"Untuk apa kesini?" Tanya Siren ke laki laki tampan di depannya, Siren meminta mereka untuk beristirahat hingga dua hari kedepan karena akan melaksanakan misi yang menguras tenaga tapi, ada satu orang yang tak mengikuti apa yang dia katakan.
Park Sunghoon namanya.
"Mau latihan. Aku penasaran terhadap sesuatu karena itu kesini." Jelasnya yang kemudian merogoh tas nya, disana terdapat beberapa catatan yang ia bawa.
"Itu apa?"
"Hal hal yang membuatku penasaran, karena kau seperti lebih senior dibanding yang lain jadi aku bertanya padamu."
Sembari mendengarkan penjelasan Sunghoon, Siren membaca satu per satu catatan yang ia buat. Kebanyakan di catatan tersebut menanyakan perihal sihir.
"Aku tak terlalu pintar mengendalikan sihir, aku ingin kau mengajariku lebih banyak lagi."
Siren hanya menghela nafasnya, dia berjalan ke arah ruang latihan dan dibelakangnya diikuti oleh Sunghoon.
Dia mengambil beberapa boneka di dalam lemari khusus, ia menaruhnya secara acak di lantai dan beberapa sampah yang ia tebar dimana mana. Perilakunya itu menimbulkan tanda tanya untuk Sunghoon. Apa yang ia lakukan?
"Coba berdiri di tengah." Pintanya,
Sunghoon mau tak mau mengikuti keinginan gadis itu.
"Pikirkan saja boneka itu adalah manusia, kau keluarkan sihir es mu ke segala arah dan bekukan sampah serta lantai tersebut tapi jangan sampai terkena bonekanya. Satu centi pun tak boleh."
Sunghoon mulai mengerti, Siren ingin mengajarinya agar bisa mengontrol sihirnya sendiri. Karena selama ini ia biasanya kebablasan.
"Mulai."
Sunghoon memfokuskan mana nya, udara mulai berubah menjadi dingin lalu sedetik kemudian lantai yang ia pijak berubah menjadi es. Sayangnya seluruh bonekanya juga berubah jadi es.
"Kalau ini beneran, bukannya di bunuh monster yang ada malah dibunuh sama pahlawan sendiri." Kekeh Siren dari atas tangga, Sunghoon hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Susah juga ternyata.
Sebelumnya Sunghoon hanya selalu terfokus membekukan satu objek saja dan sekarang ia harus membagi fokusnya ke beberapa objek jadi sedikit sulit untuknya.
"Hancurkan es nya, aku akan mengambilkan boneka nya lagi." Siren kembali ke atas mengambil beberapa boneka lagi lalu meletakkannya secara acak.
Keadaan terulang kembali, Sunghoon malah membekukan seluruh bonekanya. Berkali kali ia mengulang terus tapi tak ada hasil yang memadai, pencapaian terbesarnya ia hanya membuat satu boneka tidak membeku.
Siren terus memantaunya dan memberikan beberapa saran untuknya, dia juga sempat membantu untuk mongontrol mana di dalam tubuh Sunghoon agar stabil, dan memberikan hasil dua boneka tak membeku.
Tiga jam telah berlalu, Sunghoon juga sudah keliatan mulai kelelahan karena terus mengeluarkan sihir, karena kasihan Siren segera turun menujunya, "sudah berhenti dulu, kita istirahat." Siren datang membawa dua botol minum.
"Terimakasih."
Ia segera meneguk air minumnya sampai habis dalam sekali tenggak.
"Kau bisa mengendalikan sihir sebaik itu, butuh waktu berapa lama?" Tanya Sunghoon yang mulai merebahkan dirinya di lantai sedangkan Siren duduk di sebelahnya.
"Mau tau sebuah rahasia?"
"Apa?"
"Aku ini pewaris ingatan pahlawan Tia."