Waktu menunjukkan pukul 7 pagi.
Alarm dari ponsel Yerin membuatnya terbangun pagi ini. Yerin memang selalu menyetel alarm pukul 7 agar tidak terlambat ke kantor. Jam masuk Yerin setiap harinya adalah pukul 8, namun Yerin termasuk orang yang tidak suka terlambat dan tergesa-gesa, makanya dia selalu menyetel alarm agar tidak terlambat.
"ahh baru kali ini tidurku terasa sangat nyaman" ucap Yerin sambil merenggangkan badannya.
Ia merapikan kasur Sinb yang menjadi tempat tidur nya tadi malam. Setelah selesai, Yerin langsung keluar kamar untuk memeriksa Sinb.
Yerin berjalan sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara yang dapat mengganggu tidur Sinb.
"dia masih tidur .." batin Yerin
Yerin pergi ke dapur untuk memeriksa bahan apa yang ada di kulkas dan lemari Sinb. Mungkin agak tidak sopan ya karena Yerin juga baru pertamakali mengunjungi apartemen Sinb. Tapi Yerin ingin membuatkan sarapan untuk Sinb sebelum dia berangkat ke apartemennya untuk bersiap kerja.
Sinb sendiri selalu bangun pagi meskipun tanpa alarm. Seperti memang sudah kebiasaan sejak kecil. Ia melihat ke arah dapur saat mendengar beberapa suara dari dapurnya.
"mwoya .. " Sinb langsung mengambil tongkatnya dan melihat ke dapur.
"eo, kamu sudah bangun" ucap Yerin melihat Sinb yang berdiri dengan wajah yang terlihat masih agak mengantuk
"unnie ngapain?" tanya Sinb
"aku membuatkanmu sarapan" ucap Yerin
kebetulan Yerin menemukan spagetthi dan beberapa bahan lainnya untuk dimasak jadi dia langsung memeriksa tanggal expirednya dan mulai memasak.
"yaampun, unnie kan harus berangkat kerja .. kenapa repot-repot membuatkanku sarapan" ucap Sinb merasa tidak enak
"gwenchana Sinb-ah, duduklah di meja makanmu, ini sebentar lagi selesai" ucap Yerin
Sinb mengangguk, namun ia malah mendekat ke Yerin.
"wae? jangan membantuku, ini sudah hampir selesai" ucap Yerin mengaduk spagetthi yang sedang ia siapkan untuk Sinb
"aniy .. unnie seperti eomma" ucap Sinb semakin mendekat
Untungnya Sinb tidak bisa melihat wajah Yerin yang agak memerah saat ini karena ucapan Sinb barusan. Saat ini posisinya Yerin membelakangi Sinb, jadi mereka tidak bisa saling melihat.
Tubuh Sinb tepat berada di belakang Yerin saat ini. Sinb menepis jarak diantara mereka dengan memeluk Yerin dari belakang. Ia juga menyandarkan kepalanya di bahu Yerin.
"setiap pagi, eomma akan selalu memasakkanku spagetthi atau nasi goreng sebelum sekolah dulu" ucap Sinb
Yerin mematikan kompor dan berbalik ke arah Sinb, dengan jarak yang masih sangat dekat. Hal itu jelas membuat keduanya agak canggung dan terkejut. Namun Yerin tersenyum dan langsung memeluk pinggang Sinb.
"apa eomma juga memelukmu seperti ini setiap pagi?" tanya Yerin sambil tersenyum dan menatap mata Sinb
"nd-nde? eo .. ah i-iya" Sinb agak gugup dengan apa yang dilakukan Yerin saat ini.
Yerin terkejut saat Sinb tiba-tiba memeluknya dari belakang tadi. Namun Yerin juga akan melakukan hal yang sama jika itu membuat keduanya nyaman dan semakin dekat.
"geure .. aku juga akan melakukan itu" ucap Yerin yang menarik Sinb kedalam pelukannya, bahkan membuat tongkat Sinb terlepas dan jatuh. Namun keduanya sama-sama tidak merespon apapun.
"apa yang aku lakukan sekarang" batin Yerin
"bisakah kita seperti ini terus setiap hari untuk kedepannya unnie .. " batin Sinb
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journalist [SINRIN]
FanfictionPekerjaan ini berbahaya, dan ntah berujung dimana. Tapi pada akhirnya aku bersyukur karena pekerjaan ini mempertemukanku dengannya - Jung Yerin.