Siren terkena tendangannya hingga ia harus melompat mundur, rasanya cukup sakit karena tendangannya terkena di pinggang.
"Kenapa nona tidak menggunakan sihir?"
"Kenapa kau juga tidak menggunakan sihir?" Siren tersenyum meremehkan. Sosok tersebut melompat dan memutar badannya untuk melakukan tendangan agar efeknya lebih menyakitkan.
Sayangnya, Siren menahan tendangan tersebut menggunakan lengannya. Meski terasa sakit tapi Siren gunakan kesempatan itu untuk memegang kakinya lalu membantingnya ke belakang.
Ia terbanting ke tanah cukup keras bahkan menimbulkan retakan di tanah tersebut. Akibatnya topeng yang ia gunakan sedikit miring dan menampilkan sebagian wajahnya.
Ketika melihatnya Siren terkejut, pasalnya wajah tersebut sama seperti yang ia kenal. "Bukankah kau.." perkataan Siren menggantung karena sosok itu kembali bangkit. Ia membenarkan kembali topengnya lalu berdiri menjauh.
"Kelak kita akan bertemu lagi nona," ujarnya.
"Tidak bisa! Aku harus membunuhmu!" Siren berniat untuk menghampirinya namun sosok tersebut mengucapkan sesuatu yang membuat Siren terdiam.
Karena ia mengatakan, "tenang saja. Identitasmu akan ku rahasiakan." Setelah itu menghilang bersama dengan angin yang berhembus.
•••
"Hyung!" Bersamaan dengan teriakan dari Sunghoon terdengar suara tembakan di luar dorm mereka.
Karena sudah terlanjur ketauan, Heeseung segera menciptakan api untuk membakar pistol yang berada di tangan musuh dan dengan cepat memukul tengkuknya agar pingsan.
Tersisa satu orang lagi dan Ni-ki juga telah membuatnya pingsan berkat tendangan yang mengenai tulang tengkoraknya.
Seketika suasana berubah menjadi hening, sangat hening hingga terasa aneh. Namun, Sunghoon menemukan kejanggalan.
"Kenapa wajah kalian biasa saja?" Tanya Sunghoon yang melihat wajah keempat temannya itu hanya lempeng seperti biasa.
"Kenapa? Kita harus kaget gitu Hyung?" Sunoo malah balik bertanya.
"Kalau gitu... YA AMPUN HYUNG ITU APA? Gitu?" Jawab Jungwon dengan wajah yang dibuat buat, membuat Sunghoon menimpuknya.
"Kalian ga takut?" Lirih Ni-ki dengan suara pelannya, melihat Ni-ki yang seperti itu membuat Jake berjalan mendekatinya kemudian merangkulnya.
"Aku pribadi sudah tau tapi aku tak menyangka yang lain juga tau." Jelas Jake sembari tersenyum ke arah Ni-ki, Ni-ki yang tadinya hanya menatap ke bawah kini mengalihkan pandangannya kepada Hyungnya itu.
"Aku juga tau."
"Aku juga."
"Sama."
"Darimana?" Heeseung yang tadinya di depan kini telah masuk ke dalam dorm.
"Aku pernah melihat Heeseung Hyung menyalakan lilin dengan api yang berada di tangannya, awalnya aku terkejut dan menganggap bahwa aku berhalusinasi tapi beberapa minggu setelah itu aku melihat Hyung membakar sampah dengan cara yang sama. Dari situ aku menarik kesimpulan bahwa Heeseung Hyung memiliki kekuatan sihir sama seperti tujuh pahlawan." Ujar Jake sembari melihat ke arah Hyung tertuanya itu. Yang dibacakan hanya tertawa canggung, ia tak menyangka bahwa ada yang melihat aksi perbuatannya kala itu.
"Kalau Sunoo, karena Sunoo sempat menguping pembicaraan kalian di lorong big hit beberapa waktu lalu, maaf Hyung..." Sunghoon yang tadinya ingin marah karena Sunoo sembarangan menguping malah tak jadi karena adik laki lakinya itu menundukkan kepalanya merasa bersalah.
"Tak masalah. Itu karena kami yang memang kurang waspada." Ucap Heeseung dengan senyuman menenangkannya.
"Kalau Jay?"
"Aku—"
"Apa kalian tak apa?" Dari arah pintu terdapat seorang gadis yang datang dengan nafas tersenggal senggal, seperti habis berlari jauh.
"Kami baik baik saja. Kau tak apa? Pipimu tergores." Tanya Sunghoon yang melihat di wajahnya terdapat goresan dengan darah yang sudah mengering.
"Tak masalah. Tapi.." perkataannya menggantung, Siren tau bahwa pasti salah satu dari ketiganya menggunakan sihir karena itu ia ingin memastikan apa yang terjadi tapi saat sampai mereka seperti sedang mengobrol.
"Tak apa Noona, ternyata mereka sudah tau sebelumnya." Sahut Ni-ki dengan senyuman kotaknya.
"Tunggu. Siren Noona juga?" Jungwon bergantian melihat ke arah Siren lalu ke arah Ni-ki.
Siren menghela nafasnya lega, "iya. Aku juga."
Sekarang merekalah yang terkejut karena memang mereka tak tau bahwa Siren sama seperti temannya. Yang tak menunjukkan ekspresi kaget lebay hanyalah Jay saja.
“sepertinya untuk alasanku tak perlu diberitahu, karena aku mendengar percakapan Siren dengan Tia di makam. Akan aneh untuk diucapkan di keadaan seperti ini.”
"Untuk sekarang apa yang akan kita lakukan pada mereka?" Tanya Heeseung sambil melirik ke arah Siren.
"Ikat saja mereka dulu setelah itu biar aku yang urus." Jawabnya, mendengar perkataannya membuat yang lain mulai mengikatkan mereka dengan tali yang berada di gudang.
Setelah memakan waktu lama mereka dijadikan satu dan dibuat berbaring di tanah dengan kondisi tangan dan kaki diikat.
"Kalau mereka kabur itu namanya mereka mau cepat cepat bertemu tuhan." Ujar Siren pada ketujuh orang yang kini sedang memandanginya. Perkataannya cukup mengerikan jadi mereka memilih duduk diam saja.
"Kenapa mereka bisa ada disini Noona?" Tanya Ni-ki memecah keheningan. Siren terdiam, ia bingung bagaimana menjalankannya pasalnya ada beberapa member yang tidak tau masalah yang sedang mereka hadapi.
Menyadari Siren hanya diam, Heeseung segera menyenggol Ni-ki dan ia langsung paham lalu kembali mengatupkan mulutnya.
Berakhir mereka yang saling diam selama beberapa menit kedepan.
"Ehem," mengatasi kecanggungan ini Siren mulai membuka topik. "Untuk masalah kami berempat, aku harap kalian tidak membocorkan hal ini ke publik."
"Sepertinya ada alasan tertentu kalian tidak boleh diketahui, ya?" Tebak Jake. Sudah diduga dengan orang pintar satu ini, dia bisa menilai situasi dengan cepat dan memahaminya.
"Masalah itu berhubungan dengan ini?" Jay bertanya seraya menunjuk ke arah mereka yang masih pingsan.
Siren mengangguk, "kami.. em, semacam ada sesuatu yang harus kami lakukan sebagai orang yang memiliki sihir."
"Karena itu kalian sering keluar malam malam?" Jungwon melirik ke arah ketiga temannya itu, mereka pada akhirnya mengangguk membenarkan dugaan Jungwon.
"Pantesan, Ni-ki kan selalu tidur, aneh aja kalau dia sering keluar malam tanpa ada alasan yang penting." Sunoo mengangguk anggukan kepalanya yang kini mulai paham atas perilaku aneh dari mereka bertiga.
Jake melihat ke arah orang orang tadi, ia penasaran kenapa sepertinya mereka ingin membunuh Heeseung, Sunghoon dan Ni-ki?
"Sebentar." Ujar Jake yang membuat lainnya menoleh.
"Bukannya akan menjadi sangat heboh jika kalian membongkar identitas kalian sebagai pemilik sihir? Tapi kenapa kalian malah mati matian menyembunyikan identitas kalian sendiri?"
"Apa jangan jangan jika kalian ketauan identitas asli kalian, kalian akan dibunuh? Sama seperti yang dilakukan mereka tadi, mereka ingin membunuh kalian, kan?"
Sial, kenapa harus ada orang pintar disini.
|TBC