5

609 112 7
                                    

Double up hehe



"Saya percaya pada anda, karena anda adalah cucu dari nenek Soyeon. Yang saya tau Big hit entertainment dari zaman tujuh pahlawan selalu membantu mereka. Apa sekarang juga masih?"

Pria di depannya itu menaik turunkan alisnya, "saya tidak mengerti. Sebenarnya apa yang kamu inginkan? Bahkan di dunia ini saja monster tidak ada. Saya tidak akan membantu jika kamu malah menyalahgunakan kekuasaan yang saya miliki."

Siren menarik nafasnya dalam dalam, selanjutnya mungkin ia akan mengatakan sesuatu yang gila, yang bisa saja dianggap becanda oleh pria di depannya ini.

"Sejujurnya—"

"Permisi." Suara pintu terketuk. Siren terdiam dan tak melanjutkan perkataannya takut bahwa ada yang mendengar.

Bang si Hyuk juga segera meliriknya, "sepertinya saya ada tamu. Kita bicarakan nanti, tentunya kamu tidak ingin ada yang mendengar perbincangan ini, bukan?"

Siren mengangguk, "kalau begitu saya permisi."

Seraya keluar, ia mendapati bahwa manajer Enhypen yang ingin bertemu dengan CEO Big hit itu. Sembari menyunggingkan senyuman, ia segera pergi menjauh dari ruangan tersebut.

Di lorong gedung tersebut dia memikirkan segalanya, sejenak ia berhenti di depan jendela lorong yang dapat melihat secara jelas keluar. Menghela nafasnya kuat kuat, rasanya ia ingin berteriak. Melakukan segala hal sendirian itu sangat menyulitkan.

"Monster seharusnya tak ada. Tapi kenapa saat itu muncul monster dan.. ia memiliki sihir,"

"Sial, apa yang sebenarnya mereka lakukan."

Hampir saja Siren ingin meninju jendela namun tak jauh dari tempatnya terdapat tujuh orang yang berjalan mendekat. Menyadari itu ia menoleh lalu tersenyum.

"Selamat pagi Noona." Sapa Jake, Siren menggeleng sambil terkekeh pelan.

"Sebenarnya aku masih muda haha, seumuran kalian. Muka ku setua itu kah?" Ujar Siren sedikit bercanda.

Jake gelagapan, Jay segera menyenggolnya, "ah, maaf. Soalnya biasanya para staff sudah berumur 20 tahun keatas." Ucap Jay dengan kekehannya.

"Kalau begitu aku spesial. Ngomong ngomong.. em.." Siren ragu ingin mengucapkannya, mana mungkin dia berbicara bahwa ingin menemui mereka secara privasi, bisa bisa mereka menganggap Siren aneh.

Karena ia tiba tiba diam sejenak, Heeseung menatapnya, "ada apa?" Tanyanya.

"Um, tidak apa apa. Kalau begitu aku permisi." Siren menundukkan kepalanya sopan lalu pergi meninggalkan mereka.

Sementara itu Sunghoon terdiam sejenak lalu menatap kepergian Siren yang semakin lama semakin jauh dari pandangan mereka.



•••



"Manajer, bisakah aku yang mengantarkan makanannya sendiri pada Enhypen?" Tanya Siren hati hati.

Sang manajer yang sedang menatap jadwal group yang berada di bawah tanggung jawabnya itu menoleh ke arah Siren. "Boleh saja."

Siren tersenyum lalu mengucapkan terimakasih dan pergi.

Enhypen memiliki jadwal syuting diluar dan akan kembali ke agensi lagi untuk syuting konten. Siren juga sudah menyiapkan makanan untuk mereka.

Saat bertemu ia harap akan hanya ada ia dan Enhypen saja atau kalau perlu beberapa dari mereka karena ada yang ingin ia ucapkan kepada mereka.

Mereka kembali ke agensi dan sudah syuting konten, saat istirahat Siren segera masuk kedalam ruangan dan memberikan makanan lagi untuk mereka.

"Anu.. Noona?" Panggil Jungwon.

Siren menoleh, "ya?"

"Nama Noona siapa? Rasanya aneh saja jika harus memanggil Noona terus tanpa nama." Kekehnya,

Siren juga ikut tertawa mendengarnya, "Siren. Namaku Siren."

"Tidak ada nama marganya?" Tanya Ni-ki penasaran.

Siren menggeleng, "sebenarnya aku blasteran Indonesia Korea. Aku tak punya nama keluarga."

"Benarkah? Keren!" Seru Sunoo. Siren hanya tersenyum mendengarnya. Pria di depannya itu cukup imut, menurutnya.

"Aku pamit ya, semangat." Ujar Siren yang dibalas anggukan oleh mereka.

Siren menghela nafasnya, tak ada kesempatan untuk mengobrol pribadi pada mereka. Kenapa semua staff selalu ada di ruangan yang sama dengan Enhypen, seandainya mereka tak ada dari hari pertama, Siren sudah bisa mengatakan maksud sebenarnya masuk ke gedung ini.

Berjam jam mereka syuting, sesekali Siren lewat ke ruangan mereka mengecek sudah selesai atau belum. Aera terkadang bingung dengan Siren yang selalu bolak balik seperti itu tapi ia tak terlalu mempedulikannya dan memaklumi tindakan aneh temannya itu.

"Kapan kelarnya ya ampun." Ringis Siren.

Karena bosan ia memilih untuk menonton televisi di ruangan untuk para staff. Kebetulan disana terdapat beberapa temannya jadi ia ikut duduk di sebelah mereka.

Kini televisi tersebut menayangkan sebuah berita. Dan berita mengabarkan bahwa penculikan anak yang berada di umur 6 tahun sampai 12 tahun kini meningkat sebanyak 5%.

Yang lain terlihat tidak peduli dengan berita ini karena memang berita ini pernah di up beberapa kali jadi antusias masyarakat sedikit berkurang. Padahal, berita ini sangat penting. Siren sejujurnya sudah menahan amarah yang memuncak, lagi dan lagi, mereka menculik anak anak untuk dijadikan percobaan terlarang.

Sebenarnya apa yang dilakukan mereka? Apa yang mereka dapatkan untuk itu. Bahkan sampai sekarang percobaan itu selalu gagal, yang ada hanya kematian yang terus meningkat.

Siren menghela nafasnya, jika seandainya keberadaan pemilik sihir tidak dipermasalahkan oleh pemerintah mungkin dari dulu ia sudah mengungkap kasus ini.

Tunggu. Pemilik sihir dibunuh, anak kecil menghilang, percobaan yang selalu gagal dan kemunculan monster yang memiliki sihir. Ia terdiam sejenak, otaknya mulai bekerja lagi, kini muncullah sebuah dugaan. Siren berdiri dan segera pergi. Ia langsung menuju ruangan dimana Enhypen berada.

Disana ia sedikit terkejut karena sudah tak seramai tadi. Hanya beberapa orang saja yang lalu lalang, jangan jangan Enhypen juga sudah pulang.

Saat ia membuka pintunya, ia dapat melihat ketiga member Enhypen yang sedang menyiapkan barang barangnya dan ingin segera pulang.

Menyadari kedatangan Siren membuat ketiganya menoleh,

"Ada apa?" Tanya Sunghoon.

Siren diam sejenak lalu melihat ke arah luar dan mendapatkan keadaan sedang sepi. Ia masuk ke dalam ruangan tersebut lalu menutupnya.

Sontak ketiganya sedikit terkejut. Apa yang dilakukan gadis ini?

"Kenapa ditutup Siren?" Tanya Heeseung bingung.

Siren mengambil nafasnya dalam dalam, "aku tau." Ujarnya tiba tiba.

"Tau apa?" Ni-ki mengerutkan keningnya yang bingung dengan pernyataan yang dikatakan Siren.












"Aku tau bahwa kalian pemilik kekuatan sihir." Bisiknya yang hanya bisa didengar oleh mereka bertiga saja.

Sontak mereka bertiga terkejut, terkejut dengan ucapannya dan terkejut dengan siapa saja orangnya.

Mereka saling melirik satu sama lain, sesungguhnya di hati mereka, mereka sangat gelisah.

"Apa yang kau bicarakan.."






|TBC


RiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang