Ara menuruni tangga dengan langkah gontai dia merasa tidak enak badan setelah semalam Zayn dan Leya mengantarnya pulang dari pasar malam, mungkin masuk angin. Ara melangkah ke arah meja makan namun tidak menemukan satu orang pun, Ara memilih pergi ke dapur siapa tau dia menemukan Ratna. Namun tidak terlihat ada tanda-tanda keberadaan Ratna, Ara hanya melihat Bi Inem yang sedang mencuci piring.
"Bi" panggil Ara.
"Eh non Ara"
"Sarapan dulu non, udah Bibi siapin di meja sarapannya." ucap Bi Inem
"Bunda mana Bi?" tanya Ara tidak membalas ucapan Bi Inem.
"Ibu sudah berangkat ke kafe tadi pagi non, katanya ada yang perlu di urus. Non Ara di suruh sarapan dulu sama Ibu." ujar Bi Inem menjelaskan semua yang di perintahkan oleh majikannya.
"Oh" jawab Ara singkat dengan wajah lesunya.
"Ayo non sarapan dulu, biar Bibi ambilkan."
"Gausah Bi, nanti Ara sarapan di sekolah aja." tolak Ara.
"Tapi non nan..." Bi Inem belum selesai berbicara namun sudah di potong oleh Ara.
"Gak akan. Percaya deh sama Ara." Ara meyakinkan Bi Inem. Akhirnya Bi Inem mengangguk ragu.
"Yaudah Bi, Ara berangkat dulu." pamit Ara mengambil tangan Bi Inem untuk di salimi.
Bi Inem menolak "Jangan non, tangan Bibi kotor."
"Udah gak apa-apa Bi" Ara menyalimi tangan Bi Inem.
Bi Inem yang melihatnya tersenyum melihat perlakuan nona mudanya yang sangat baik kepadanya.
"Ara berangkat ya Bi" pamit Ara untuk kedua kali.
"Iya non hati-hati ya bawa mobilnya."
"Siap."
***
Upacara sedang berlangsung, panasnya terik matahari menerpa langsung kulit putih Ara. Ara yang merasa sedang tidak enak badan di tambah tadi pagi dia belum sempat sarapan membuat kepala Ara terasa sangat pusing apalagi perutnya yang seperti di remas menambah rasa sakit yang Ara rasakan karena dia sedang ada tamu bulanan. Seketika tubuh Ara limbung namun dengan sigap Zayn yang berdiri di belakangnya menangkapnya sebelum tubuh Ara ambruk. Leya yang di sampingnya terkejut karena tidak biasanya Ara pingsan saat upacara. Leya dan Zayn tau kalau Ara memang ada penyakit magh, karena Ara yang sering melewatkan sarapannya dan pola makannya yang tidak teratur.
Zayn segera menggendong tubuh Ara untuk di bawa ke UKS di ikuti Leya di belakangnya. Alfa yang tidak sengaja melihat Zayn menggendong Ara merasa khawatir dengan kondisi gadis itu. Namun Alfa tetap mengikuti upacara sampai selesai karena kalau dia ikut pergi ke UKS pasti dirinya akan di usir juga dari sana. Biarlah Alfa akan menengoknya setelah upacara selesai saja.
"Awas hati-hati Zayn" ujar Leya memperingati ketika melihat Zayn berlari membawa Ara ke UKS. Zayn tidak menggubrisnya, dia tetap melangkahkan kakinya dengan cepat demi menolong Ara.
"Le tolong benerin bantalnya cepet" perintah Zayn kepada Leya. Leya segera membenarkan bantal yang tidak berada di posisinya.
Siswa PMR yang sedang bertugas datang dan membawakan teh hangat serta minyak kayu putih untuk Ara. Zayn menyodorkan minyak kayu putih tersebut ke hidung Ara berharap Ara segera bangun. Dan benar saja setelah beberapa menit Ara tersadar dari pingsannya. Ara hendak bangun seraya memegangi kepalanya yang masih terasa pusing, namun dengan segera di cegah oleh Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGAIN
Teen FictionBELUM REVISI "Semua perempuan itu boneka. Entah itu Barbie atau Annabelle" - Arabella Kiara This is my first story :) Silahkan kasih saran dan kritik yang membangun yaaa. Sending virtual hug🤗 Terimakasih. Start : 11 Januari 2021 End : - Highest Ran...