16

375 84 7
                                    

"Hyung kalo ngebakar baju Ni-ki lagi, Ni-ki bakar kupluk punya Hyung." Ancam Ni-ki pada Hyung tertuanya itu. Heeseung hanya tertawa saja, dia memberikan isyarat untuk Sunghoon dan Ni-ki agar menjauh darinya.

Dia kembali mencoba membuat senjata tombak dari api nya tapi berkali kali ia coba tetap gagal.

"Siren kemana? Kirain pas kita datang udah ada dia." Gumam Sunghoon yang mencari cari perempuan itu.

"Katanya sih dia pergi ke suatu tempat, nanti juga balik." Balas Heeseung.

"Kalau gitu Sunghoon Hyung coba duluan deh baru abis itu Ni-ki." Sunghoon mengangguk lalu gantian dia yang menjauh dari keduanya.

Aura di sekitar berubah menjadi dingin berkat es yang tercipta di tangan Sunghoon.

"Kalau kayak gini kita ga butuh AC Hyung." Bisik Ni-ki pada Heeseung.

"Iya juga biar hemat."

Mengabaikan perkataan kedua temannya itu Sunghoon memfokuskan mana nya dan perlahan lahan es nya mulai membentuk pedang. Butuh waktu lama tapi perlahan lahan pedang tersebut mulai terbentuk sempurna.

"Wah berhasil!" Seru Heeseung yang terkejut dengan apa yang dilakukan temannya itu.

"Sunghoon Hyung keren!" Sahut Ni-ki.

Sunghoon tersenyum bangga, ternyata dia bisa melakukannya dengan sekali percobaan. Dia mulai menggenggam pedangnya tersebut dan mencoba menebas angin.

"Tinggal nunggu Siren Noona untuk melihat ini." Ni-ki dan Heeseung mendekat untuk melihat lebih jelas pedang tersebut.

Pedang berwarna biru muda yang sangat indah sama seperti pemiliknya. Heeseung melihat Sunghoon dan terkejut dengan perubahan warna rambutnya.

"Hoon, rambutnya berubah warna jadi biru." Celetuknya yang membuat Ni-ki juga ikut melihat ke arah rambut Sunghoon.

"Woah iya! Ada warna biru birunya!"

"Apa ini efek sihir?"

"Iya."

Mereka bertiga menoleh ke sumber suara dan melihat Siren datang dengan membawa sebuket bunga.

"Abis lulusan Noona?" Tanya Ni-ki polos.

Siren hanya tertawa kemudian menaruh bunga tersebut di meja. "Bukan lah."

"Oh ya, saat kamu mengaktifkan sihir dalam waktu lama maka rambutmu akan berubah." Jelasnya mengalihkan topik.

"Ni-ki mau coba!" Serunya yang membuat kedua Hyungnya jadi menjauh.

Sayangnya Ni-ki sama seperti Heeseung yang belum bisa mengontrol mana sebaik Sunghoon.

"Tak masalah, tidak bisa dalam sekali percobaan adalah suatu hal yang normal, yang tidak normal itu Sunghoon." Kekehnya yang membuat Sunghoon mendelik.

"Kalau kau bisa membuat senjata dari sihir?" Tanya Heeseung.

Siren mengangguk lalu sedetik kemudian tercipta sebuah pedang di tangannya, mereka bertiga yang melihat segera melongo terkejut. Dalam hitungan beberapa detik saja pedang bisa tercipta di tangannya dan dia keliatan santai saja berbanding terbalik dengan mereka.

"Noona latihan berapa lama?" Tanya Ni-ki yang masih kagum padanya.

"Lamaaa sekali." Jawab Siren disertai tawa di akhir kalimatnya.

"Tapi kenapa rambutmu tak berubah?" Sunghoon memperhatikan rambut Siren yang masih hitam tak berubah sama sekali.

"Oh, ini." Siren menaruh pedangnya di bawah kemudian dia memegang rambutnya dan membukanya —alias itu hanyalah wig yang selama ini Siren pakai.

Lagi lagi mereka terkejut pasalnya rambut Siren berwarna putih panjang.

"Itu wig?!" Pekik Heeseung yang masih kaget.

Siren mengangguk, "rambut asliku berwarna putih."

"Kau sudah tua?" Tanya Sunghoon yang sukses menerima pukulan dari Siren.

"Ini efek sihir."

"Kalau kamu menggunakan sihir dalam waktu yang sangat lama maka rambutmu akan berubah warna secara permanen." Lanjutnya.

"Sebenarnya sihir mu itu apa?" Heeseung baru sadar bahwa selama ini Siren tak pernah menunjukkan sihirnya, tadi saja dia membuat pedang secepat itu, dia kan jadi tak bisa meneliti jenis sihir apa yang ia gunakan.

"Rahasia. Nanti juga tau." Kekehnya lalu pergi meninggalkan ketiganya.








Beberapa jam sebelum pertemuan Siren dengan Heeseung, Sunghoon dan Ni-ki.

Siren terdiam seraya melihat ke arah lain. Niatnya ia ingin berkunjung ke makam Tia tapi alhasil ia mengurungkan itu. Berniat untuk segera pergi tiba tiba saja tangannya tertahan oleh pria yang tak ingin ia temui.

"Kenapa rasanya aku pernah bertemu denganmu?" Gumamnya.

Siren melepaskan tangannya kasar. "Sepertinya kita tak pernah bertemu." Ujarnya dingin.

Meski sedingin itu ia ucapkan namun di hatinya terasa begitu menyakitkan setiap kali berbicara setiap kata pada laki laki di depannya.

"Maaf, aku Kim Taehyung. Kau ingin berkunjung ke makam tunanganku kan? Kunjungilah, aku akan pergi." Taehyung melangkah melewati Siren, Siren mengeratkan genggamannya pada sebuket bunga yang ia pegang.

"Apa kau masih mencintainya?" Tanya Siren tanpa menoleh ke arahnya.

Taehyung berhenti sejenak kemudian, mengulum senyumnya, "iya. Aku masih mencintainya bahkan ketika dia terus menghindari ku."

Siren segera menoleh dan melihat Taehyung yang semakin lama menghilang dari pandangannya.

•••

"Aku dan Jake mencurigai tiga orang. Seo  Hanbin, Han Yeoru dan In Wooru. Saat kami ingin melanjutkan pengecakan rekaman cctv Jake malah ketauan." Jelas Jay pada Siren.

"Tempat fasilitasnya?"

"Belum menemukan, Jake masih mencarinya dan saat itu.." perkataan Jay gantung, membuat Siren menoleh ke arahnya.

"Kenapa?"

"Kami seperti menemukan keberadaan salah satu dari tujuh pahlawan."

Siren terkejut, apa yang barusan orang ini katakan?

"Dimana? Cctv mana?"

"Di daerah Daegu, kami memeriksa cctv di dekat salah satu pusat perbelanjaan tapi saat itu keadaan sepi karena kami mengecek pada malam hari dan setelah itu rekaman cctv disana menghilang." Jelas Jay.

Siren termenung memikirkan perkataan Jay, apakah benar ada yang masih hidup?

"Oh ya, Siren."

Siren hanya berdehem sebagai tanggapan. Jay seperti ragu untuk mengatakannya tapi Siren tak peduli karena ia sibuk memikirkan apa yang tadi dikatakan Jay.

"Apa kau memiliki hubungan dengan Tia Noona?"

Yang tadinya tak peduli kini Siren menatap Jay lekat. Jay yang ditatap intens seperti itu jadi gelagapan, jangan jangan dia salah bicara?

Tiba tiba Siren menghela nafasnya, "iya. Ada."

Jay sejujurnya masih penasaran tapi dia enggan berbicara lagi pada Siren, takut takut dia akan marah, bisa bisa nyawanya ilang.

"Jay." Panggilnya.

"Hm?"

"Jika seandainya kau memiliki seorang kekasih lalu dia pergi dan tiba tiba saja dia kembali—" Siren berhenti. Pertanyaannya aneh, sangat aneh.

Salah juga menanyai hal itu pada Jay yang telah menjomblo sampai sekarang.

"Tak jadi. kau pulang saja ke dorm, bilang juga pada Jake untuk istirahat. Besok latihan seperti biasa." Ujar Siren dengan senyuman yang mengembang. Jay akhirnya hanya mengangguk dan segera pulang.










|TBC



RiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang