Cinta

4.7K 666 121
                                    

DILARANG KERAS UNTUK SPOILER ATAU KOMEN YANG MENJURUS KE SPOILER BAGI KALIAN YANG SUDAH MEMBACA RAJA VERSI LENGKAP. SPOILER = BLOKIR. HARGAI MEREKA YANG SEDANG MENUNGGU NOVEL SAMPAI KEPELUKAN MEREKA. KALAU MAU MENGGIBAH ENTAR AJA, DI WA GRUB SETELAH NOVEL DIKIRIM KE MEREKA WKWKWK. THANK YOU.

*



*



*




L

una turun dari motor Raja, bibirnya mengulas senyuman tipis. "Makasih ya, Ja." Ucapnya. Mereka baru saja selesai membagikan nasi kotak ke orang-orang di sekitar jalanan. Seperti sebelumnya, Raja mengantar Luna pulang ke rumahnya.

Raja melirik rumah Luna. "Hm... gue boleh numpang toilet di rumah lo nggak?"

"Hm? Oh, boleh kok, Ja. Ayo, masuk."

Luna membukakan pintu pagar rumahnya agar motor Raja bisa masuk ke pekarangan rumahnya. Turun dari motornya, Raja melirik sekitar rumah Luna.

Rumahnya terlihat sederhana sekaligus nyaman. Ada sebuah ayunan bulat di dekat bunga-bunga yang tersusun rapi di bagian sudut rumah.

Luna membukakan pintu rumahnya, mengajak Raja ikut masuk. Begitu mereka berdua masuk, Papa Luna yang sedang menonton televisi menoleh cepat pada mereka, Dika, adik Luna yang sedang minum sambil berjalan menuju Papanya sampai menghentikan langkahnya, begitu pun dengan sang Mama yang sedang membawa sepiring pisang goreng, terdiam kaku menatap Luna dan Raja lekat.

Ditatap seperti itu tentu saja membuat Raja kikuk hingga dia mengerjapkan matanya beberapa kali. Sementara Luna meringis pelan sambil memelototi keluarganya.

"Siapa, Kak?" tanya Dika, sudutnya bibirnya berkedut penuh arti ketika bertanya.

"Teman, mau numpang pakai toilet." Jawab Luna. "hm... itu toiletnya, Ja." Luna menunjuk pintu toilet yang berada di dekat dapur.

Raja melirik Luna sebentar kemudian mengangguk sopan pada keluarga Luna yang lain sebelum bergegas pergi.

Begitu Raja sudah masuk ke dalam kamar mandi, Luna mencebik kuat sambil menatap keluarganya cemberut. "Apaan sih reaksinya begitu banget."

"Cie... Kakak udah punya pacar, ya..." goda Dika.

Mama Luna yang kini sudah duduk di samping suaminya mengerling penuh arti. "Ganteng, Kak."

"Kenalin sama Papa dulu, baru Papa kasih izin pacaran." Gumam sang Papa.

Luna menggigit bibirnya kesal, namun ada rona merah di pipinya yang membuat keluarganya semakin tersenyum menggodanya. "Cuma teman kok... jangan mikir yang aneh-aneh deh!"

"Teman apa teman..." goda Dika hingga membuat Luna melempar bantal sofa ke wajah adiknya itu.

Ketika Raja keluar dari kamar mandi, mereka semua serentak meliriknya, membuat Raja sempat menghentikan langkahnya, menggaruk pelipisnya gugup sebelum menghampiri mereka.

"Udah?" tanya Luna.

Raja mengangguk. "Makasih ya," ucapnya, kemudian melirik pada orangtua Luna. "saya pamit pulang ya, Om, Tante."

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang