19

389 88 7
                                    

"Jadi kalian membawanya untuk di introgasi?" Tanya Siren pada ketujuh pria yang datang dengan menenteng satu manusia yang kini dalam keadaan pingsan.

"Iya. Sepertinya dia punya informasi yang berguna."

"Ikat saja di kursi. Sunoo ambilkan air dan siram dia agar bangun." Pinta Siren pada laki laki di sebelahnya itu.

Sunoo mengambil botol air dan siap siap menyiramnya setelah Jake dan Jay mengikatnya di kursi.

Byur!

Karena semburan air yang mendadak orang tersebut tiba tiba bangun dan hampir kejengkang ke belakang, mungkin efek kaget tiba tiba dibangunkan dengan air dingin sekaligus berada di tempat musuh.

"Uhuk..uhuk.." dia terbatuk batuk, sayangnya tak ada tatapan kasian untuknya, mereka berdelapan hanya menatapnya dingin.

"Sialaan! Kenapa kalian membawaku kesini, pulangkan aku!" Serunya tiba tiba.

"Kau! Wanita jalang sialaan!" Teriaknya sambil menatap ke arah Siren. Sunghoon segera menendang kursinya kencang yang sontak membuatnya terkejut bukan main.

"Diam. Jika kau berbicara macam macam kubunuh kau." Ujarnya dingin.

Orang tersebut segera menutup mulutnya, tatapan mata Sunghoon sangat menyeramkan dan penuh penekanan.

"Ehem. Jadi, kau punya informasi yang berguna?" Tanya Siren membuka obrolan introgasi ini.

Dia menggeleng kemudian menyunggingkan senyumannya, "tak ada informasi untuk calon mayat seperti kalian."

"Orang satu ini.." Jungwon berniat untuk menghajarnya namun ditahan oleh Jake.

"Jika kau tak mengatakan apa apa maka akan aku buat hidupmu seperti neraka di dunia ini." Suara Siren berubah menjadi lebih dingin dan menyeramkan. Tak ada aura menyenangkan lagi di dirinya, hanya ada aura menyeramkan di sekitarnya.

Ia meneguk salivanya kasar, ternyata Siren lebih menyeramkan dari yang ia pikirkan, "aku punya informasi yang sangat kamu butuhkan."

"Selamat kamu punya pengkhianat." Ujarnya lalu tertawa, ketujuh diantara mereka terkejut kemudian saling memandang, salah satu dari mereka ada yang berkhianat berarti?

Sedangkan Siren hanya diam saja karena sepertinya Siren paham apa yang dikatakannya.

"Dia telah membantu kami banyak. Bagaimana rasanya nak, di khianati oleh teman sendiri?" Tanyanya meremehkan ke arah Siren.

Siren hanya menghela nafasnya, "terserah. Itu urusanku. Sekarang katakan padaku dimana saja fasilitas penelitian dan siapa saja yang terlibat." Sebuah pedang kini sudah berada di lehernya, tak hanya dia saja tapi Enhypen juga terkejut dengan kemunculan pedang di tangan Siren yang sangat cepat.

"Tak akan mudah menggali info—"

"Ku penggal kepalamu."

Suasana berubah menjadi tegang. Pasalnya Siren tak main main dengan perkataannya karena sudah ada darah yang mengalir di lehernya.

"Oke oke. Aku hanyalah bawahan kotor yang selalu menangani pekerjaan pembunuhan jadi aku tak memiliki banyak informasi yang dapat dikatakan. Aku hanya mengetahui fasilitas penelitian yang ada di Korea. Terdapat 4 lagi fasilitas yang masih tersedia."

"Dimana saja?"

"Ada di daerah Jeonju, Gimcheon, Cheongju dan Seoul."

"Di Seoul juga ada?" Tanya Jay sedikit tak percaya, mereka sering berada di Seoul tapi hampir tak pernah melihat adanya fasilitas penelitian.

"Yang terlihat belum tentu benar." Dia tersenyum miring, itu adalah petunjuk untuk mereka.

"Dan aku tak tau siapa dalang di semua ini kecuali pengkhianatmu." Ia tertawa meremehkan lagi.

Siren tak menanggapi itu dan menghela nafasnya, "jangan bohong. Aku tau, kau masih mengetahui siapa saja yang terlibat."

"Jika aku katakan nyawaku akan menghilang."

"Jika kau tak katakan nyawamu akan menghilang." Balas Jungwon.

"Anak kecil ini menyeramkan juga." Sinisnya pada Jungwon.

"Aku tau kalian pintar, aku juga tau anak ini yang mencoba meng-hack sistem keamanan pemerintahan." Ujarnya sembari menunjuk Jake menggunakan dagunya kemudian tertawa.

"Bagaimana kau tau?" Selidik Heeseung.

"Dia memang pintar dalam hal tersebut tapi hati hati nak, karena ada orang yang lebih pintar lagi dibanding dirimu." Jelasnya sembari tertawa.

"Ini orang gangguan jiwa? Dari tadi ketawa mulu." Bisik Ni-ki pada Sunoo.

"Kayaknya sih iya.''

"Dengar ya, pihak yang kalian curigai sebenarnya adal—"

"Mundur!" Seru Siren tiba tiba sembari menarik Sunoo dan Jake karena mereka telat menyadari.

Duar!!

Orang tersebut meledak.











"Kalian trauma tidak melihat manusia meledak seperti tadi?" Tanya Siren hati hati pada keempat lainnya kecuali Sunghoon, Heeseung dan Ni-ki.

"Tak apa tak apa. Menyeramkan memang tapi tak apa." Ujar Jake yang masih berusaha menenangkan diri.

"Sebenarnya kami juga pernah melihat orang dibunuh tapi kalau meledak seperti itu belum, jadi.. tadi sedikit terkejut." Jelas Jay.

Sunoo dan Jungwon mengangguk membenarkan perkataan kedua Hyungnya. Mereka sudah siap untuk membunuh orang kedepannya tapi tetap saja terkejut jika terjadi kematian di depannya.

"Darahnya sudah dibersihkan." Heeseung datang dengan menyemprotkan parfum ke badannya. Takut masih tertinggal bau anyir dari darah.

"Ngomong ngomong siapa yang dimaksud pengkhianat sama orang tadi?" Tanya Sunghoon.

Siren menghela nafasnya, sudah ia duga pasti ada yang menanyakan itu padanya.

"Itu.. sepertinya teman tim ku yang dulu."

"Hah?!" Seru mereka bertujuh bebarengan.

Siren terkejut, "santai santai." Kekehnya,

"Sepertinya dia yang berkhianat." Lanjutnya.

"Kau tak apa?" Tanya Sunghoon, sepertinya cukup menyakitkan di khianati teman sendiri karena itu ia segera menanyakan perasaan Siren.

Yang ditanya hanya menggeleng lemas, "entahlah. Aku juga bingung." Ia tersenyum lesu mengingat itu. Ah sial, semenyakitkan itu ternyata.

Puk..

Satu tepukan berada di pundaknya,

"Tak apa. Ada kami disini." Ujar Heeseung dengan senyumannya diikuti yang lain.

Benar, sekarang ada mereka.

"Terimakasih."







Siren bangun dari tidurnya dan mengambil posisi duduk sambil menoleh ke arah jendela kamarnya.

Matanya menatap bulan purnama yang setia menerangi kegelapan malam tapi tidak dengan kekecewaan yang ada di dalam dirinya.

"Kenapa kamu mengkhianatiku—


















—Jung Haneul."






|TBC

RiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang