23

363 79 3
                                    


Duar!!



Ada ledakan di luar yang menandakan kubu musuh sudah datang dan itu adalah tanda peringatan.

"Lihat kan! Mereka datang! Semuanya akan mati! Kita semua—"

Crash..

"Maaf tapi kau saja yang mati." Jay menebas leher dokter tersebut, Jake yang mendengar suara ledakan tersebut segera terburu buru mengangkay seorang ibu yang tadi baru saja habis bersalin. Pakaian Jake penuh dengan noda darah karena darah dari ibu tersebut yang masih sedikit mengalir.

"Tinggalkan saja saya disini. Sebentar lagi juga saya akan mati." Lirihnya di gendongan Jake. Jake menggeleng kekeh, "tidak boleh. Saya akan menyelamatkan anda."

"Selamatkan yang masih bisa di selamatkan, tinggalkan saya disini." Wanita tersebut mencoba untuk turun, Jake tak punya pilihan lain, ia kembali menidurkan beliau di kasur seperti sebelumnya.

"Jangan menangis. Kamu orang baik, karena saya akan mati, akan saya beritahu sesuatu, tinggalkan semua bayi yang ada disini lalu ledakan bangunan ini hingga tak bersisa. Sebelumnya kumpulkan bukti terlebih dahulu dan seret yang bersangkutan dengan ini semua ke penjara."

Dengan air mata yang membasahi kedua pipinya wanita tersebut memohon, "aku hanya ingin mereka yang berlaku seperti ini dihukum seberat beratnya. Tolong ya anak tampan."

Sembari menyeka air matanya Jake mengangguk, "Baik. Saya akan lakukan itu."

Jake segera keluar dari ruangan dan menemukan Jay dan Sunghoon yang sudah menggendong ibu hamil lainnya.

Siren keluar dari ruangan tadi dan melihat ke arah Jake, "bantu aku. Kita harus mengeluarkan mereka dari sini." Jelasnya, Jake segera berlari dan mengangkat salah satu dari mereka ke punggungnya.

"Baiklah, aku akan menggendong yang lain juga—"

"Tidak usah." Salah satu dari mereka berucap dengan nada lemas, seperti tak ada tenaga lagi.

"Biarkan kami tinggal disini."

"Tidak bisa saya—"

"Kami ingin mati di tempat ini, tempat dimana semua penyiksaan yang kami alami."

Siren diam tak tau harus menjawab apa karena perkataan mereka seperti mutlak.

"Tapi kalian memiliki bayi,"

"Bayi kami sudah bukanlah manusia lagi. Mereka disuntikkan cairan aneh ke tubuh kecil mereka, karena itu.. tinggalkan kami dan ledakan kami. Pergilah," jelasnya lagi.

Siren menahan air matanya, tekad mereka sangat kuat hingga Siren tak bisa mengelak lagi.

"Saya Siren."

Wanita tersebut tersenyum, "saya Hakyeon. Saya harap kamu memiliki nasib yang lebih baik dibanding saya dan teman teman."

"Iya. Terimakasih dan maaf."

Dor!!

Sudah terdengar suara baku tembak di luar ruangan, pasti yang lain sudah menunggunya. Siren segera keluar dan kembali membentuk pedang lalu membelah setiap peluru yang datang menjadi dua. Sekarang hanya Siren yang mampu bertarung karena ketiga lainnya membawa ibu yang sedang mengandung di punggung mereka.

Mereka mulai berlari ke pojokan dinding, hanya satu ide yang terlintas di otak Siren. Yaitu,

Dengan menjebol dindingnya.

Siren berlari dan menendang dinding tersebut hingga hancur.

"Mulai sekarang gue ga bakal bikin Siren marah." Ujar Jay merinding yang langsung berlari keluar.

RiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang