Mereka berdelapan tidur di markas, saat sebelum ke sana mereka memang sudah menyiapkan delapan kantung tidur karena memang sudah niat untuk menginap. Ketujuh laki laki tersebut tidur di ruang latihan sedangkan Siren tidur di atas.
Saat sedang asyik dalam mimpinya, tiba tiba saja terdengar dering telepon dari handphonenya, karena Siren sangat peka dengan suara ia langsung bangun dan mengangkatnya.
“halo?”
“Siren, kemana anak Enhypen yang lain?”
“Sedang ada di markas bersamaku, kami menginap disini kemarin. Bukannya sudah dikabari?”
“iya, dari nada bicaramu sepertinya kau tak tau apa apa ya. Kau baru bangun?”
“kau bertanya padaku di jam 4 pagi seperti ini? Tentu saja aku baru bangun. Kami semua lelah sehabis latihan.”
“liat berita pagi ini. Sebenarnya aku sudah menelpon Jake dan Jungwon tapi handphone mereka sepertinya mati. Sebelumnya aku juga sudah menyiapkan beberapa orang untuk menangani kasus ini.”
“kasus?”
“liat berita.”
“oke oke.”
Setelah itu Siren mematikan telepon secara sepihak, ia membuka internet dan mencari berita yang sedang heboh. Melihat jejeran berita tersebut ia terkejut bukan main bahkan ia hampir berteriak saking terkejutnya. Tapi, ia tak melakukan itu.
"Bagaimana aku bisa melupakan detail seperti ini," ia memijat pelipisnya. Sekarang temannya sedang terkena skandal narkoba.
Siren yakin sudah ada orang dari penguasa yang mulai bergerak secara terang terangan seperti ini, dengan cara menyebar rumor akan mengundang opini publik.
Tempo hari, sepertinya pada saat di peternakan manusia waktu itu masih ada orang yang selamat dan melaporkan hal itu kepada atasannya. Meski menggunakan topeng, tak menutup kemungkinan identitas mereka akan benar benar tertutupi.
"Bagaimana mungkin Jake menggunakan narkoba, anak polos yang sangat menyukai anjing tidak mungkin memiliki pikiran seperti itu." Ia menghela nafasnya berat,
"Pasti ada yang menaruh narkoba tersebut di lemarinya. Tapi kapan?"
Siren baru ingat, kemarin mereka tak ada di dorm. Pasti saat itu ada yang masuk ke dalam dorm mereka. Buru buru ia menelpon Bang si Hyuk lagi.
“Periksa sidik jari di tempat narkoba tersebut. Periksa juga ke tempat tempat yang diduga pelaku sempat memegangnya.”
Dari sebrang sana Bang si Hyuk juga telah menjelaskan hal hal apa saja yang harus dilakukan tapi sebelum itu mereka harus kembali ke agensi untuk mengurus masalah ini.
Setelah telepon itu mati, Siren bangun dan pergi ke bawah. Disana terdapat tujuh laki laki yang sedang tidur sangat nyenyak, sedikit kasian juga karena kemarin mereka latihan sangat keras dan pagi pagi mereka dapat kabar seperti ini.
"Jake bangun," Siren menggoyang- goyangkan bahunya, pelan-pelan Jake bangun setelah itu satu persatu ia bangunkan. Mereka bangun sih, tapi habis itu tidur lagi. Siren memaklumi karena mereka lelah tapi jika tidak bangun bangun Siren jadi kesal sendiri.
"Jika kalian tidak bangun, waktu untuk latihan akan aku tambah dua kali lipat."
Bak mantra mereka langsung bangun dari tidurnya.
"Jake, Jungwon. Coba buka handphone kalian." Pintanya, tiba tiba saja Siren duduk di dekat Jake. Jake bingung dengan tingkah Siren tapi ia tetap melaksanakan apa yang gadis itu katakan.
Menunggu beberapa detik sampai handphone mereka kembali nyala dan betapa terkejutnya mereka melihat banyak notif dari orang orang.
Jake dan Jungwon segera membaca satu persatu setiap pesan kemudian wajah mereka berubah menjadi sedih, Siren tak tega melihat itu jadi ia menundukkan kepalanya.
Melihat perubahan ekspresi keduanya yang lain hanya menatap mereka bingung.
"Kalian kenapa?"
"Buka berita pagi ini." Jelas Jungwon.
Saat mereka membuka ekspresi mereka juga jadi berubah, banyak sekali komentar hate untuk Jake tapi banyak juga komentar positif untuknya, sayangnya komentar positif tersebut seperti menyetujui bahwa Jake menggunakan narkoba tapi mereka mengatakan 'tak apa.'
"Maaf," lirih Siren, ketujuhnya menoleh ke arahnya, wajahnya tak ia angkat seperti biasa. Ia menundukkan kepalanya seperti tak berani menatap mereka.
Jake hanya menghela nafasnya, "tak apa. Keluargaku juga sudah berusaha menangani kasus ini." Ia mengelus rambut Siren yang tepat disebelahnya, berniat memberikan keberanian untuknya. Mereka yakin, Siren akan menyalahkan dirinya untuk saat ini.
"Bukan begitu.. jika aku bertindak lebih teliti kau tak akan ketahuan."
"Siren, yang kita lawan itu penguasa, pemerintah yang merupakan orang orang yang memiliki pengaruh besar di dunia. Sebelum kami bergabung dalam rencana mu pun kami sudah menduga suatu waktu akan jadi seperti ini." Jake tersenyum lembut padanya tapi Siren tetap tak mengangkat wajahnya.
"Maaf,"
"Itu bukan salah Noona, ini salah Jungwon. Maaf Jake Hyung, harusnya Jungwon bisa lebih hati hati dalam menjaga yang lain karena Jungwon leader tapi, ternyata Jungwon ga bisa apa-apa." Jungwon jadi ikut murung bersama Siren, yang lainnya hanya terkekeh.
"Ini jadi ajang saling nyalahin diri?" Kekeh Heeseung.
Keduanya menggelengkan kepala.
"Tak masalah. Kita bereskan sama-sama." Balas Sunghoon.
"Hyung kami kan tidak mungkin memakai narkoba, kami selalu berada disisinya jadi kami tau, karena itu kami bisa jadi saksi untuk Jake Hyung." Ujar Sunoo dengan senyumannya.
"Orang-orang gue juga bakal bantu." Sahut Jay,
"Karena itu Noona, Jungwon Hyung jangan ngerasa bersalah. Kalau ditanya siapa yang salah sepertinya kita semua salah." Ni-ki tertawa kecil sambil mengucapkan itu.
Siren dan Jungwon ikut tersenyum meski sebenarnya Siren sedang memendam amarahnya, ia yakin sekali In Wooru berada di balik pemfitnahan ini. Ia tak akan membiarkan teman temannya terluka lagi untuk kedua kalinya.
Enhypen sekarang berada di kepolisian sedang di intograsi sedangkan Siren sedang berdiskusi dengan Bang si Hyuk. Diskusi itu membahas bagaimana Jake bisa terbebas dari segala tuduhan ini secepatnya karena pasti pelaku yang lain akan berbondong-bondong untuk menjatuhkan Jake yang merupakan salah satu orang yang ketahuan ingin menggagalkan rencana mereka.
Beberapa cctv yang berada di komplek dorm mereka juga kena hack sehingga tak bisa mengakses video apapun pada malam kala kejadian itu terjadi.
Sebentar... Cctv di hack?
"Aku pergi sebentar." Siren tiba tiba berdiri.
"Mau kemana?"
Siren tersenyum, "bertemu teman lama."
Siren keluar dari ruangannya, ia jadi ingat perkataan laki laki yang pernah ia introgasi sebelumnya yang mengatakan—
“ada orang yang lebih pintar lagi dibanding dirimu.”Siren mengambil handphone nya lalu menelfon seseorang,
"Ashley, kita bisa bertemu sebentar?"
|TBC