Nadine berjalan mondar-mandir sambil menggigiti ujung kukunya. Kedua sahabatnya yang duduk di bangku panjang yang terbuat dari kayu dan terletak di sebuah lorong kampus mereka hanya saling melempar tatapan geli satu sama lain. Sudah sejak lima belas menit lalu Nadine bertingkah seperti itu.
"Udah lah, Nad, nggak usah dipikirin. Cuma cowok random juga, kan." Ujar Prita. Perempuan berkacamata itu hanya duduk sambil bersedekap dan mengamati Nadine.
Nadine melirik Prita sesaat, namun pada akhirnya tetap menggelengkan kepalanya dan kembali melanjutkan aksinya berjalan kesana kemari.
Melihat itu, Luna, sahabat Nadine yang lain tertawa pelan dengan suara lembutnya. "Kan lo nggak bakalan ketemu lagi sama dia."
Namun sayangnya, apa pun yang di katakan Prita dan Luna sama sekali tidak membuat keresahan Nadine hilang. Dia tetap sama memikirkan kejadian tadi malam. Kejadian yang membuatnya ingin membenturkan kepalanya sendiri karena sumpah demi apa pun, Nadine benar-benar merasa malu sekarang.
Tepat setelah dia bangun tadi pagi dan kembali mengingat meski samar perihal kejadian tadi malam, Nadine segera menelefon kedua sahabat itu dan menanyakan bagaimana kronologi yang sebenarnya.
Dan rahang Nadine hampir saja jatuh ke atas lantai saat mendengar cerita Prita dan Luna mengenai betapa beraninya dia mencium seorang lelaki asing setelah tanpa sungkan mengambar minuman miliknya.
"Mati aja deh gue..." rengek Nadine sambil mengacak-acak rambutnya, karena lagi-lagi mengingat kejadian itu dan membuatnya merasa malu bukan main. "ini semua gara-gara si berengsek Tio!" geram Nsdine berapi-api. "coba aja kalau dia nggak selingkuh!"
Perempuan berwajah imut dan berambut pendek berwarna Brunette itu merutuk kesal sambil menyebut-nyebut nama mantan kekasihnya. Satu tahun sudah dia menjalin cinta bersama Tio, lelaki populer di kampusnya. Nadine sudah mengorbankan banyak hal untuk lelaki playboy sialan itu.
Waktu, perasaan dan juga materi.
Sejak dulu, Nadine memang bukan tipe perempuan yang mau sembarangan memilih kekasih. Dia tidak suka dengan lelaki berlatar belakang biasa. Berwajah tampan, pupuler dan juga berasal dari keluarga yang setara dengannya adalah tiga hal yang harus dimiliki lelaki manapun yang ingin menjadi kekasihnya.
Ketika itu, Tio memiliki ketiga hal itu. membuat Nadine jatuh cinta padanya. Satu sifat buruk Nadine ketika dia jatuh cinta adalah, Nadine akan benar-benar mencintai kekasihnya, rela mengorbankan apa pun demi kekasihnya. Sebut saja dia bucin.
Mulanya, hubungan mereka baik-baik saja. Semua orang memuji mereka berdua, yang satu adalah primadona kampus dan yang stunya adalah lelaki paling populer di kampus. Mereka adalah pasangan terheboh di seantero kampus.
Sampai ketika kedua sahabat Nadine mulai mengatakan mengenai Tio yang mulai sering meminta uang pada Nadine, Perusahaan keluarga Tio yang desas desusnya mulai bangkrut dan juga Tio yang mulai selingkuh dengan beberapa perempuan lainnya.
Mulanya Nadine tidak percaya. Dia mencintai Tio dan Tio mencintainya, mana mungkin kekasihnya itu mau menyakitinya, kan?
Sampai ketika Nadine melihat dengan mata kepalanya sendiri apa yang Tio lakukan di apartemen milik Nadine di mana Tio juga memiliki kunci apartemen itu juga.
Tio membawa kekasih barunya di sana dan mereka bercinta seolah-olah tempat itu adalah milik mereka berdua. Detik itu juga, Nadine mengusir mereka dari sana. tepat sebelum Nadine menutup pintu apartemennya dengan kasar, dia memutuskan hubungannya dengan Tio.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJA
General FictionRaja tidak percaya pada cinta. Cinta pertama Raja dalam hidupnya adalah Mamanya sendiri. Sayangnya, cintanya harus kandas karena Mamanya lebih memilih hidup bersama lelaki kejam yang senang memukuli mereka setiap kali dia merasa marah. Tepat ketika...