Akhirnya mau tak mau Siren menceritakan mereka tentang semuanya karena terus di desak oleh keempat pria yang ingin tau kondisi yang sebenarnya.
Mereka terkejut, jelas. Mereka tak menyangka bahwa dunia segelap itu, mereka membunuh orang orang yang bisa saja dianggap pahlawan. Seakan akan gelar pahlawan tidak boleh ada lagi di dunia sekarang ini.
"Karena itu sebaiknya kalian tidak ikut campur dalam masalah kami, akan berbahaya jika—"
"Kami ikut."
"HAH?!" Ketiga temannya itu segera berteriak dan Siren juga ikut kaget tapi tidak sampai teriak.
"Jangan gila!" Seru Sunghoon.
"Kalian berempat saja. Mau mati?" Tanya Jay pedas.
"Tapi kalian kan cuma manusia biasa. Akan berbahaya untuk diri kalian!" Sahut Heeseung tidak santai.
"Benar kata Heeseung Hyung, ini bukan main main Hyung. Kita bahkan mengamankan keluarga kita sendiri, menjaga interaksi agar tidak ketauan. Kita ga bisa libatin kalian yang—"
"Kita keluarga, kan?" Tanya Jake dengan senyumannya.
"Percaya atau tidak karena kami sudah menduga ini, yaa.. tidak dengan pemerintah itu tadinya sih, kami sudah mempersiapkan diri jika ada situasi seperti ini." Jelas Sunoo di sebelah mereka dengan senyuman cerah yang sering ia tampilkan.
"Kita bisa saja membantu untuk turun langsung, ikut investigasi atau apapun itu. Sepertinya akan keren, iya kan Hyung?" Jungwon tersenyum lebar dengan tangan mengepal untuk memberikan tos pada Jay. Jay menerima itu dan melakukan hal yang sama.
"Ini melibatkan nyawa, tidak keren." Jelas Siren lagi.
"Kami percaya pada kalian untuk melindungi kami dan kalian juga harus percaya pada kami untuk selalu membantu kalian." Jawab Jungwon, perkataan Jungwon itu membuat mereka diam, ketulusan dari mata keempatnya itu membuat Siren mengingat timnya yang dulu, dalam formasi lengkap tentunya.
"Kalau seandainya kami membantu bagaimana kehidupan idol kami?" Tanya Sunoo.
Ni-ki tersenyum, "tidak masalah. Siren Noona yang akan tangani."
Siren mengangguk setuju, sejujurnya dia lega ada tambahan bantuan dari mereka tapi ia juga takut jika nyawa mereka menjadi ancamannya, karena mereka memang tidak ada basic dalam bela diri.
Jadi, apa dia harus mengajarkannya pada mereka sama seperti Siren melatih Sunghoon,Heeseung dan Ni-ki?Di dalam diamnya itu mereka bertujuh sedang mengobrol membahas apa saja yang mereka lakukan selama ini. Sangat heboh dan menyenangkan, saat Siren sadar ia kembali tersenyum. Menurutnya, saat saat seperti ini adalah saat yang paling berharga.
Ia melirik ke arah orang orang yang diikat lalu menatap Sunghoon, Sunghoon yang di tatap juga ikut menoleh ke arahnya. Kemudian Siren memberikan kode untuk mengikutinya.
Dan setelah itu mereka menjauh dari yang lain.
"Kau mengaktifkan sihir juga?" Tanya Siren to the point.
Sunghoon awalnya terkejut kemudian mengangguk, wajar, Siren lebih berpengalaman pastinya dia juga lebih sadar dibanding yang lain.
"Membekukan jantungnya menyebabkan mereka mati. Kamu tau itu kan?" Tanyanya lagi dan dibalas anggukan oleh Sunghoon.
"Aku pikir kamu tak bisa membunuh orang." Kekehnya,
"Apa aku jahat?"
"Tidak. Tadinya jika kau tak melakukannya maka aku yang melakukannya."
"Kau sudah terbiasa membunuh orang?" Pertanyaan Sunghoon membuat Siren tertegun dan setelah itu keadaan menjadi canggung, di dalam hatinya Sunghoon merutuki dirinya sendiri, kenapa ia harus bertanya hal itu pada Siren.