Terbiasa

133 11 0
                                    

Seseorang bisa jadi teman karena mengenal dan sering bertemu, menjadi sahabat karena terbiasa dan dekat... mungkin awal kita adalah teman... Karena kita mengenal dan bertemu beberapa kali... Lalu kita bersahabat...

Terbiasa...
Seperti nya biasa...
Karena memang tak ada yang luar biasa...
Semua berjalan perlahan...
Hingga aku tak sadar kita bukan lagi sekedar teman...
Mungkin kau pikir kita adalah dua orang sahabat...
Apakah sahabat menyimpan rasa dengan rapat...?
Seperti ku menyimpan semua harap dan rindu...
Hanya diriku dan tuhan yang tahu.

Kini dihadapan mu aku adalah sahabat... Untuk saat ini itu cukup... karena aku belum siap mengucapkan Rasa yang kusimpan... Biar rasa itu berkembang perlahan Namun pasti untuk kupertanggung jawabkan...

Mungkin belum sekarang sahabatku... Rasa ini kuucapkan untukmu...
Biarkan Aku mempersiapkan diriku...
Untuk menghalalkan dirimu...

Sungguh...
membayangkan ku ucapkan janji dihadapan ayahmu...
Dan Tuhan semesta alam ini..
Jantung ku seakan lupa berdetak.
Air mataku menetes tanpa kusadari...

Allah tahu...
Bertapa besar rasa ini untukmu...
Namun aku...
Harus menjagamu dan diriku.
Mengontrol rasa ini tidak mudah...
Namun untukmu... Aku terus berusaha.

Hari itu aku pergi sebentar dari sisimu... Namun percayalah tubuh ku jauh, namun doaku dekat... Aku pergi untuk beberapa waktu. Hitungannya hari... namun Tuhan punya kuasa... Dan segala sesuatu yang terjadi kadang bukan yang kita rencanakan.

Kita memang tak dapat bertemu, aku bahkan tak bisa sesering biasanya menghubungi atau mengobrol via wa denganmu, namun kamu tahu aku tak pernah meninggalkanmu, kamu dapat mencariku kapan saja kamu mau...

Namun kamu tak mencariku bila bukan aku yang mencari...
Aku yang pergi namun kamu yang seakan hilang...
Tak berkabar bukan berarti tidak mengetahui...
Aku mengawasi dengan hati
Menjagamu dengan perantara orang yang disekelilingmu.

Hari itu aku mendapat kabar yang tak ingin kudengar... Dia kembali... Akankah kamu kembali menangis untuknya...???

Ku hembuskan nafas panjang tanpa kusadari... Disini aku mendadak merasa sesak, dadaku sakit... Apakah sampai sini perjalanan kita...???

Haruskah aku mundur bahkan sebelum aku memulai... Kupikir perjalananku memang akan panjang... Mengobatimu bukan awal atau akhir...

melihatmu bahagia adalah awal yang ingin kulihat darimu, aku ingin kamu menyadari dirimu pantas untuk kamu cintai lebih dulu, sebelum kamu kelak kembali jatuh cinta. Dan sungguh aku ingin kelak akulah orang yang mendapatkan hatimu...

Sungguh mengobati luka hatimu bukan caraku mendapatkan hatimu, aku ingin mendapatkan hatimu setelah kamu sembuh, dan siap kembali mencintai... Aku tak ingin mengambil kesempatan saat kamu sedang gamang dan butuh bantuan.

Aku ada untuk membantu mu, benar-benar tulus, kalaupun ternyata hatiku berdebar untukmu apakah aku salah... Ia telah pergi darimu ketika itu... Aku tak pernah merasa menjadi orang ketiga...

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak ku... Untuk sesaat aku lupa dimana aku berada...
"Hoi siapa yang menelepon, sepertinya kabar buruk ya..."

Aku menggeleng lesu... Kucoba kembali menjadi diriku yang biasanya... Lalu kutersenyum... Senyum yang sebenarnya hanya menarik bibirku menjadi lengkungan. Tapi kupikir orang didepan ku tak tahu itu bukan sebuah senyum, melainkan seringai.

"Bukan apa-apa... Kembali kedalam yok..."
Aku mendahului kawanku... Kepala ku tiba-tiba terasa berat aku ingin pulang... Dan bertemu denganmu... Menanyakan benarkah kabar yang kudengar... Lalu siapkah aku dengan jawabanmu.

Tidak...
Namun apapun itu... Aku harus berani...
Aku harus kuat dan bertahan...
Kamu harus selalu bahagia...
Karena kamu berhak mendapatkannya.

Bersambung

Isi Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang