Kenapa bisa ada monster di dunia ini lagi? Seharusnya gerbang para monster sudah terkunci rapat dan tak akan pernah bisa dibuka lagi.
Siren dan yang lain hanya bisa menatap takut ke arah monster tersebut. Gila, tidak benar ini semua.
"Sekarang, serang mereka!" Perintah salah satu penjaga yang seakan akan mengendalikan penuh monster itu.
Dengan tubuhnya yang besar ayunan tangannya dapat menghancurkan fasilitas tersebut sekaligus menghilangkan bukti. Karena tempatnya berada di tengah tengah hutan, suara berisik yang dikeluarkannya sepertinya tidak terlalu terdengar hingga ke wilayah pemukiman.
“kak Siren, apa yang terjadi? Aku tak bisa mengetahuinya, aku hanya bisa melacak ada energi besar disana.”
"Ashley.. ada monster disini."
"Semuanya bangkit!" Seru Siren mendadak saat mengetahui pohon pohon mulai berterbangan ke arah mereka.
Sesungguhnya Siren ingin mengeluarkan sihirnya namun para penjaga disana bisa saja mengetahui identitasnya. Tapi, jika ia tak gunakan kemungkinan besar nyawa mereka akan terancam.
Nine segera mengeluarkan pedangnya lalu menyerangnya secara acak. Sayangnya, kulit luar monster tersebut sangat keras membuat tebasan Nine tidak berdampak apa apa.
Haru mengincar matanya, dibantu oleh Haneul, ia melempar Haru agar bisa mencapai mata sang monster. Siren juga menembaki bagian lunak yang terdapat di tubuh monster itu alias di sekitar wajahnya.
Meski tak begitu berdampak setidaknya itu akan mengganggunya. Haru yang sudah berada di atas monster tersebut mulai menusukkan pedangnya menuju matanya. Akibatnya, monster itu kehilangan keseimbangannya sekaligus membuat Haru terjatuh. Dengan sigap, Nine segera menangkap Haru.
Sayangnya, mereka terjebak di bawah, tempat dimana kaki monster itu berpijak. Beberapa penjaga yang melihat peluang itu segera menembaki mereka berdua.
Beberapa peluru berhasil mengenai mereka berdua, terlebih peluru tersebut sepertinya mengandung racun.
Siren yang mengetahui itu segera membantu membunuh para penjaganya. Sesekali ia membantu Haneul yang juga menyerang monster tersebut.
"Kak Siren!" Panggil Haneul mendadak.
Siren yang terpanggil hanya melirik karena tidak mau kehilangan fokus menembaknya.
"Segera pergi dari sini kak!"
"Apa maksudmu?!" Tanya Siren dengan suara yang meninggi.
"Kami akan menahannya. Sebagai pemimpin kakak harus selamat."
"Tidak. Justru karena aku pemimpin aku harus bertahan sampai akhir." Tolaknya tegas.
"Kami akan menggunakan sihir." Cukup satu kalimat itu yang membuat Siren membulatkan kedua matanya.
"Kau gila? Kita bisa ketahuan!"
"Tidak akan jika kami sudah mati."
"Jung Haneul, apa kau sudah gila?!"
Tepat saat Siren berteriak terdengar teriakan dari arah bawah, tempat dimana Haru dan Nine berada.
"Liat kan kak? Jika semuanya berada disini tidak akan ada yang selamat. Meski sendirian, ah tidak, ada Ashley. Kalian berdua harus selamat."
"Tidak, tidak—"
Sebuah rapalan sihir mulai terdengar dari mulut Haneul, Siren sudah berteriak untuk tidak melakukannya namun, usahanya sia sia saja.
"Maaf kak. Setidaknya kakak harus hidup." Dengan begitu sebuah angin besar menerpa kedua sisi monster tersebut.
Para penjaga yang berada di bawah segera mengetahui hal tersebut lalu berseru, "para pemilik kekuatan sihir!"