"Jung Yerin-ssi?"
"Ne"
"Bisakah kamu berangkat ke pulau yang sedang menjadi sorotan itu sekarang? kita akan mendapat banyak sekali momen disana" ucap seorang pria dengan setelan kemeja yang rapi.
"Tentu saja, apa aku akan berangkat sendiri?"
"Tidak, saya akan meminta satu juru kamera untuk menemanimu bekerja disana selama dua hari"
"Baiklah, saya akan bersiap"
----
Menjadi seorang jurnalis bukanlah pekerjaan yang mudah. Aku harus bisa siap untuk pergi kemanapun dan kapanpun serta siap menerima resiko apapun yang akan ku terima di lapangan saat sedang mencari berita.
Namun, paman sudah terlalu baik merawatku dan memberiku pekerjaan ini dengan mudah di perusahaan stasiun televisi miliknya.
Namaku Jung Yerin, orang terdekat biasa memanggilku Yerin. Saat ini usiaku 22 tahun dan aku masih setia dengan pekerjaan yang sudah ku jalani kurang lebih 2 tahun ini. Pikiran untuk berhenti dan menjadi pegawai di coffe shop saja selalu ada di kepalaku setiap kali aku lelah dan hampir menyerah dengan pekerjaan ini. Kemana ujung dari semua perjuanganku selama ini? Aku tidak pernah menemukan jawaban atas apa yang ku kerjakan dengan tulus selama ini.
Kalian pahamkan? Aku seperti merasa sendirian selama ini. Meskipun faktanya, ada Sowon unnie, seorang juru kamera yang selalu menemaniku selama bekerja. Ada Eunha juga yang selalu berjuang bersamaku di pekerjaan ini. Ntahlah perasaan seperti apa ini, hanya saja aku benar-benar ingin berhenti.
----
"Yerin-ah, kajja kita berangkat"
Yaps. Orang yang mengajakku berangkat adalah Sowon unnie. Dia memang juru kamera yang sering ditugaskan pergi bersamaku.
"Kajja unnie"
Yerin dan Sowon berangkat naik kapal dari pelabuhan terdekat menuju suatu pulau yang sedang ramai dibicarakan karena adanya rumah sakit kecil yang terbakar disana.
"Kau sudah membaca laporan tentang pulau dan rumah sakit itu?" Tanya Sowon
"Hanya sedikit unnie" ucap Yerin
"Ku dengar di pulau itu sedang ada beberapa intel yang mencari informasi dan juga akan menangkap orang orang tertentu"
"Mwoya .. itukan pulau kecil, kenapa juga bisa sampai ada intel unnie" ucap Yerin
"Molla, bisa saja mereka ada sangkut pautnya kan dengan kebakaran rumah sakit itu" ucap Sowon
"huhh ntahlah unnie, kita cari info yang pasti pasti saja" ucap Yerin
Mereka menghabiskan 30 menit untuk tiba di pulau yang mereka tuju.
Sesampainya disana, mereka juga bertemu dengan beberapa jurnalis dan kameramen dari stasiun televisi lain.
"Mereka tiba lumayan cepat" ucap Sowon yang agak ribet dengan tas kameranya.
"Kajja unnie, disana" ucap Yerin menunjuk kerumunan orang dan mobil pemadam kebakaran.
Mereka berlari kecil dan berusaha mencari spot untuk mengambil gambar dan video untuk laporan.
"Kau carilah narasumber, aku akan mengambil gambarnya" ucap Sowon
Yerin mengangguk dan langsung mengambil buku catatan dan tape recorder dari tasnya.
Ia berjalan menyusuri lokasi kebakaran itu sambil mencari warga yang memungkinkan untuk di tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journalist [SINRIN]
FanfictionPekerjaan ini berbahaya, dan ntah berujung dimana. Tapi pada akhirnya aku bersyukur karena pekerjaan ini mempertemukanku dengannya - Jung Yerin.