untuk dirasakan, tapi kadang cinta butuh waktu untuk dapat dikatakan... Kalimat itu membuatku bimbang apakah kini waktunya Aku mengatakan Rasaku...?

Apakah ia tak dapat melihat dengan jelas dari mataku... Apakah aku harus mengakui rasa ini dan mengotori persahabatan yang kami miliki...

Setan ternyata menang malam itu... Ternyata malam itu Aku sadar cinta bukan hanya kebahagiaan dan kenyamanan.
Tapi rasa sakit juga bagian dari mencintai...
Dan ketidak berdayaan pun sama.

dan lagi, sungguh semua bukan salahmu, Aku yang tak berdaya menjagamu disampingku...

Bersambung...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Isi Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang