20

331 50 2
                                    

Hari ini Yerin dan Sowon harus berangkat ke luar kota untuk liputan langsung. Eunha, Yuju, Sinb dan Umji mengantar mereka ke bandara. Harusnya Yuju juga ikut, tapi karena mendadak dia di tugaskan untuk liputan di Seoul saja, akhirnya Yuju tidak jadi ikut.

"Uljima bunny, hanya 4 hari saja" ucap Sowon menenangkan Eunha

"Jaga kesehatan disana unnie, makan yang banyak. Jangan pikirkan hal-hal buruk ya, telfon aku kalau ada apa-apa" ucap Sinb

"Ne Sinb-ah, kamu juga jaga kesehatannya disini. Umji-ah, tolong periksa jika dia tidak meminum obatnya" ucap Yerin

Kebetulan Sowon dan Yerin mendapat penerbangan pagi jam 7, jadi pesawat mereka akan berangkat paling awal.

"Saranghae" ucap Sinb

Yerin langsung memeluk Sinb sangat erat.

"Jangan khawatir ya unnie .. semuanya akan baik-baik saja. Sowonnie juga akan menjagamu" ucap Sinb

"Ne .. baik-baik ya disini" ucap Yerin

Setelah merasa agak tenang, Yerin dan Sowon memutuskan untuk naik ke ruang tunggu. Mereka melambaikan tangan sampai akhirnya tiba di atas.

"Haah aku benci LDR" ucap Eunha

"Tahanlah unnie, hanya 4 hari kok" ucap Umji

"Huh semoga mereka baik-baik saja" ucap Sinb

"Ah bucin satu ini juga akan merasa hampa" ucap Yuju

Mereka segera meninggalkan bandara setelah Yerin dan Sowon masuk ke ruang tunggu. Sinb harus mengunjungi suatu tempat. Sementara Yuju dan Umji akan pergi berdua. Eunha menemani Sinb karena ia juga sedang tidak ada kerjaan. Jadi mereka semua berpisah di bandara.

Sinb dan Eunha pergi naik taksi karena Sinb masih belum boleh menyetir sendiri.

"Tidurlah unnie, kalau sudah sampai nanti aku bangunin. Ini masih jam 6.30" ucap Sinb

"Memangnya kita mau kemana sih?" Tanya Eunha

"Mengambil pesananku" ucap Sinb

----

Sinb dan Eunha berada di sebuah toko emas yang cukup besar di tengah kota Seoul. Toko itu belum buka, tapi Sinb adalah pelanggan VIP disana jadi dia bisa mengambil pesanannya kapanpun.

"Bagus kan unnie?" Tanya Sinb

"Woah jinjja .. itu sangat indah Sinb-ah, seleramu ok juga" ucap Eunha

"Kira-kira aku akan diterima tidak ya?" Tanya Sinb

"Aku yakin kau akan diterima, lagian kalian sudah saling menyayangi sejak awal bertemu kan? Yerin unnie tidak punya alasan menolak orang setulusmu" ucap Eunha

"Haha benar unnie, cinta pandangan pertama itu nyata" ucap Sinb

Pesanan Sinb selesai di siapkan dengan rapi. Mereka langsung keluar dari toko emas tersebut. Saat akan menaiki taksi, ponsel Sinb berbunyi.

"Nugu?" Tanya Eunha

"Ah ini Umji" ucap Sinb

"Wae Yewon-ah?"

"Ka .. kau sudah melihat itu Eunbi?"

"Hm, melihat apa?"

"Ah .. i .. itu .. ottoke"

"Wae? Ada apa? Apa yang terjadi?"

"Pesawat Yerin unnie dan Sowonnie--

Sinb langsung mematikan telfonnya saat mendengar kata 'pesawat' ia menarik tangan Eunha untuk segera masuk ke taksi.

"AHJUSSI KE BANDARA SEKARANG ! PALLI" Ucap Sinb panik

"Wae Sinb-ah? Apa yang terjadi?" Eunha juga ikutan panik, bahkan ia menangis saat ini

Sinb tidak bisa berkata apapun. Pikirannya kacau seketika. Yerin, Yerin, dan Yerin. Itu lah yang berputar di kepalanya saat ini. Apakah Yerin baik-baik saja? Apa yang terjadi dengan pesawatnya? Ponsel Yerin tidak aktif.

Sinb hanya bisa menenangkan Eunha yang terus menangis dan berusaha mengatur napasnya sendiri. Berharap pikiran buruknya segera hilang, tapi itu sulit.

----

Sinb dan Eunha tiba di bandara. Sinb membayar taksinya bahkan tidak melihat uang berapa yang ia keluarkan. Ia membayar taksi itu berkali-kali lipat dan langsung berlari masuk ke bandara tersebut.

"Sinb-ah" suara Umji menghentikan Sinb

"Dimana?! Kemana kita harus mencari informasi pesawatnya?" Ucap Sinb panik

"Tenanglah dulu Sinb-ah" ucap Yuju

"Mwo? Tenang? Bagaimana aku bisa tenang unnie?! Huh kalian bercanda" ucap Sinb

Sinb terus bulak-balik, ia bahkan berlari ke ruang check-in dan ruang tunggu pesawat yang dinaiki Sowon dan Yerin. Informasi tentang penumpang belum diberikan sama sekali.

Mereka semua hanya bisa duduk di ruang keberangkatan sambil Yuju dan Umji terus menguatkan Eunha dan Sinb.

"Harusnya aku ikut bersama mereka, aniy aku harusnya melarang Yerin unnie pergi" ucap Sinb terus mengacak rambutnya frustasi

"Eunbi-ah, tenangkan dirimu" ucap Umji

"Harusnya Yerin unnie bersamaku saat ini kan Yewon-ah? aku bodohkan? aku bodoh" ucap Sinb

Sinb terus menyalahkan dirinya dengan Eunha yang terus menangis berharap semuanya hanya mimpi, tapi ini jelas hal yang sangat nyata untuk mereka.

Sinb mengambil ponselnya dan ada 10 panggilan tak terjawab dari paman Yerin.

"Aku bahkan tidak berani mengangkat panggilan dari paman" batin Sinb

Sinb merasa sangat bersalah, meskipun ia juga tidak bisa berbuat apa-apa saat ini. Tidak ada panggilan atau pesan dari Sowon dan Yerin membuat mereka semakin frustasi dengan pikiran dan membuat keadaan semakin buruk dengan keyakinan mereka atas apa yang terjadi saat ini.

"Mianhe unnie .. aku bahkan benar-benar tidak bisa menjagamu sampai akhir" batin Sinb

--------

SELAMAT MEMBACA.

Terimakasih untuk yang sudah mampir dan membaca cerita ini. Mohon maaf masih berantakan dan banyak kekurangannya. Semoga kalian suka ya, mohon dukungannya dengan vote . Satu vote dari kalian sangat berharga untuk semua author. Meskipun saya belum pantas menyebut diri saya Author karena saya menulis disini hanya sekedar ingin meluapkan emosi saya saja 😁 sekali lagi terimakasih yang menyempatkan waktunya untuk membaca cerita ini 🤍

The Journalist [SINRIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang