"Apa kalian makan dengan baik?" Siren menghampiri ketiga ibu hamil tersebut sembari membawakan beberapa buah untuk mereka.
"Siren! Kami senang kau datang kemari." Chaeri menghampiri Siren kemudian memeluknya.
"Kamu sendiri?" Tanyanya ramah, di pelukannya Siren menggeleng.
"Oh, bersama Jay!" Sahut Jiyeon yang melihat kedatangan pria tampan itu yang memakai kaos putih dibalut dengan jaket hitamnya.
"Berdua saja?" Haeri datang menghampiri mereka, keduanya segera menyaliminya.
"Iya, karena habis ini kami akan pergi ke markas." Balas Jay sopan.
"Duduklah dulu, biar aku buatkan minum." Ujar Jiyeon namun keduanya segera menggelengkan kepalanya,
"Tidak perlu. Kami kesini mau berkunjung sebentar saja." Balas Siren.
"Hahaha oke, kalian duduk dulu." Tawarnya, keduanya saling melirik kemudian duduk di sofa dekat mereka.
"Sebenarnya ada yang ingin saya tanyakan, saya harap tidak akan menyinggung perasaan ibu." Tanya Siren hati hati, mereka lagi lagi hanya tertawa saja.
"Jangan terlalu kaku, santai saja sama kami. Sesungguhnya umur kami baru 30 tahun." Ucap Haeri dengan senyumannya, memang benar, setelah mereka dibersihkan lalu dirawat, baru dua hari saja sudah terlihat betapa cantiknya mereka.
"Kalau begitu, apa kalian mengingat nomer keluarga kalian? Kami berniat menghubungi mereka dan memberi tahu keadaan kalian." Jelas Jay.
Mereka hanya diam sejenak kemudian tersenyum sendu, "kami bertiga tak punya keluarga."
Sekarang, Jay dan Siren saling merutuki dirinya masing masing karena bertanya seperti itu pada mereka.
"Kami ini anak dari panti asuhan, kami bekerja di Korea Selatan hidup sendirian dan ternyata malah berakhir di tempat itu." Lanjut Chaeri.
"M-maaf.." Jay dan Siren menundukkan kepalanya merasakan perasaan bersalah yang kini mulai merasuki diri mereka masing masing.
"Tak masalah. Alasan kami bertiga yang diselamatkan adalah karena kami tidak memiliki kontak dengan orang lain sedangkan yang lain mereka memiliki keluarga, jika mereka kabur, besar kemungkinan keluarga mereka yang akan menjadi sandera."
"Sekali lagi kami minta maaf,"
"Ya ampun suasananya jadi kayak gini haha, ayolah tidak masalah, itu semua sudah jadi masa lalu." Ujar Haeri mencoba meringankan suasana. Keduanya hanya tertawa kecil saja sebagai tanggapan dari perkataannya.
"Ka-kalau begitu, ada yang ingin kami sampaikan juga terkait masalah ini." Siren mulai mengganti topiknya agar semua kembali menjadi nyaman.
"Iya silahkan."
"Kami memiliki rencana..,"
Setelah itu selama satu jam mereka membahas rencana tersebut, sekiranya sudah selesai mereka berdua segera pamit.
"Semoga kalian sukses, terimakasih atas segalanya." Jiyeon tersenyum pada keduanya.
"Kami juga terimakasih." Jay membungkukkan badannya sebagai tanda penghormatan pada ketiganya, setelah itu mereka berdua segera kembali ke markas.
Di dalam mobil Jay fokus menyetir dan Siren kembali fokus dengan pikirannya, dia bahkan sampai melupakan beberapa poin penting yang sempat teralihkan karena masalah peternakan manusia itu.
"Oh ya Jay, kita pergi ke museum PION dulu."
"Buat apa?"
"Ada sesuatu yang harus kau terima."